HomeCelotehMengenang Fadli Zon

Mengenang Fadli Zon

“Kemesraan ini janganlah cepat berlalu. Kemesraan ini ingin ku kenang selalu.” – Terry Fatiah, Kemesraan


 PinterPolitik.com

Duet maut Fadli Zon dan Fahri Hamzah telah usai. Tiada lagi bisa kita saksikan ujaran vulgar mereka terhadap pemerintah. Mungkin kita kan rindu, tapi apa daya. Fahri tak melaju lagi untuk periode berikutnya, sementara Fadli tak lagi ditunjuk lagi oleh Prabowo duduk di kursi pimpinan DPR.

Hubungan Fadli Zon dan Fahri Hamzah layaknya seperti Tweedledee and Tweedledum dalam literatur Alice in Wonderland. Atau kalo mau yang nyata, seperti Donald J. Trump, Presiden Amerika Serikat dan Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris.

Tidak sedarah namun memiliki rupa dan gaya yang mirip. Selalu bersama, seiya sekata dalam mengkritik pemerintah. Agaknya para istri bisa cemburu, kedekatan dua insan ini seperti saudara. Di mana ada Fahri di situ pun ada Fadli, begitu pun sebaliknya.

Kebersamaan mereka pun kerap terekam oleh publik. Menjenguk Ahmad Dhani Prasetyo, pertemuan dengan Buni Yani, perjalanan ke Mekah dan pertemuan dengan Habib Rizieq, serta turunya mereka ke jalan dalam Aksi Bela Islam 212, menjadi saksi sejarah ikatan diantara dua politisi paruh baya itu.

Sungguh indah persaudaraan mereka. Bagi Fadli, kebiasaan mengkritik pemerintahan Jokowi bersama Fahri adalah trademark-nya. Kasus Muhammad Arsyad Assegaf mengenai penghinaan terhadap presiden, menunjukkan bahwa bagi Fadli apapun yang mengkritik Jokowi adalah momen untuk unjuk diri. Walaupun akhirnya ia pun melepaskan kasus ini.

Selain itu, kritik terhadap program pembangunan infrastruktur ekonomi, Poros Maritim Dunia dan Revolusi Mental kerap dilontarkan oleh Fadli karena tidak terdengar lagi gaungnya.

Sepertinya kepergian Fadli dari kursi pimpinan DPR menyusul Fahri akan membuat Senayan lebih senyap dari huru-hara. Pasalnya, para petarung politik sejak di bangku universitas ini telah digantikan oleh penerus yang cenderung lebih jinak ketimbang mereka.

Agaknya kita semua akan kangen dengan perseteruan Fadli dkk melawan pemerintah oposisi. Tapi apa yang oposisi jika Gerindra sendiri sudah melunak ke Jokowi dan PDI-P.

Iya, beberapa waktu lalu PDI-P sudah membuka komunikasi dengan Gerindra. Apakah tak dicalonkannya Fadli ini adalah sinyal Gerindra sudah semakin mesra dengan PDI-P? Atau jangan-jangan, Fadli disiapkan untuk posisi lebih tinggi dalam komunikasi kedua partai itu?

Semoga dimana pun Fadli berada, engkau tetap berapi-api dan penuh huru-hara. Selamat jalan Fadli, jasamu yang tiada jejak akan terus dikenang. (M52)

 

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Gerindra-PKS Tega Anies Sendiri?

“Being alone is very difficult.” – Yoko Ono PinterPolitik.com Menjelang pergantian tahun biasanya orang-orang akan punya resolusi baru. Malah sering kali resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum...

Ada Luhut, Langkah Bamsoet Surut?

“Empires won by conquest have always fallen either by revolt within or by defeat by a rival.” – John Boyd Orr, Scottish Physician and...

Balasan Jokowi pada Uni Eropa

“Negotiations are a euphemism for capitulation if the shadow of power is not cast across the bargaining table.” – George P. Shultz PinterPolitik.com Sekali-kali mari kita...