HomeCelotehPKS: Habib Rizieq Bisa Jadi Agen

PKS: Habib Rizieq Bisa Jadi Agen

“Harus pertimbangkan manfaat dan mudhorot saat pandemi. Sudah akui kesalahan dan bayar denda. Kita harus bersama-sama lawan Covid-19. Ketokohan beliau (Rizieq) bisa efektif membantu”. – Mardani Ali Sera, Politikus PKS


PinterPolitik.com

Perdebatan masih terjadi pasca status tersangka yang ditetapkan oleh pihak kepolisian kepada Imam Besar FPI, Rizieq Shihab. Rizieq sendiri sudah resmi ditahan oleh polisi.

Banyak pihak yang kontra terhadap penahanan Rizieq melihat bahwa pemerintah seharusnya bisa “berdamai” dengan sang ulama. Bahkan, perdamaian ini penting untuk penanganan Covid-19.

Ini salah satunya disampaikan oleh politikus PKS, Mardani Ali Sera. Menurut Pak Mardani, kebijakan terkait Rizieq tidak boleh diambil secara gegabah, dan jangan sampai mendatangkan mudaratnya tersendiri.

(Baca juga: Rizieq dan FPI Bangkitkan Islamofobia?)

Ia menyebutkan bahwa jika mampu menggandeng Rizieq dan berdamai dengannya, pemerintah bisa menjadikannya sebagai “agen” untuk mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Apalagi, Rizieq adalah salah satu ulama yang punya banyak pengikut dan mampu menarik masyarakat untuk melakukan hal tertentu.

Hmm, iya juga sih. Bisa dibilang pada titik tertentu, penahanan Rizieq cenderung kontraproduktif karena para pengikutnya bisa saja bertambah “marah” dan menjadi anti terhadap pemerintah.

Tapi, sebenarnya skenario yang ditawarkan Pak Mardani itu tidak mungkin terjadi. Lha kasus Rizieq ini emang “dibutuhkan” oleh pemerintah kok. Jadi yang ada adalah permusuhan semata dan sulit untuk menciptakan perdamaian.

Soalnya, jika menggunakan  teori manajemen isu, jelas terlihat bahwa kasus Rizieq ini dipakai untuk memecah opini masyarakat terkait kondisi negara yang saat ini “babak belur”. Covid-19 misalnya, angka pasien positifnya udah mencapai 600 ribu lebih. Ini belum lagi ditambah kondisi ekonomi masyarakat yang makin hari makin sulit.

Baca juga :  Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Ekonomi negara juga makin terseok-seok. Sementara, pada saat yang sama ada menteri yang korupsi. Jadi, pemerintah sebetulnya “butuh” kasus Rizieq untuk mengalihkan fokus masyarakat.

Apalagi, bicara soal kasus Rizieq akan melahirkan 2 kubu dengan stand point berbeda: pendukung atau yang bertentangan dengannya. Sementara, kalau bicara soal ekonomi yang kacau, semua kubu bisa bersatu dan bukan tidak mungkin akan melahirkan gejolak terhadap pemerintah.

Konteks manajemen isu ini emang penuh risiko juga. Soalnya, kasus Rizieq bisa saja menjadi besar dan melahirkan pertentangan serta friksi yang tajam di masyarakat.

Namun, kasus ini tidak bisa mendelegitimasi pemerintah. Sementara kalau bicara ekonomi, pemerintah bisa dicap gagal. Dan kalau sudah gagal, kekacauannya bisa lebih multidimensional.

Hmmm, setuju nggak dengan pandangan demikian? Atau sepakat bahwa Rizieq bisa dijadikan agen oleh pemerintah? Menarik untuk ditunggu kelanjutannya. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Prabowo dan Hegemoni Rasa Takut

Beberapa konglomerat menyiratkan “ketakutan” soal akan seperti apa pemerintahan Prabowo bersikap terhadap mereka.

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.