HomeCelotehTerawan ‘Tidak Peduli’ pada Dokter?

Terawan ‘Tidak Peduli’ pada Dokter?

“Seorang dokter menyembuhkan, dan alam yang menciptakan kesehatan” – Aristoteles, filsuf asal Yunani


PinterPolitik.com

Gengs, di antara banyak ahli kesehatan, tentu kalian pernah dengar ragam sebutannya. Salah satu yang paling melegenda ya Tabib. Diambil dari bahasa Arab, Tabib juga sangat dikenal di dataran China. Mimin mau ceritakan satu sosok tabib yang sangat melegenda bernama Tabib Bian Que.

Suatu hari, Tabib Bian Que bertemu dengan Kaisar China. Karena sudah punya insting kesehatan yang kuat, baru saja berhadap, Tabib Bian Que sudah bisa mendeteksi bahwa dalam tubuh Kaisar ada penyakit mematikan.

Tabib Bian Que pun memberi tahu Kaisar. Namun, namanya juga pemerintah, agak ngeyel kalau nggak ada bukti-bukti rasional, sebab Kaisar merasa dirinya baik-baik aja kok. Hari berganti hari, hingga pada suatu waktu, benarlah apa yang dikata Tabib Bian Que. Kaisar jatuh sakit. Dipanggil lah Tabib Bian Que ke kerajaan.

Namun, saat melihat Kaisar, tabib justru malah mau pulang, cuy. Ternyata setelah ditanya, ia bilang, bahwa penyakit Kaisar sudah ada di tulang. Andai saja kemarin pas diingatkan segera diobati, mungkin bisa diatasi. Kalau sudah begini, kaisar dan kerajaan hanya bisa pasrah. Nggak berselang lama, Kaisar pun meninggal dunia.

Dari kisah ini intinya satu: jadi orang jangan ngeyelan. Kalau dokter yang lebih punya insting kesehatan bilang ‘A’, ya nurut aja lho. Saking pentingnya peran tabib atau dokter, bahkan di kesusastraan Arab, ilmu kedokteran adalah satu di antara dua ilmu (selain hukum) yang wajib hadir di setiap masyarakat.

Makanya, kalau sampai ahli kesehatan nggak dipercaya, kacau balau deh jadinya, gengs.

Seperti yang kemarin sempat menyeruak dalam pemberitaan nasional, di mana ternyata nih data dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19 mengalami perbedaan jumlah antara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Lha kok bisa nih gimana toh? Kelihatan nggak ada koordinasi antar dua aktor penting gitu loh.

Meski kedua-duanya adalah lembaga kredibel. Mimin ingat sama nasihat orang tua, bahwa ‘percayalah pada yang memang ahlinya’.

Maka soal kesehatan, mimin harus lebih percaya dengan data IDI. Lagian kok Kemenkes bisa berbeda analisis dengan IDI sih? Logika aja, cuy, IDI kan suatu ikatan yang dibangun atas dasar sumpah profesi dan solidaritas.

Ya, masa data 100 lebih dokter meninggal yang dicatatnya itu merupakan karangan? Kan nggak, cuy. Mereka pasti mencatat data berpijak pada data lapangan.

Kalau Kemenkes bilang hanya 30 dokter yang meninggal, ini yang patut dicurigai. Jangan-jangan Kemenkes selama ini nggak perhatian dengan aktivitas IDI, bahkan untuk sekadar mencocokkan data.

Yang rugi siapa? Bukan hanya rakyat, cuy, tetapi dunia pendidikan dan negara juga. Selain Kemenkes yang rugi karena banyak dokter dan tenaga medis meninggal, ada beberapa kementerian lagi yang terdampak, sob. Misal, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) pasti terdampak dengan situasi ini. Pasti banyak penelitian yang sedang dilakukan jadi mangkrak dan terhenti karena banyak dokter yang meninggal.

Selain itu, ada juga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, gengs. Bayangkan, cuy, ada banyak profesor loh yang meninggal.

Mimin misalkan satu ya, seperti Guru Besar Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Boediwarsono. Meninggalnya beliau itu sama dengan kita kehilangan satu dokter hebat sekaligus guru bangsa yang diharapkan dapat mencetak dokter muda di bidang spesialis penyakit dalam, cuyDuh, sepertinya bagi Kemenkes, cukup satu kalimat dari Bu Tedjo “Nuraninya itu lho, Pak, mbok ya dipakai.”  (F46)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Banner Ruang Publik
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Megawati Sukses “Kontrol” Jokowi?

“Extraordinary claims require extraordinary evidence” – Carl Edward Sagan, astronom asal Amerika Serikat (AS) PinterPolitik.com Gengs, mimin mau berlagak bijak sebentar boleh, ya? Hehe. Kali ini, mimin mau berbagi pencerahan tentang...

Arief Poyuono ‘Tantang’ Erick Thohir?

“Orang hebat tidak dihasilkan dari kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesulitan, tantangan, dan air mata” – Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN PinterPolitik.com Gengs, kalian...

Sri Mulyani ‘Tiru’ Soekarno?

“Tulislah tentang aku dengan tinta hitam atau tinta putihmu. Biarlah sejarah membaca dan menjawabnya” – Soekarno, Proklamator Indonesia PinterPolitik.com Tahukah kalian, apa yang menyebabkan Indonesia selalu...