HomeBelajar PolitikMengembalikan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa

Mengembalikan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa

“Aku bukan pencipta Pancasila. Pancasila diciptakan oleh bangsa Indonesia sendiri. Aku hanya menggali Pancasila daripada buminya bangsa Indonesia. Pancasila terbenam di dalam bumi bangsa Indonesia 350 tahun lamanya. Aku gali kembali dan aku persembahkan Pancasila ini di atas persada bangsa Indonesia kembali.” – Petikan pidato Bung Karno di Surabaya, 24-September-1955.


pinterpolitik.com

JAKARTA – Pancasila dan Proklamasi 17 Agustus 1945 memang tidak bisa dipisahkan. Sebelum Indonesia diproklamirkan, Pancasila sudah dikonsep lebih dulu sebagai dasarnya. Ibarat membangun rumah, Pancasila adalah pondasinya.

Namun sayangnya, Pancasila seakan semakin jauh dari pelupuk mata bangsa Indonesia, Pancasila sepertinya terus dilemahkan, bahkan cenderung keluar dari cita-cita Revolusi Nasional 1945,  yakni masyarakat adil dan makmur.

Semakin jauhnya pemahaman masyarakat akan ideologi negara ini, memperlihatkan bahwa pembelajaran Pancasila di sekolah-sekolah masih kurang optimal. Kenyataan ini terlihat dari semakin maraknya aksi massa yang mengusung paham ideologi baru dalam kehidupan kebangsaan Indonesia yang pada dasarnya menghormati perbedaan.

Kondisi ini belakangan menjadi masalah yang dikhawatirkan pemerintah, sehingga timbul pemikiran untuk memperkuat kembali nilai-nilai Pancasila.

Sebenarnya, Desember 2016 lalu telah diwacanakan untuk membentuk Unit Kerja Presiden bidang Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP PIP). Unit kerja ini diharapkan mampu memobilisasi segala upaya untuk menggali dan menyebarluaskan kembali nilai-nilai Pancasila ke seluruh elemen dan lapisan masyarakat.

Namun akibat kesulitan anggaran dari pemerintah, upaya membentuk UKP PIP ini dikawatirkan tidak efektif, sehingga sampai sekarang masih belum jelas. Apalagi pemerintah saat ini tengah melakukan segala upaya  untuk meninjau dan mengevaluasi sejumlah lembaga negara yang tidak berfungsi efektif.

Seorang sumber di Jakarta, Rabu (22/2) mengatakan, “Keberadaan unit kerja ini sangat diperlukan, tetapi pemerintah  masih kesulitan. Pengalaman sebelumnya, sejumlah lembaga yang dibentuk menjadi tidak efektif dan mulai dihapus,” katanya. Namun jika tetap dipaksakan untuk dibentuk, berarti pemerintah harus lebih ekstra hati-hati dan optimal berperan dengan dana yang sangat terbatas.

Menghadapi situasi ini, sebagai generasi muda, mari bersikap terbuka dalam mengembangkan wacana dan dialog, guna menjawab tantangan Indonesia masa kini dan masa depan. Tetapkan Pancasila sebagai satu-satunya ideologi bernegara, karena itulah kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila telah diuji kebenaran dan keampuhannya, sehingga tidak ada satu kekuatanpun yang mampu memisahkan Pancasila dari bangsa Indonesia. (Suara Pembaruan/Fit)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...