HomeBelajar PolitikDi Balik Pujian Airlangga

Di Balik Pujian Airlangga

“Indonesia tanah air beta, pusaka kita semua. Oh, indahnya tanah air beta, banyak pejabat yang lupa sama kita. Ingatnya pas Pemilu saja.”


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]ering kali terngiang di kepalaku omongan orang yang bilang mayoritas orang Indonesia itu pemalas, jorok, tidak tertib, lenjeh (tidak punya pendirian), kampungan, gampangan, mudah dibohongi, dan gampang sekali ditunggangi.

Benar kah demikian kawanku? Kalau tidak demikian, mengapa kok banyak manusia di negeri ini masih suka buang sampah sembarangan? Mengapa negara sebesar ini masih menyandang gelar negara berkembang yang tidak jelas kapan majunya?

Jangan-jangan kita tidak menjadi negara maju karena sebagian besar manusianya tidak memiliki kriteria seperti yang pernah diungkapkan Nietzsche sebagai syarat untuk menjadi personal  manusia unggul atau Übermensch? Weleh-weleh.

Kalau menurut Nietzsche sih Übermensch adalah suatu bentuk manusia yang yang menganggap dirinya sebagai sumber nilai. Manusia yang telah mencapai Übermensch ini adalah manusia yang selalu mengatakan “ya” pada segala hal dan siap menghadapi tantangan, yang mempunyai sikap selalu mengafirmasikan hidupnya dan berpikiran positif kepada dirinya sendiri.

Hmmm, mungkin apa yang dibilang Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tentang Presiden Jokowi yang menurutnya “Indonesia banget” dengan sifat-sifat seperti sederhana, jujur, atau tidak punya conflict of interest adalah salah satu contoh pengakuan manusia unggul yang dimaksud Nietzsche?

Eh, tapi sebentar, apa Airlangga tahu ya sama apa yang dikatakan Nietzsche soal konsep Übermensch? Kalau engak tahu, malah jangan-jangan Airlangga sebenarnya lagi nyindir Jokowi karena “Indonesia banget” kan juga identik dengan kemalasan, jorok, mudah ditunggangi, mudah dibohongi dan lain sebagainya ya? Wkwkwk.

Weit, tenang-tenang, khusus untuk para cebong, jangan marah dulu ya. Airlangga muji Jokowi “Indonesia banget” untuk menipis omongan negatif tentang Indonesia kok. Ehehehe.

Jadi intinya, kalau kita masih mendengar perkataan yang menjelek-jelekan sifat orang Indonesia, mungkin kita harus memberi tahu orang-orang itu tentang konsep Übermensch.

Ahahahay, eh btw saya ngomong gini bukan berarti bilang Jokowi tidak seperti apa yang Airlangga katakan ya! Awas loh dipelintir, soalnya bisa bahaya. Uppsss. (G35)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...