HomeCelotehPamor Kaus Propaganda Politis

Pamor Kaus Propaganda Politis

“Pak Jokowi kan bilang, masa baju kaos bisa nurunin orang jadi presiden. Saya bilang masa baju kotak-kotak bisa naikin orang jadi Presiden.” ~ Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra.


PinterPolitik.com

[dropcap]H[/dropcap]iruk pikuk mengenai mulai ramainya kemunculan kaus yang bertuliskan #2019GantiPresiden kini tengah menjadi perhatian masyarakat. Apakah kemunculan kaus ini menandai bahwa rakyat menghendaki sosok Presiden yang baru pada Pilpres 2019 mendatang? Mmm, maca ci, mi apa coba?

Padahal nih ya, kalau kita menengok Pilpres tahun 90-an, berbagai pernak pernik atribut kampanye seperti kaus ini banyak ditemui dimana-mana. Karena adanya sejumlah perubahan peraturan pemilu mengenai pergerakan massa di lapangan, maka sudah mulai tampak jarang kita temui hal serupa.

Lalu kenapa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampak panik menyikapi kemunculan artibut kaus bertuliskan #2019GantiPresiden ini? Toh dahulu, Jokowi juga sedikit banyak berhasil menjabat sebagai Presiden berkat fenomena kemeja kotak-kotak yang menjadi ciri khasnya ketika Pilpres 2014 silam.

Begitulah isi pemikiran Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra saat menyindir balik Presiden Jokowi yang menyinggung munculnya kaos bertuliskan #2019GantiPresiden. Mmm, ngena banget nih kritikannya, ayo Pakde Jokowi, ada komentar balik gak nih? Masa kincup sih!

Saat itu, masyarakat memang sedang euforia terhadap sosok Jokowi yang dinilai kompeten dan bersih. Simbol kekompakan itu dikemas dalam identitas kemeja kotak-kotak. Terbukti, masyarakat kompak mendukung dan akhirnya Pakde Jokowi berhasil melenggang menduduki kursi RI-1.

By the way, anyway, busway, udah pada tau kan ya kalau kemunculan asal muasal ide #2019GantiPresiden ini adalah bagian dari propaganda politik untuk merebut kekuasaan yang sah, dengan pergerakan masyarakat untuk menuju Pilpres 2019 mendatang? Ya kali deh ada yang gak tau!

Baca juga :  Jokowi Makin Tak Terbendung?

Eh, tapinya bisa jadi sih ada yang gak tau. Toh tingkat melek politik masyarakat Indonesia beragam. Ada yang memahami dengan polos bahwa ini pergerakan rakyat murni. Ada juga masyarakat yang tau ini bagian dari propaganda parpol oposisi, tapi memilih mendukung pergerakan ini.

Namun ada juga masyarakat yang meski mengerti bahwa ini bagian dari propaganda parpol oposisi, tapi tetap memutuskan untuk kontra pergerakan ini. Salah satunya kelompok relawan Jokowi yang baru-baru ini mendeklarasikan gerakan nasional yang dinamai ‘T3TAP Jokowi’ atau ‘Jokowi Presiden Dua Periode’. Jadi kalian pilih yang mana nih Ceog? (K16)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Data IDI Dengan Pemerintah Berbeda?

IDI dilaporkan data kematian Covid-19 yang berbeda dengan pemerintah. Sebut kematian telah sentuh angka 1000 sedangkan data pemerintah belum sentuh angka 600. Dinilai tidak...

MK Kebiri Arogansi DPR

"(Perubahan pasal UU MD3) sudah diputuskan hukum, iya kita sebagai negara hukum, ikut dan taat apa yang telah diputuskan MK yang final dan mengikat,"...

Gerindra ‘Ngemis’ Cari Teman

"Prioritas Gerindra tetap dengan PKS, PAN. Mungkin juga dengan Demokrat yang belum nyatakan sikap. Kita lihat PKB juga.Jadi kita akan merajut koalisi lebih intensif,...