HomeCelotehNyanyian Maut Nazaruddin

Nyanyian Maut Nazaruddin

Tertangkapnya Setya Novanto, tak lepas dari jasa Muhammad Nazaruddin, terdakwa kasus Wisma Hambalang. Benarkah KPK hanya mengandalkan nyanyian politikus Partai Demokrat ini?


PinterPolitik.com

[dropcap]T[/dropcap]ercyduknya Papa Setya Novanto (Setnov) oleh KPK, ternyata membuat sahabat karib Papa, Pak Fahri, merasa berduka. Sebagai juru bicara informal Papa, Pak Fahri menuding KPK asal main tangkap saja. Terutama karena KPK dianggap terlalu percaya oleh “nyanyian maut” Muhammad Nazaruddin, bekas Bendahara DPP Demokrat.

Setelah geger kasus korupsi dalam proyek Wisma Hambalang, Nazaruddin memang jadi terkenal karena kerap “bernyanyi” mengenai berbagai kasus yang melibatkan para petinggi negeri. Salah satunya, ya kasus korupsi di proyek e-KTP ini. Belakangan, nyanyian mautnya tersebut bahkan kembali viral di media sosial.


“Setya Novanto ini, saya yakin, (penegak hukum) tidak akan berani. Tidak akan berani. Orang ini Sinterklas, kebal hukum. Tidak akan berani walaupun saya bilang, sudah jelas buktinya.”

“Saya cerita soal e-KTP. E-KTP itu dari sebelum proyek ditender, sudah dimarkup senilai Rp 2,5 triliun. Sudah dibuat, keuntungannya segini untuk dibagikan ke DPR, Mendagri, hingga pengusaha bagian posisi Novanto.”

“Spec (Spesifikasi)-nya diatur sedemikian rupa. Dalam perjalanannya, yang dilaksanakan di bawah spec. Komisi Persaingan Usaha sudah ada keputusan pengadilan bahwa terjadi proses kolusi dan rekayasa dalam proses tender.”

Entah bisa dipercaya atau tidak, namun nyanyian dengan syair yang menuding sejumlah pejabat negara ini memang sempat membuat geger warga Indonesia. Sudah sebegitu masifkah budaya korupsi kita? Tak adakah seseorang yang pernah mengingatkan mereka kalau uang itu bukan haknya?

Tapi kalau dipikir-pikir, bila benar Papa seperti Sinterklas yang kebal hukum, mengapa sekarang bisa sampai ditahan KPK ya? Apakah KPK lebih hebat dari Sinterklas? Atau jangan-jangan KPK adalah Piet Si Hitam yang menghukum Sinterklas karena ngembat jatah milik anak negeri?

Mungkin saja, Papa adalah Sinterklas yang kena gegar otak sehingga konsep berbaginya terbalik. Bukannya memberi hadiah dan berkah pada orang miskin, eh malah bagi-bagi uang rakyat pada para pejabat negeri.

Sungguh potret dunia yang terbalik, wahai Papa! Tak kasihankah pada mereka yang bertahun-tahun nggak punya e-KTP dan hanya dapat lembaran blangkonya saja?

Nyanyian maut Nazaruddin, bila memang benar, maka akan menjadi kunci bagi Krampus – si pemberi hukuman bagi anak nakal, untuk memainkan perannya. Semoga saja penegak hukum kita, bisa menjadi Krampus yang berhati dan pikiran mulia. Sehingga Sinterklas-Sinterklas gegar otak seperti Papa, bisa dicyduk Piet Hitam semuanya. (R24)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...