HomeCelotehBudi Gunawan Makin Mulus di Senayan?

Budi Gunawan Makin Mulus di Senayan?

“Sejauh penelusuran kami yang berpotensi menjadi dinasti politik terdapat 48 caleg terpilih”. – Lucius Karus, Peneliti Formappi


PinterPolitik.com

Bicara tentang politik dinasti di Indonesia emang jadi topik yang ngeri-ngeri sedap. Beberapa tahun lalu misalnya, publik disuguhkan oleh dinasti Ratu Atut yang menjadi kekuatan politik paling besar di Banten dengan segala kekuasaannya yang menggurita.

Bahkan, sekalipun Ratu Atut telah dihukum, dinastinya masih saja tetap kuat bercokol. Kan masyarakat jadi bergidik dan bilang: “Ih atut”, karena takut denger nama-nama mereka. Upppss. Hehehe.

Nah, persoalan dinasti politik ini masih menjadi pekerjaan rumah besar. Bahkan laporan terbaru dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia alias Formappi, ada 48 anggota DPR RI terpilih pada Pileg 2019 yang mewakili dinasti politik tertentu.

Wih, jumlah itu tentu saja sangat besar. Tapi mau gimana lagi kan, lha tokoh politik utama kayak Megawati Soekarnoputri aja itu mewakili dinasti politiknya Soekarno. Belum lagi bicara soal anak-anak Soeharto yang kini juga aktif di dunia politik. Terus ada juga anak-anak Pak Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.

Kini, salah satu nama yang bakal membentuk dinasti politiknya di DPR adalah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan alias Pak BG. Soalnya, anaknya yang bernama Mochamad Herviano lolos ke Senayan dengan menggunakan kendaraan politik PDIP.

Buat yang belum tahu, Herviano ini adalah menantu dari Kepala Bulog Budi Waseso. Namanya juga sempat disebut-sebut ketika pada tahun 2015 lalu KPK menetapkan BG sebagai tersangka kasus rekening gendut.

Baca juga :  Puan yang Nggak Direstui

Masuknya Herviano ke Senayan secara tidak langsung emang bakal memperkuat posisi BG di parlemen. Kalau kalian baca berita sebulan dua bulan terakhir, peran BG emang lagi besar-besarnya.

Doi menjadi aktor penting di belakang pertemuan antara Jokowi dan Prabowo Subianto di stasiun MRT yang mengakhiri ketegangan politik pasca Pilpres 2019.

Doi juga yang mempertemukan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo. Ada juga yang bilang namanya akan masuk menjadi salah satu menteri di kabinet Jokowi dan mengambil peran besar yang selama ini diemban Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Bahkan, desas-desusnya BG juga diproyeksikan sebagai kandidat capres untuk Pilpres 2024, sekalipun kabar itu kemudian disebut hoaks. Nggak ada yang tahu pasti lah ya, siapa tahu hoaks itu buat ngecek ombak. Upppss. Hehehe.

Wah, makin menarik nih pertarungan politik di tingkat elite saat ini. Yang jelas, politik dinasti emang nggak bisa dihapus gengs. Lha Naruto Uzumaki aja bapaknya jadi Hokage – sebutan untuk pemimpin desa di serial Naruto Shippuden – anaknya kemudian juga ikutan jadi Hokage juga. Hehehe.

Kalau gitu, di 2024, siapa nih yang bakal jadi Naruto-nya? (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.