HomeCelotehAmien Takut PA 212 Melempem?

Amien Takut PA 212 Melempem?

“Pilpres mendatang sudah jelas diperlukan sosok pemimpin yang baru, yang kriterianya diambil dari agama. Jadi yang tidak suka menebar janji, yang kemudian melayani kepentingan bangsa sendiri.” ~ Penasihat Persaudaraan Alumni 212, Amien Rais.


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]ebagai Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni (PA) 212, Amien Rais kian vokal menyuarakan kepentingan umat. Biasanya sih, disampaikan dalam bentuk kritikan pedas terhadap rezim Pemerintahan saat ini yang dinilai tidak pro terhadap umat Islam. Terbukti banyak ulama yang terus dikriminalisasi. Mmm, maksudnya ulama yang lagi nyantol di Arab Saudi itu bukan ya?

Dan sebelum ini, Tim 11 PA 212 sempat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, pada Minggu, 22 April 2018. Ya hasil pertemuannya sih masih seputar apa yang diserukan Amien tadi. Hanya saja, Amien gak ikut dalam pertemuan itu, sehingga setelahnya, ia perlu melakukan pertemuan kembali dengan Tim 11 tersebut.

Lah, kalau memang sebagai penasihat PA 212 Amien dirasa perlu mengetahui isi pertemuan tersebut, kenapa dianya gak ikut aja sih waktu Tim 11 bertemu Presiden Jokowi? Aya aya wae ah. Oh, eike tahu, itu mungkin karena Tim 11 ini memang ditunjuk langsung sebagai perpanjangan tangan Rizieq Shihab.

Jadi bisa jadi sebagai Penasihat PA 212, Amien gak tau persis misi apa yang dibawa Tim 11 saat bertemu dengan Presiden. Ya kan bisa aja dung ya, PA 212 melunak terhadap Pemerintah. Karena toh sosok Rizieq Shihab tak bisa diabaikan dalam kehidupan sosial politik Indonesia. Sesuatu banget lah pokoknya.

Kalau PA 212 sampai melunak terhadap pemerintah, kan bisa repot juga Amien nanti. Udah cape koar-koar ‘menghasut’ sana-sini di berbagai daerah di Indonesia agar umat memilih ‘Partai Allah’, eh taunya PA 212-nya sendiri yang melempem. Gimana gak bete coba.

Pertemuan lanjutan PA 212 dengan Amien beserta Muhammad Al Khaththath, Eggy Sudjana, Slamet Maarif, dan Novel Bamukmin memang sepertinya bermaksud agar PA 212 tetap di jalurnya dan tetap istiqomah untuk terus menyuarakan aspirasi umat. Simpelnya, untuk kritik pemerintah saat mereka zalim.

Amien mungkin merasa hidup di negeri yang rezimnya zalim, sehingga perlu untuk terus mengkritik Pemerintah. Meskipun kritikannya itu terkadang gak berdasar, ya pokoknya ngeritik dulu aja deh. Kan tujuannya satu, Pilpres 2019 mendatang muncul pemimpin baru. Kira-kira asal bukan Jokowi lah ya. Amien sepertinya memang sepemikiran dengan perkataan Jonathan Swift (1667-1745), ‘For in reason, all government without the consent of the governed is the very definition of slavery.’ (K16)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Data IDI Dengan Pemerintah Berbeda?

IDI dilaporkan data kematian Covid-19 yang berbeda dengan pemerintah. Sebut kematian telah sentuh angka 1000 sedangkan data pemerintah belum sentuh angka 600. Dinilai tidak...

MK Kebiri Arogansi DPR

"(Perubahan pasal UU MD3) sudah diputuskan hukum, iya kita sebagai negara hukum, ikut dan taat apa yang telah diputuskan MK yang final dan mengikat,"...

Gerindra ‘Ngemis’ Cari Teman

"Prioritas Gerindra tetap dengan PKS, PAN. Mungkin juga dengan Demokrat yang belum nyatakan sikap. Kita lihat PKB juga.Jadi kita akan merajut koalisi lebih intensif,...