HomeCelotehAkhirnya, Golkar Tak Jadi Penonton?

Akhirnya, Golkar Tak Jadi Penonton?

“Pemeran utama hati,  pemicu detak jantung ini,” – Raisa, Pemeran Utama


PinterPolitik.com

Setelah mengalami drama cukup panjang, proses pemilihan Ketua Umum Golkar sepertinya mulai mereda. Nama Airlangga Hartarto diprediksi akan dengan mudah kembali menjadi ketua umum partai tersebut, setelah pesaing terberatnya Bambang Soesatyo menyatakan mengundurkan diri.

Seketika, beragam nada optimisme  muncul setelah panasnya perebutan kursi Golkar-1 ini mereda. Salah satu sikap optimis ini diungkapkan oleh Sekjen Partai Golkar, Lodewijk F. Paulus.

Kalau kata Pak Lodewijk, Pak Airlangga memiliki peluang untuk menjadi capres 2024 jika ia kembali menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Hal ini juga ternyata digaungkan oleh para pengurus Golkar di tingkat DPD I dan juga DPD II.

Wah, sebuah langkah yang lumayan maju ya!

Sebenarnya, mungkin saja Golkar itu sudah seharusnya punya capres sendiri sejak lama. Kan lumayan membingungkan juga, partai yang punya sejarah panjang, tapi tak pernah punya capres dari kader sendiri pada dua Pemilu terakhir.

Padahal, kalau dari segi perolehan suara, Golkar ini idealnya cukup mumpuni untuk mendorong kadernya untuk berlaga di Pilpres. Pada tahun 2014, partai beringin ini ada di peringkat dua perolehan suara dengan persentase 14,25 persen. Sementara itu, di tahun 2019, mereka duduk di posisi tiga dengan persentase suara 12,35.

Merujuk pada capaian tersebut, harusnya sih Golkar bisa mendorong kadernya jadi capres, atau setidak-tidaknya cawapres, ya tinggal ajak beberapa partai aja.

Sayangnya, hal tersebut tak terjadi di Pilpres 2014 dan 2019. Pada Pilpres 2014, mereka mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, sementara di Pilpres 2019, mereka tergabung dalam koalisi besar pendukung Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.

Baca juga :  The Tale of Two Sons

Berdasarkan hal-hal tersebut, kalau misalnya Pak Airlangga beneran dijadikan capres Golkar di tahun 2024, mereka mungkin bisa mengubah status. Semula, mungkin mereka hanya jadi penonton di bangku cadangan, sementara kandidat presiden yang didukung turun berlaga di pertandingan.

Nah, dengan optimisme ini, mungkin aja mereka bisa melepas status sebagai penonton dan jadi pemain yang aktif berlaga di pertandingan sekelas Pilpres.

Hanya saja, yang bakal jadi tantangan bagi Golkar dari tahun ke tahun adalah soal figur. Pada Pilpres 2014 dan 2019, figur Jokowi dan Prabowo terlalu populer sehingga banyak tokoh lain bisa kesulitan bersaing. Nah, apakah Pak Airlangga sudah bisa dianggap punya popularitas setara Pak Jokowi dan Pak Prabowo?

Ya, kita tunggu aja, 2024 kan masih lumayan lama. Kalau memang Golkar serius mau jadi pemain di Pilpres 2024, persiapan matang harus disiapkan. Layaknya pemain cadangan yang mau merumput, latihan dan pemanasan perlu dilakukan Golkar jika ingin mendorong Pak Airlangga jadi capres 2024. (H33)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Membaca Siapa “Musuh” Jokowi

Dari radikalisme hingga anarko sindikalisme, terlihat bahwa ada banyak paham yang dianggap masyarakat sebagai ancaman bagi pemerintah. Bagi sejumlah pihak, label itu bisa saja...

Untuk Apa Civil Society Watch?

Ade Armando dan kawan-kawan mengumumkan berdirinya kelompok bertajuk Civil Society Watch. Munculnya kelompok ini jadi bahan pembicaraan netizen karena berpotensi jadi ancaman demokrasi. Pinterpolitik Masyarakat sipil...

Tanda Tanya Sikap Gerindra Soal Perkosaan

Kasus perkosaan yang melibatkan anak anggota DPRD Bekasi asal Gerindra membuat geram masyarakat. Gerindra, yang namanya belakangan diseret netizen seharusnya bisa bersikap lebih baik...