“Mas Mail, tentukan jalan hidup terbaikmu dan miliki restu kedua orangtuamu”
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]asangan suami istri memang kerap bersilang pendapat. Apalagi tentang aktivitas dan pilihan jalan hidup anaknya. Karena itu diperlukan ayah yang berkarakter tegas dan ibu yang lebih terbuka serta mengedepankan toleransi.
Saat ini, pasangan tersebut tengah bingung dengan langkah yang ingin dijalani Mas Mail. Tapi, Mas Mail ini bukan Kang Mail yang dijodohkan seperti cerita Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih ya, tapi ini Mas Mail pemuda pemimpin milenial asal Trenggalek, Jawa Timur.
Perbedaan sikap Ayah dan Ibunya itu membuat Mas Mail menjadi anak yang serba salah. Maju kena, mundur juga kena.
Walau Mas Mail ini telah menikah dengan artis cantik Arumi Bachsin, ia tetap kerap kebingungan menghadapi sikap dari Ayah dan Ibunya. Mungkin masih labil ya hehe
Ia kini menjadi pemimpin di kota yang didirikan oleh Menak Sopal dan rencananya ingin melanjutkan karir di Jawa Timur.
Saat ini, Ayah Mas Mail bernama PDIP dengan tegas melarang Mas Mail bepergian memperebutkan kursi kedua di Jawa Timur. Dengan berbagai pertimbangan, ayahnya dengan tegas dan keras melarangnya.
Namun, Mas Mail masih saja berdiam diri dan bungkam saat Ayahnya melarang. Keinginan Mas Mail ini sebelumnya sempat dibicarakan dengan Ibunya, Golkar dan izin Ibunya ini pun telah dikantongi. Akhrinya, keinginan Mas Mail ini dibela ibunya.
Ibunya pun berujar pada suaminya yang melarang anaknya itu. “Anaknya aja mau maju kok, jangan malah dilarang,” ujar Ibunya Mas Mail.
Dan akhirnya, Mas Mail hanya bisa terdiam saat Ibu dan Ayahnya saling adu argumentasi dan bersilang pendapat. Percekcokan pun terjadi dan tak bisa dihindari dikeluarga ini.
Mas Mail memang disadari memiliki potensi dan itu yang menjadi alasan kuat Ibunya untuk mendukung berbagai peluang bagi anaknya.
Percekcokan antara Ibu dan Ayahnya menjadi berkepanjangan, hal ini membuat Mas Mail berlari mengurung diri di kamarnya merenungkan jalan terbaik baginya menentukan pilihan hidup.
Dalam kondisi gelap dan gundah, Mas Mail merenung. Bagaimana nasibku? Akankah mengikuti apa mau PDIP? Atau Golkar?
Hmmm. Mas Mail, nasibmu kini ada dipersimpangan jalan. (Z19)