HomeNalar PolitikKoalisi Duo DM di Jabar

Koalisi Duo DM di Jabar

Kecil Besar

Golkar dan Demokrat berkoalisi di Jabar. Kang Dedi dan Kang Demiz resmi berduet. Mungkinkah mereka bisa menang?


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]emilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) tinggal beberapa bulan lagi. Partai-partai Politik pun sibuk mencari tandem lewat beragam manuver yang  tak terduga. Misalnya, manuver yang dilakukan oleh Partai Beringin dan Partai Demokrat.

Partai Beringin yang semula ‘mengabaikan’ Dedi Mulyadi (Kang Dedi), kini memilih ‘baikan’ lagi. Mungkin udah nyadar Partai Beringin, kalau mengusung ‘anak sendiri’ lebih tepat dan nggak bikin ribet.

Mulanya Partai Beringin diisukan untuk berduet dengan Partai Banteng. Sebab Partai Banteng kelihatannya tertarik dengan Kang Dedi. Tapi, kayaknya Partai Banteng bakal gigit jari karena Partai Beringin kini lebih memilih untuk menjadikan Partai Demokrat sebagai tandemnya. Mungkin Partai Beringin masih trauma dengan hasil Pemilu DKI Jakarta kemarin kali ya?

Sementara itu, kubu Demokrat semula sempat masuk di dalam koalisi ‘poros baru’ bersama PAN-PKS untuk mengusung Deddy Mizwar (Kang Demiz) dan Ahmad Syaikhu. Akan tetapi, koalisi tersebut ternyata hanya seumur jagung. PAN-PKS akhirnya kembali ke skema lawas, bergabung dengan Gerindra. Formasi ‘Tiga  trisula’ ini di Pilgub DKI kemarin, sukses bikin Banteng dan Beringin mati kutu.

Akhirnya Demokrat memilih menerapkan skema yang serupa dengan PIlgub Jatim, yakni berkoalisi dengan Partai Beringin. Dengan demikian, terbentuklah koalisi baru untuk mengusung ‘Duo DM’, Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar.

Katanya ini koalisi zaman now, gaes. Jangan lihat sosok calonnya, ya gaes, tapi liat visi dan misi partai pengusungnya gaes. Katanya, dengan mengusung ‘Duo DM’, Beringin dan Demokrat telah menerapkan skema ‘sayang anak, sayang keluarga’, upss. Mungkin udah lelah dengan tudingan sebagai Partai outsourcing, kali ya?

Wah, ini berarti Kang Dedi dan Kang Demiz bakal bahu membahu di atas pangung Pilgub Jabar dong gaes. Antara Kang Dedi dan Kang Demiz, kira-kira siapa yang bakalan jadi calon Gubernurnya, ya gaes? Mungkinkah koalisi ‘Duo DM’ mampu menandingi koalisi ‘tiga trisula’ yang telah teruji kehebatannya di Pilgub DKI kemarin? (K-32)

Baca juga :  Didit The Peace Ambassador?
spot_imgspot_img

#Trending Article

Anies and The Democracy’s “Devil’s Advocate”

Anies Baswedan belakangan ini melempar argumen tandingan soal bonus demografi Indonesia, topik yang baru-baru ini dibahas oleh Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden Indonesia. Mungkinkah Anies berusaha mengambil peran sebagai “pemantik” diskursus dalam demokrasi Indonesia, persis seperti Rocky Gerung di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dulu?

Never Downplay Prabowo’s Tactics?

Gerakan masif dan terstruktur pemerintahan Presiden Prabowo Subianto di bidang pembangunan dan pangan mulai terlihat. Menariknya, TNI seolah menjadi pivot penggerak dalam gagasan terkait hal itu. Lalu, mengapa hal ini dilakukan Presiden Prabowo?

Prabowo-Jokowi: Too Close Too Much Trouble

Kedekatan Prabowo dan Jokowi rupa-rupanya tak disukai banyak pihak, terutama oleh faksi-faksi politik di lingkaran politik koalisi Prabowo sendiri.

Prabowo’s Men: Penyambung Lidah Presiden

Presiden Prabowo menunjuk Mensesneg Prasetyo Hadi sebagai juru bicara (jubir). Mengapa penyambung lidah presiden ini punya peran penting?

Berebut Kursi Gibran: Menuju 2029?

Perebutan kursi cawapres 2029 semakin panas dengan manuver politik. Mampukah Gibran mempertahankan posisinya di tengah permainan ini?

Return of the Wolf Warrior?

Retorika internasional Tiongkok belakangan mulai menunjukkan perubahan. Kira-kira apa esensi strategis di baliknya? 

Prabowo’s Revolusi Hijau 2.0?

Presiden Prabowo mengatakan bahwa Indonesia akan memimpin revolusi hijau kedua di peluncuran Gerina. Mengapa ini punya makna strategis?

Cak Imin-Zulhas “Gabut Berhadiah”?

Memiliki similaritas sebagai ketua umum partai politik dan menteri koordinator, namun dengan jalan takdir berbeda, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Zulkifli Hasan (Zulhas) agaknya menampilkan motivasi baru dalam dinamika politik Indonesia. Walau kiprah dan jabatan mereka dinilai “gabut”, manuver keduanya dinilai akan sangat memengaruhi pasang-surut pemerintahan saat ini, menuju kontestasi elektoral berikutnya.

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...