HomeCelotehCerminan Zlatan di Rektor UI?

Cerminan Zlatan di Rektor UI?

Setelah menimbulkan polemik di masyarakat, Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro yang sebelumnya merangkap menjadi Wakil Komisaris Utama (Wakomut) BRI akhirnya memundurkan diri dari posisinya di badan usaha milik negara (BUMN) tersebut.


PinterPolitik.com

Bagi kalian yang menggemari dunia sepak bola, nama satu pemain super ini mungkin bukanlah nama yang asing lagi. Yup, nama beliau adalah Zlatan Ibrahimović. Pemain sepak bola yang kini bermain untuk tim AC Milan ini selalu mampu menyita perhatian para penggemar sepak bola.

Gimana nggak? Zlatan ini dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola terbaik, khususnya di antara para strikers. Sepanjang kariernya, Zlatan juga sudah mendapatkan 31 piala lhoWih wih.

Sampai-sampai tuh, ada meme-meme unik yang tersebar di internet dan media sosial (medsos). Soal piala yang dimenangkan oleh timnya, misalnya, Zlatan disebut tidak butuh gelarnya. Malahan, justru gelarnya yang butuh sosok Zlatan. Haha, ada-ada aja.

Nggak hanya soal gelar, ada juga meme yang membahas soal Covid-19 juga lho. Katanya, kalau Covid-19 nggak datang ke Zlatan, justru Zlatan lah yang akan datang pada Covid-19. Widih, berani nggak tuh virusnya menghadapi Zlatan? Hehe.

Mungkin nih, sosok Zlatan ini semacam raja striker dalam dunia sepak bola untuk saat ini kali ya? Selama 23 tahun terusmenerus, Zlatan pun masih terus mencetakkan gol.

Uniknya, ada satu tokoh yang mirip Zlatan nih di Indonesia. Beliau adalah Prof. Ari Kuncoro yang kini menjabat sebagai Rektor Universitas Indonesia (UI). Nah, Pak Ari ini sebelumnya sempat juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama (Wakomut) BRI.

Baca Juga: The King of Lip Service, Apa Salahnya?

Rektor UI Aman

Pak Ari ini kemarin sempat disorot tuh karena dianggap melanggar Statuta UI dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2013. Katanya, rektor UI dilarang merangkap jabatan sebagai pejabat di perusahaan mana pun, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Gimana nggak disorot tuh? Polemik makin mencuat dengan adanya perubahan terhadap PP tersebut. Melalui PP No. 75 Tahun 2021, kata “pejabat” pun diubah menjadi “direksi”. Wah, belum tau amarah netizen nih Pak Ari? Hehe.

Mendengar kabar tersebut, langsung tuh para warganet membuahkan meme-meme ala Zlatan. Misalnya, ada yang bilang kalau Rektor UI salah menyanyikan lirik lagu, pemilik lagu yang mengganti liriknya. Ada juga yang bilang kalau nerobos lampu merah, aturan lampu merah bakal diganti sebagai tanda boleh jalan.

Hmm, ada-ada aja nih para netizen. Mungkin nih, Pak Ari ini semacam “raja” juga tuh di dunianya sendiri. Kan, seorang raja bisa bertindak semaunya. Kalau nggak percaya, coba aja tuh tanya si Zlatan, the King of MilanHehe.

Ya, terlepas dari meme-meme ala Zlatan itu, Pak Ari ternyata mendengarkan kok amarah para netizen. Buktinya, Pak Ari akhirnya mundur tuh dari posisi Wakomut BRI. Hmm, apakah ini pertanda Pak Ari udah mau turun “takhta”?

Ya, bagus sih kalau akhirnya mendengarkan suara para netizen. Tinggal beresin citranya aja sebagai orang pendidikan yang pernah dianggap berupaya merangkap jabatan. Apalagi nih, sejumlah politikus seperti Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Fadli Zon udah minta Pak Ari mundur tuh karena sudah langgar prinsip-prinsip akademika UI. Hmm, gimana tuh, Pak Rektor? Hehe. (A43)

Baca Juga: Lomba Gelar untuk Jokowi?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Jokowi Makin Tak Terbendung?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dirumorkan meminta jatah menteri dari pemerintahan Prabowo Subianto. Apakah Jokowi makin tak terbendung?

Prabowonomics: Jurus ‘Lompatan Katak’?

Program makan siang dan susu gratis ala Prabowo merupakan jenis school feeding program. Mungkinkah ini jadi kunci penting Prabowonomics?

Jokowi “Akuisisi” Golkar?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut ingin menempatkan orangnya menjadi ketum Golkar. Mungkinkah ini cara Jokowi "akuisisi" Golkar?