HomeCelotehMahfud Kagum Pada Film PKI?

Mahfud Kagum Pada Film PKI?

“Ada yang nanya, apa penting film G30S/PKI disiarkan? Saya jawab, saya selalu nonton film tersebut tapi bukan ingin tahu atau meyakinkan tentang sejarah PKI. Saya selalu nonton karena dia adalah karya film yang bagus, artistik, dan dramatisasinya”. – Mahfud MD, Menko Polhukam


PinterPolitik.com

Jelang peringatan tragedi 30 September 1965 beberapa hari lagi, banyak pihak yang memang berkomentar terkait penting tidaknya bagi masyarakat untuk menyaksikan lagi film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI yang legendaris.

Film karya Arifin C. Noer ini memang berkisah tentang bagaimana PKI melaksanakan aksi pemberontakan yang melibatkan penculikan para petinggi militer. Film ini sendiri hingga sekarang masih menjadi kontroversi. Pasalnya ada yang meyakini 100 persen kebenaran sejarah yang ditampilkan dalam film tersebut, namun banyak pula yang meragukannya.

Perdebatan tentang film ini kembali mencuat ke pemurkaan setelah mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menyebutkan bahwa salah satu alasan dirinya dicopot dari jabatan sebagai Panglima TNI sebelum selesai masa pensiunnya adalah karena ia mengajak masyarakat dan terutama bawahannya untuk nonton bareng film tersebut.

Nah, karena perdebatannya mulai ramai di masyarakat, Menko Polhukam Mahfud MD tidak mau ketinggalan berkomentar. Mahfud mengaku selalu menonton film tersebut. Namun, alasan ia menonton bukanlah karena fakta sejarahnya, melainkan karena bagus secara artistik dan dramatisasinya.

Hmm, pernyataan yang bercabang nih dari Pak Mahfud. Bisa disimpulkan bahwa Pak Mahfud memang tidak percaya pada fakta sejarah di film tersebut ya?

Doi juga melanjutkan bahwa dirinya tahu situasi fisik maupun kondisi psiko-politisnya kala itu. Miriplah dengan apa yang dibilang oleh Indonesianis Benedict Anderson yang menyebutkan bahwa tragedi 1965 itu terjadi karena perebutan kekuasaan di tubuh militer.

Baca juga :  Sejarah Partai Murba: Tan Malaka dan Alat CIA Sabotase PKI?

Nah, walaupun demikian, Pak Mahfud tidak melarang masyarakat untuk menyaksikan film tersebut. Biar masyarakat ikut kagum dengan artistik dan dramatisasinya juga ya Pak?

Tapi, hati-hati loh, soalnya rasa kagum itu awal dari rasa cinta. Uppps. Jangan sampai nanti masyarakat malah “jatuh cinta” pada film ini. Bisa bahaya. Soalnya, cinta itu sering kali tidak peduli benar atau salah. Uhuyy. Nanti kebenaran sejarah dari tragedi ini malah semakin kabur loh.

Yang jelas, memang perlu bagi pemerintah untuk membuat semacam konstruksi ulang sejarah di seputaran tragedi 1965. Biar masyarakat tahu dan paham seperti apa sejarah kelam bangsa ini. Jadi nanti tidak perlu bilang bahwa masyarakat nonton film tersebut bukan untuk alasan sejarahnya. Uppps (S13)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.