HomeCelotehMisteri Tim Mawar di Kemenhan

Misteri Tim Mawar di Kemenhan

“Dengan keputusan terakhir ini tentu ini jadi yang tamparan keras, dan menambah luka bagi keluarga korban”. – Zaenal Muttaqin, Sekretaris Jenderal Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI)


PinterPolitik.com

Tim Mawar. Namanya berasal dari bunga indah yang berduri. Mungkin itu alasan penyebutan tim yang dituduh bertanggungjawab atas penculikan banyak aktivis di sekitaran tahun 1997-1998 tersebut. Durinya memang meninggalkan luka yang dalam, terutama bagi para keluarga korban penculikan yang bahkan banyak di antaranya hingga kini entah ada di mana.

Hal inilah yang membuat citra tim ini selalu dianggap negatif. Bahkan, Prabowo Subianto yang dituduh bertanggungjawab atas operasi tim ini harus kehilangan statusnya sebagai seorang prajurit militer karena diberhentikan dari posisinya yang kala itu duduk di kursi Pangkostrad. Ya, Prabowo harus mengubur mimpinya menjadi seorang Panglima TNI gara-gara kasus ini, bahkan kehilangan statusnya sebagai tentara.

Nah, kini perbincangan tentang Tim Mawar ini kembali mencuat ke hadapan publik setelah dua anggota tim tersebut disebut-sebut diangkat menjadi pejabat publik di lingkungan Kementerian Pertahanan yang kini dipimpin oleh Prabowo.

Keduanya adalah Brigjen TNI Yulius Selvanus dan Brigjen TNI Dadang Hendrayudha, yang kemudian mendapatkan penolakan dari banyak aktivis, termasuk dari KontraS. Menariknya lagi, Presiden Jokowi disebut mensahkan pengangkatan keduanya lewat Keputusan Presiden Nomor 166 tahun 2020 untuk menjadi pejabat seselon I di Kemenhan.

Hmm, memang sih, ada sejarah kelam dari kiprah mereka di masa lalu. Tapi, manusia kan bisa saja berubah. Mungkin ini kesempatan keduanya untuk menunjukkan bahwa mereka masih bisa memberikan sumbangsih pada negara.

Lagian, status Tim Mawar itu emang udah jadi semacam identitas yang tidak bisa ditanggalkan citra negatifnya dengan mudah. Kayak Gerombolan Siberat di serial komik Disney yang emang selalu dilihat secara negatif karena pakaiannnya dan status identitas yang melekat pada mereka. Sampai kapanpun mereka akan selalu dilihat secara negatif.

Baca juga :  Singapura 'Ngeri-ngeri Sedap' ke Prabowo?

Persoalan pembalikan citra ini emang jadi hal yang manusiawi dan tak pernah mudah. Prabowo Subianto saja sudah berupaya dalam 10 tahun terakhir untuk berkontestasi di Pemiu Presiden. Namun, lagi dan lagi citranya di masa lampau menjadi batu sandungan yang teramat berat.

Menarik untuk ditunggu nih apa langkah Pak Jokowi setelah mendapatkan penolakan dari berbagai pihak. Akankah doi membatalkan keputusannya, atau malah menaruh kepercayaan besar pada Prabowo dan mantan anak buahnya kala itu? (S13)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.