BerandaCelotehPDIP Seharusnya Bersyukur Ada Luhut?

PDIP Seharusnya Bersyukur Ada Luhut?

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tampaknya membuat gerah PDIP. Masinton Pasaribu bahkan mengeluarkan kalimat tegas, hingga meminta Presiden Jokowi memecat Luhut. Namun, mungkinkah PDIP seharusnya bersyukur ada Luhut di kabinet Jokowi? 


PinterPolitik.com

Siapa yang tidak mengenal Luhut Binsar Pandjaitan? Personanya karismatik, dikenal sangat berpengaruh, dan merupakan politisi senior yang tangguh. Kalau kata Kanupriya Kapoor di tulisannya Indonesian President Treads Fine Line by Empowering Chief of Staff, Pak Luhut ini ibarat bempernya Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Kata Kapoor, kayak jadi semacam tameng yang melindungi Pak Jokowi dari berbagai tekanan politik dan kelompok kepentingan. 

Kalau sedekat itu hubungan keduanya, mungkin Pak Luhut ini seperti Marcus Agrippa-nya Kaisar Augustus. Agrippa sendiri adalah tangan kanan alias orang paling dipercaya Kaisar Augustus, kaisar pertama Kekaisaran Romawi.

Dalam penggambaran Lindsay Powell di buku Marcus Agrippa: Right-Hand Man of Caesar Augustus, Agrippa adalah pria yang menjadi tempat bosnya, Kaisar Augustus datang ketika membutuhkan pekerjaan yang sulit. 

Kalau kita lihat, penggambaran itu mirip-mirip lah dengan Pak Luhut. Soalnya nih, banyak yang bilang Pak Luhut ini problem solver. Ini terlihat dari deretan jabatan dan tugas yang diberikan Presiden Jokowi. 

Dan kalau diperhatikan lebih detail lagi, tugas yang diberikan ke Pak Luhut rata-rata adalah tugas berat lho. Bayangkan saja, dengan status sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Pak Luhut justru ditunjuk memimpin PPKM Jawa-Bali. Sangat dipercayalah intinya.

Tentu bagus ya melihat hubungan keduanya dekat. Lagipula, siapa yang enggak senang punya orang yang sangat bisa diandalkan di sisinya. Bukankah begitu?

Tapi nih, kalau kata Kanupriya Kapoor, besarnya pengaruh yang diberikan Pak Jokowi ke Pak Luhut juga punya risiko lho. Salah satunya, itu membuat kurang nyaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, sosok yang selama ini dikenal sebagai tameng politik utama Pak Jokowi. Hmmm.

Baca juga :  Rahasia di Balik “Kartu” Menkominfo?
infografis luhut buat panas pdip

Kalau kita lihat gestur politik akhir-akhir ini, ketegangan antara Pak Luhut dengan PDIP sepertinya makin panas. Ya, seperti yang kita lihat, ini soal Pak Luhut yang mendorong penundaan pemilu. Berbagai petinggi PDIP seperti Puan Maharani dan Hasto Kristiyanto sampai memberikan komentar.

Bahkan nih, Masinton Pasaribu sampai meminta Pak Jokowi memecat Pak Luhut. Menurutnya, Pak Luhut bertanggung jawab atas kegaduhan politik akibat wacana penundaan pemilu atau presiden tiga periode. Waduh, panas banget kayaknya.

Tapi nih, kalau boleh memberi sedikit saran, PDIP sebenarnya sangat diuntungkan lho dengan adanya Pak Luhut. Seperti yang sudah dibahas di artikel PinterPolitik sebelumnya, Kenapa Jokowi Biarkan Luhut Berkuasa?, bukan tidak mungkin ada permainan bad cop/good cop alias pembagian peran antara Pak Jokowi dan Pak Luhut.

Soalnya, jika diperhatikan, tampilnya Pak Luhut sering kali pada isu-isu yang rentan mendapat sentimen negatif. Jadi enggak begitu heran sebenarnya jika ada dugaan kalau Pak Luhut sengaja ditempatkan sebagai bad cop.

Dengan peran ini, berbagai persoalan yang ada dapat dilimpahkan kepada Pak Luhut. Sebagai bayarannya, citra Pak Jokowi kemudian dilihat kalah pengaruh dari Pak Luhut. Tapi itu harga yang harus dibayar kalau benar ada permainan peran yang terjadi.

Nah kalau benar ada permainan bad cop/good cop, ini sangat bagus untuk PDIP. Soalnya, PDIP bisa memanfaatkan ini dengan terus mengkritik Pak Luhut, tanpa harus menyinggung Pak Jokowi. 

Kalau tanggung jawab disebut ada di Pak Luhut, PDIP bisa tetap kritis kepada pemerintah tanpa perlu mengorbankan citra Pak Jokowi yang merupakan kadernya. Kalau benar seperti itu keadaannya, PDIP seharusnya bersyukur dong dengan adanya Pak Luhut di kabinet Presiden Jokowi. Hehe.

Baca juga :  Jokowi Jalan-jalan ke Jepang

Tapi nih, harus dicatat lho ya, ini semua hanya interpretasi semata. Rasanya cukup mustahil melakukan verifikasi apakah ada permainan peran di luar sana. Tapi yang jelas, seperti yang ditulis Lindsay Powell, Marcus Agrippa sangat setia kepada Kaisar Augustus. 

Menurut Powell, Agrippa punya banyak kesempatan merebut kekuasaan untuk dirinya sendiri tetapi tidak dilakukannya. Semoga Pak Luhut selalu setia menjadi tangan kanan Pak Jokowi yang tangguh. (R53)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

Sandiaga Akan Kembali ke Prabowo?

Sandiaga Uno telah pamit dari Partai Gerindra. Mungkinkah Sandiaga bertemu Prabowo Subianto kembali di masa depan?

Coldplay ke Indonesia karena Jokowi?

Band ternama asal Inggris, Coldplay, dikabarkan akan konser di Jakarta, Indonesia. Mungkinkah Coldplay akan sampaikan pesan untuk Jokowi?

Safari Politik Prabowo Mulai dari Atas?

Momen Lebaran akhir April lalu rupanya digunakan Prabowo Subianto, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, untuk bersilaturahmi ke kediaman berbagai kolega dan temannya. Adapun beberapa tempat yang ia kunjungi adalah kediaman Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, Wiranto, AM Hendropriyono, dan lainnya. Apakah safari politik Prabowo berbalutkan sowan dimulai dari kunjungan ke para elite?

Rumor Reshuffle, Anies Akan Hilang Lagi?

April lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambahkan jabatan Wakil Menteri Kominfo (Wamenkominfo) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2023. Akibatnya, isu reshuffle kabinet pun kembali muncul. Mungkinkah ini jadi sentilan reshuffle selanjutnya pada Partai Nasdem, dan Anies?

Ganjar Perlu Branding Politik Baru?

Pada 21 April 2023, Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres) usungan partai. Padahal, baru Maret lalu, Ganjar mengalami blunder hebat akibat pernyataannya mengenai Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia. Karena itu, pantas kita pertanyakan, bisakah PDIP pertahankan titel king maker dengan capres pilihannya?

Anas Urbaningrum: Anti-villain SBY?

Anas Urbaningrum telah bebas setelah jalani hukuman. Apakah Anas akan menjadi anti-villain setelah akhirnya bergabung ke PKN?

Pemprov DKI Sakiti Odong-Odong?

“Aku naik odong odong aku naik odong odong aku senang ibupun turut gembira” – Adel, Naik Odong-Odong  PinterPolitik.com Pemprov DKI itu tiada hari tanpa mempercantik Jakarta. Saat ini,...

Puan: The New ‘Taufiq Kiemas’?

Ketua DPP PDIP Puan Maharani bertemu dengan Ketum Nasdem Surya Paloh yang disebutnya sebagai "om". Apakah Puan the new 'Taufiq Kiemas'?

More Stories

Pilpres 2024 Hampir Pasti Ganjar vs Prabowo?

Salah satu pendiri CSIS Jusuf Wanandi menyebut Pilpres 2024 akan diisi oleh dua paslon. Dengan PDIP secara terang-terangan menginginkan dua paslon, apakah pernyataan Jusuf...

Airlangga Hartarto Sedang Disembunyikan?

Tidak seperti kandidat lainnya, manuver politik Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto justru senyap terdengar. Apakah Airlangga menarik diri dari perlombaan kandidat, atau justru...

Saatnya Anies Menyerang Balik?

Penangkapan eks Sekjen NasDem Johnny G. Plate seolah menjadi titik balik bagi Koalisi Perubahan untuk intens mengkritik pemerintah. Ini kah momentum Anies Baswedan tancap...