HomeCelotehAndika, Tarung 3 Jenderal di Pilpres 2024

Andika, Tarung 3 Jenderal di Pilpres 2024

“Kalau selesai di 2023, pensiun, paling tepat dua hal: dia (Andika) bikin partai seperti SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) atau masuk ke parpol sebagai anggota partai”. – Hendri Satrio, Pendiri Lembaga Survei Kedai Kopi


PinterPolitik.com

Perdebatan tentang siapa sosok yang akan maju di Pilpres 2024 emang tengah jadi komoditas yang ramai dipergunjingkan. Bukannya gimana-gimana ya, di tengah masih berkutatnya negara ini dengan Covid-19 dan kritikan-kritikan yang diarahkan pada pemerintah terkait penanganan virus ini, publik seolah sudah tidak sabar untuk menggantungkan harapan baru pada periode kepemimipinan baru.

Well, bisa dibilang gitu sih, walaupun isu ini sebetulnya juga santer digembar-gemborkan oleh kelompok tertentu untuk memecah dan mengalihkan perdebatan yang terjadi di masyarakat.

Nah, jika sebelumnya yang ramai dipergunjingkan adalah sosok-sosok kepala daerah – mulai dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo – kini perbincangannya juga mengarah ke sosok-sosok dari kalangan militer.

Salah satu yang namanya santer disebut adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat alias KSAD Jenderal Andika Perkasa. Nama Andika memang menjadi salah satu yang disorot karena selama Covid-19 cukup banyak diberitakan, misalnya terkait keterlibatan militer untuk membantu penanganan virus tersebut.

https://twitter.com/pinterpolitik/status/1275761390985216003

Beberapa pengamat kemudian mulai menghitung peluang Andika untuk maju di Pilpres 2024. Beberapa di antaranya bilang bahwa Andika bisa saja menjadi sosok kejutan jika benar-benar memutuskan terjun ke politik. Ia akan pensiun pada tahun 2023, sehingga punya waktu untuk menggalang kekuatan sebelum Pilpres.

Apalagi kalau jabatan Panglima TNI bisa diraihnya sebelum masa pensiun tersebut. Emang sih, bakal lebih berat, soalnya setelah ini jatah Panglima TNI harusnya ada di Angkatan Laut. Tapi, dinamika politik bisa berubah dengan sangat cepat, dan bisa saja terjadi lagi seperti apa yang dialami oleh Gatot Nurmantyo dulu, di mana dari Angkatan Darat berganti kembali ke Angkatan Darat.

Baca juga :  Evolusi Komunikasi Politik Negara +62 Edisi 2024

Soal peluang politik, Andika boleh berbangga karena ia pernah ada di Istana saat menjabat sebagai Komandan Paspampres. Statusnya sebagai menantu dari A.M. Hendropriyono – salah satu sosok senior penting di pemerintahan Jokowi – juga akan menjadi nilai lebih baginya.

Namun, persaingannya juga akan bertambah, jika menghitung sosok senior-seniornya seperti Moeldoko  dan Gatot Nurmantyo yang sama-sama punya track karier serupa. Ibaratnya, mereka bertiga akan menjadi 3 jenderal yang akan bertarung untuk posisi yang sama – jika benar-benar punya ambisi politik serupa.

Ini belum menghitung nama Prabowo Subianto, Tito Karnavian dan Budi Gunawan yang juga menjadi jenderal-jenderal potensial untuk Pilpres 2024.

Artinya, panggung Pilpres 2024, boleh jadi juga akan menjadi ajang pertarungan para jenderal. Menariknya, jika ada yang berhasil merebut dukungan Presiden Jokowi, tokoh tersebut punya kans yang besar untuk memenangkan pertarungan.

Bisakah Andika mendapatkan dukungan tersebut? Menarik untuk ditunggu kelanjutannya. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.