HomeCelotehYang Tolak Vaksin Gara-gara Prabowo

Yang Tolak Vaksin Gara-gara Prabowo

“Basis Pilpres, nah ini, jadi ternyata pendukung pak Prabowo-Sandi di 2019 itu cenderung tidak percaya vaksin/efektivitas vaksin (39,7 persen) ketimbang pendukung pak Jokowi (24,8)”. – Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia 


PinterPolitik.com

Pembelahan sosial memang jadi salah satu isu turunan dari polarisasi politik pasca sebuah kontestasi elektoral. Ini akibat masyarakat yang diharuskan untuk memilih tokoh tertentu dan pada saat yang sama mempersepsikan negatif lawan politik dari tokoh yang mereka dukung.

Apalagi kalau pendukungnya rada fanatik. Bisa-bisa senggol bacok cuy. Berani macam-macam sama junjungan yang didukung, bisa-bisa tackle ala Sergio Ramos yang pemain Real Madrid itu mendarat juga di kalian. Hehehe.

Baca juga: Bukan Anies-Gibran, Mengapa Jokowi Dorong Pilkada 2024?

Nah, di banyak kontestasi elektoral, nyatanya pembelahan sosial ini bisa berlangsung dalam masa yang lama. Bahkan, setelah Pilpres berakhir, orang-orang masih musuhan karena perbedaan pilihan politik yang ada.

Ini juga bisa terjadi pada presepsi mereka terhadap pemerintahan yang berkuasa. Kalau yang berkuasa itu adalah sosok yang didukung, maka hidup mati let’s say yes. Tapi, kalau dari tokoh yang dilawan, maka sikap politik yang terjadi sangat mungkin akan sebaliknya.

Inilah yang tengah terjadi di Indonesia. Pembelahan politik di Pilpres 2019 lalu, nyatanya masih punya bekas yang cukup kuat hingga saat ini. Padahal, Prabowo Subianto yang menjadi lawan Jokowi kini justru ada dalam kubu pemerintah. Nggak tanggung-tanggung cuy, bersama Sandiaga Uno yang sebelumnya jadi cawapres Prabowo, dua-duanya udah bersumpah setia pada jabatan sebagai pembantu presiden.

Konteks pembelahan itu terlihat dari persepsi masyarakat terkait vaksin Covid-19. Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 39,7 persen pemilih Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 tidak percaya pada efektivitas vaksin. Iyes, hampir 40 persen cuy persentasenya.

Baca juga :  Airdrop Gaza Lewati Israel, Prabowo "Sakti"?

Tapi eh tapi, ada juga yang dari pendukung Pak Jokowi yang menolak vaksin. Persentasenya mencapai 24,8 persen. Artinya emang dua kutub sama-sama menyumbang orang-orang yang nggak percaya vaksin.

Hmm, walaupun demikian, tetap jadi PR besar sih buat Pak Prabowo untuk mengajak orang-orang yang mendukungnya itu untuk percaya pada vaksin. Well, walaupun kita tahu nggak ada jaminan juga kalau setelah divaksin bakal bebas Covid-19.

Tapi, setidaknya mungkin ini momen yang tepat buat Pak Prabowo lebih banyak bersuara. Hayo loh pak, suaranya udah ditunggu banyak orang sejak beberapa bulan lalu. Ehehehe. Uppps. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.