HomeCelotehSalah Kaprah Jamu Hadiah Terawan?

Salah Kaprah Jamu Hadiah Terawan?

“Pesannya untuk masyarakat Indonesia yang agak panik untuk enggak panik. Karena virus ini seperti yang Pak Yuri sudah sering sampaikan, adalah self-limiting disease. Jadi sebenarnya kita punya kekuatan dari dalam diri kita untuk menyembuhkannya.” – Pasien 03


PinterPolitik.com

Setelah beberapa pasien yang positif virus corona dinyatakan sembuh, publik memang mulai sedikit lebih positif menanggapi kasus penyakit yang kini telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi. Ini lembaga kesehatan dunia ya, bukan nama serial TV terkenal. Itu loh, Doctor WHO. Upss.

Nah, untuk “merayakan” kesembuhan pasien-pasien itu, pemerintah lewat Menteri Kesahatan Terawan Agus Putranto melakukan semacam “selebrasi”. Menkes Terawan secara khusus memberikan kado jamu kepada pasien 01, 02 dan 03 yang telah sembuh.

Buat yang belum tahu, ketiga pasien ini – terutama pasien 01 dan 02 – adalah yang langsung diumumkan oleh Presiden Jokowi sendiri. Menariknya, Menkes Terawan menyebut jamu yang diberikan kepada ketiganya adalah racikan dari Presiden Jokowi.

Beh, sakti tuh. Pak Jokowi kan emang dikenal suka minum jamu dari jahe, temulawak, sereh dan lain sebagainya. Jamu jenis ini yang sering disebut empon-empon memang menurut beberapa penelitian yang dilakukan salah satunya oleh Chaerul Anwar Nidom, seorang guru besar di Universitas Airlangga Surabaya, dipercaya bisa menangkal virus corona.

Penelitian beliau memang kala itu digunakan untuk menemukan formula menangkal virus flu burung yang beberapa tahun lalu sempat menjadi problem kesehatan di beberapa wilayah di dunia.

Tapi nih, terlepas dari efektivitas jamu untuk menangkal virus corona, hal yang bikin banyak netizen nyinyir adalah soal selebrasinya itu loh. Kayak berasa orang dapat piala gitu setelah sembuh. Jadi mirip kayak kompetisi gitu nggak sih?

Hmmm, nggak salah juga sih sebenarnya. Soalnya para pasien itu telah melewati perjuangannya masing-masing, sehingga mereka bisa dibilang menang lah lawan penyakit.

Cuma pemerintah memang terlihat memanfaatkan momen ini untuk menegaskan posisinya bahwa persoalan virus corona ini bisa ditangani dan bahwa masyarakat bisa percaya pada kemampuan pemerintah mengatasi krisis yang sedang terjadi.

Jadi ya, “selebrasi” ini sebenarnya punya makna simbolis yang sangat besar. Biar masyarakat nggak panik terhadap kondisi yang saat ini sedang terjadi. Walaupun work from home atau kerja dari rumah telah menyiksa para ekstrovert – uppps – setidaknya ada harapan bahwa kegentingan dan kepanikan ini akan berlalu suatu saat.

Walau mungkin nggak banyak yang bertanya soal adanya rumah sakit yang menolak pasien Covid-19 – nonton videonya Deddy Corbuzier. Atau nggak ada yang bertanya mengapa dua dari tiga pasien yang sembuh itu pakai baju merah. Hmm, sebuah kebetulan? Uppps. (S13)

► Ingin lihat video-video menarik? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  Meraba Politik Luar Negeri Prabowo Subianto 
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.