HomeCelotehPAN Galau Soal Sandi

PAN Galau Soal Sandi

“Jadi sekali lagi, kalau mau ya silakan, segera silaturahmi dengan pemilik suara DPW, DPD dan sayap-sayap partai”. – Yandri Susanto, Ketua DPP PAN


PinterPolitik.com

Kalau sering nonton ajang-ajang penghargaan macam Academy Awards, Grammy, atau yang sejenisnya, pasti tak akan asing dengan karpet merah. Biasanya karpet tersebut akan digelar dari depan tempat berlangsungnya acara hingga ke dalam gedung pagelaran.

Tujuannya adalah agar para tamu yang datang tahu bahwa apa yang mereka disambut dengan penuh kemewahan dan kehormatan.

Hal serupa juga akan kita temui di penyambutan tamu kenegaraan. Bahkan di Istana Negara, karpet merah adalah hal yang menjadi sebuah keharusan ketika ada penyambutan tamu tertentu.

Presiden Jokowi misalnya, kerap menyambut tamu-tamu kenegaraan berjalan lewat karpet merah. Karpet merah juga dianggap melambangkan kemenangan.

Penggunaan karpet berwarna darah ini memang sudah ada di zaman Yunani Kuno, misalnya dalam drama Agamemnon karya Aeschylus.

Dikisahkan bahwa Agamemnon yang baru pulang dari Perang Troya disambut oleh sang istri dengan karpet merah. Akhirnya, hingga saat ini tradisi karpet merah itu seolah tak tergantikan.

Nah, sebagai idiom, istilah “karpet merah” juga digunakan untuk menyebutkan konteks penyambutan seseorang dengan penuh penghormatan dan tangan terbuka.

Mungkin inilah yang bikin mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno harus was-was. Soalnya, beberapa waktu lalu kan doi digadang-gadang akan masuk PAN, dan bahkan ada wacana mau dijadikan sebagai Ketua Umum partai tersebut.

Tapi, beberapa petinggi partai itu bilang bahwa Sandi nggak akan dikasih karpet merah, melainkan karpet biru!

Baca juga :  Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Hmm, maksudnya mungkin karpet merah sih. Tapi karena PAN warnanya biru, jadinya harus konsisten lah ya sama warna partai. Kalau dikasih karpet merah, Sandi bisa bingung: “Aing ini masuk PAN apa PDIP sih?” Hehehe. Ngarep nih bang biar direkrut si banteng? Upppss.

Mungkin juga disebut karpet biru karena calonnya bukan cuma Sandi loh yang berpotensi jadi Ketum PAN. Ada nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Tapi kalau dibandingkan Gatot dan Anies, Sandi punya modal lebih lah ya. Si Papa Online – gitu panggilannya kalau di video-video Instagramnya – masih jadi orang terkaya nomor 85 di Indonesia. Lalu, modal politik doi udah mentereng, soalnya jadi cawapres Prabowo Subianto pas Pilpres 2019.

PAN bakal untung sih kalau ngangkat Sandi jadi Ketua Umum baru.

Kalau gitu mah PAN harusnya bilang aja sekalian bahwa Sandi bakal dikasih karpet merah – sebagai idiom tentunya. Tapi pas acara kepartaian, yang digelar tetap karpet biru. Jadi kan nggak menimbulkan multi interpretasi. Upppss.

Lagian, belakangan ada isu lagi kalau Sandi bakal CLBK sama Partai Gerindra. Tapi juga jadi timbul pertanyaan.

CLBK-nya ini Cinta Lama Bersemi Kembali, atau Cerita Lama Belum Kelar, atau Cocok Loh Buat Ketum Partai Gerindra? Wah, jangan-jangan karpet biru PAN bakal kalah sama karpet merah Gerindra. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.