HomeNalar PolitikRevisi UU MD3 Molor Lagi

Revisi UU MD3 Molor Lagi

Tarik menarik kepentingan partai politik membuat pembahasan revisi undang-undang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3) kembali molor.  Sampai kapan DPR bisa menyelesaikan tugas-tugasnya?


PinterPolitik.com

“Saya kira tidak ada masalah sejauh ini, sudah berjalan, tinggal proses dan mekanismenya harus disesuaikan dengan mekanisme yang berlaku.”

[dropcap size=big]J[/dropcap]anuari lalu, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon memastikan kalau proses revisi Undang-Undang No. 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3) akan berjalan dengan lancar dan menampik kabar adanya partai politik (parpol) yang ingin mengulur-ulur pengesahannya. Namun hingga memasuki awal Juli, pembahasan UU tersebut masih juga belum ada kejelasan kabarnya.

Usulan revisi UU MD3 pertama kali diungkapkan oleh PDI Perjuangan pada sidang paripurna pengesahan Ketua DPR RI Setya Novanto beberapa waktu silam. Sebagai partai pemenang pemilu 2014, PDI Perjuangan merasa pantas mendapatkan jatah kursi pimpinan DPR dan MPR. Karenanya, revisi UU tersebut menyangkut rencana penambahan kursi pimpinan MPR dan DPR.

Menurut seorang sumber di Parlemen, penentuan jumlah penambahan kursi pimpinan ini terancam terbengkalai pembahasannya, karena DPR juga tengah fokus menunyaskan pembahasan RUU Penyelenggaraan Pemilu. Terutama klausul yang hingga saat ini masih sangat a lot pembahasannya, yaitu menyangkut syarat ambang batas pengajuan capres-cawapres (presidential threshold/Pres-T).

Pembahasan Pres-T, lanjutnya, sangat menyita energi anggota Dewan lantaran semua fraksi sangat berkepentingan dengan isu tersebut. “Ada sejumlah agenda yang akan molor, termasuk revisi UU MD3. Semua fraksi berkonsentrasi pada RUU Pemilu,” katanya, Senin (3/7).

Molornya berbagai revisi UU, termasuk UU MD3, juga diakui oleh Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Firman Soebagyo pada pertengahan Mei lalu. Menurutnya, semua pembahasan itu sifatnya dinamis, “Yang alot itu ada usulan penambahan pimpinan DPR sebanyak dua pimpinan, jadi nanti totalnya akan ada tujuh pimpinan DPR. Terus MPR itu ditambah menjadi enam, sehingga totalnya jadi sebelas. Dan untuk pimpinan DPD ditambah dua lagi, jadi totalnya ada lima,” pungkasnya.

Baca juga :  Ini Rahasia Jokowi Kalahkan Megawati?

(Suara Pembaruan)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...