HomeBelajar PolitikPerludem Intai Peluang di Tahun Politik

Perludem Intai Peluang di Tahun Politik

“Saya sedang menulis sejarah dunia dan orang-orang pasti tertawa.” ~ Susan Wise Bauer


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]uara Direktur Eksekutif Lembaga Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menjadi seperti bayangan gema di dalam gedung yang tak bersekat. Bayangan suara yang terngiang dari lisannya bukanlah yang pertama kali terdengar, bahkan suaranya yang bermakna imbauan itu sudah lama menjadi keyakinan masyarakat luas.

Titi mengingatkan kepada kita semua mengenai suhu politik nasional yang akan semakin memanas selama masa kampanye Pemilu 2019. Namun, kata-kata itu seakan menjadi kalimat yang kadaluarsa, pasalnya seluruh masyarakat luas sudah tahu Pilpres tahun depan bukan hanya akan memanas, tetapi bisa membara layaknya seperti aliran lahar yang mematikan.

Titi juga mengatakan belakangan kampanye marak diisi dengan aksi saling lapor antara pendukung capres-cawapres terkait dugaan pelanggaran. Ini juga menjadi bahasa yang kuno! Analisa Titi mengenai upaya saling intai serta mencari celah kesalahan lawan politik, sehingga dapat menimbulkan situasi tidak kondusif, juga tak lebih menjadi analisa yang loyo!

Pasalnya negara kita penganut paham demokrasi. Memangnya negara demokrasi mana yang tidak melakukan intai mengintai? Negara demokrasi mana yang tidak menggunakan bahasa sebagai kekuatan utama? Bukankah menjadi hal yang biasa saat kandidat penyembah tahta saling menjatuhkan satu sama lainnya?

Jadi saya rasa apa yang disampaikan Titi, terkait narasi kampanye negatif yang dilontarkan kedua pasangan capres-cawapres, sudah tidak perlu rasanya untuk diutarakan, apalagi harus menjadi pembahasan.

Soalnya mau gimana lagi, negara maju seperti Amerika Serikat (AS) saja mempunyai dinamika politik yang hampir serupa. AS aja kayak gitu, apalagi negara kita yang masih jauh dari kata sejahtera. Sedikit program yang berguna untuk masyarakat, hampir tak ada rancangan skema program masa depan yang luar biasa, mau berkampanye tanpa mengunakan strategi adu domba? Mimpi rasanya melihat Pilpres yang damai dan penuh dengan makna!

Apakah kalian mempunyai pemikiran yang sama dengan saya? Atau kalian memiliki pandangan lain yang bisa menjadi pencerahan untuk kita semua? Click To Tweet (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Megawati dan Misteri Patung Butet

Butet Kertaredjasa membuat patung “Melik Nggendong Lali” dan tarik perhatian Megawati. Mengapa patung itu berkaitan dengan PDIP dan Jokowi?

Mengapa Prabowo Semakin Disorot Media Asing? 

Belakangan ini Prabowo Subianto tampak semakin sering menunjukkan diri di media internasional. Mengapa demikian? 

Jebakan di Balik Upaya Prabowo Tambah Kursi Menteri Jadi 40

Narasi revisi Undang-Undang Kementerian Negara jadi salah satu yang dibahas beberapa waktu terakhir.

Rekonsiliasi Terjadi Hanya Bila Megawati Diganti? 

Wacana rekonsiliasi Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) mulai melempem. Akankah rekonsiliasi terjadi di era Megawati? 

Mengapa TikTok Penting untuk Palestina?

Dari platform media sosial (medsos) yang hanya dikenal sebagai wadah video joget, kini TikTok punya peran krusial terkait konflik Palestina-Israel.

Alasan Sebenarnya Amerika Sulit Ditaklukkan

Sudah hampir seratus tahun Amerika Serikat (AS) menjadi negara terkuat di dunia. Mengapa sangat sulit bagi negara-negara lain untuk saingi AS? 

Rahasia Besar Presidential Club Prabowo?

Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto disebut menggagas wadah komunikasi presiden terdahulu dengan tajuk “Presidential Club”. Kendati menuai kontra karena dianggap elitis dan hanya gimik semata, wadah itu disebut sebagai aktualisasi simbol persatuan dan keberlanjutan. Saat ditelaah, kiranya memang terdapat skenario tertentu yang eksis di balik kemunculan wacana tersebut.

Apa Siasat Luhut di Kewarganegaran Ganda?

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengusulkan agar kewarganegaraan ganda untuk diaspora Indonesia diperbolehkan. Apa rugi dan untungnya?

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...