HomeCelotehAnies “Presiden” PKL, PSI Sewot

Anies “Presiden” PKL, PSI Sewot

“Aku ingin jadi presiden bukan karena sok superman, apalagi sok businessman. Dengarkan dan perhatikan, akan kuungkapkan sebuah pesan penting yang terlupakan”. – Tangga, Jadi Presiden


PinterPolitik.com

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mungkin menjadi salah satu sosok pemimpin paling pusing se-Indonesia. Mengurusi masalah Jakarta itu emang berasa mengurusi masalah satu negara cuy. Bukan gimana-gimana ya, 70 persen perputaran uang nasional Indonesia itu terjadi di Jakarta.

Jadi, soal macet, polusi, banjir, dan lain sebagainya, semuanya berasa seperti masalah nasional.

Nah, rencana kebijakan terbaru Anies kini sedang jadi pergunjingan juga. Kalau ada yang pernah lewat di beberapa ruas jalan, misalnya di Kemang, pasti merhatiin kalau sekarang lagi banyak perbaikan trotoar.

Anies emang lagi getol banget memperbaiki trotoar di seluruh Jakarta. Bagus kan, jadi makin banyak orang yang jalan kaki karena trotoarnya sudah jadi bagus.

Hmm, tapi nanti dulu gengs. Denger-dengernya nih, Anies lagi berencana bikin aturan yang membolehkan para pedagang kaki lima alias PKL untuk menggunakan trotoar sebagai area berjualan.

Hal ini kemudian mendapat tanggapan keras, salah satunya dari pendatang baru di gedung parlemen DKI Jakarta, Partai Solidaritas Indonesia alias PSI.

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI William Aditya Sarana misalnya, bilang bahwa rencana tersebut akan merugikan pejalan kaki. Apalagi kata William, 80 persen trotoar di ibu kota tidak layak untuk dipakai berdagang dan sekaligus jadi lahan berjualan.

Ini untuk menanggapi pernyataan Anies yang bilang bahwa di New York dan Singapura misalnya, trotoar bisa kok dijadikan tempat berdagang bagi para PKL.

Hmm. PSI ini ngritik murni karena kebijakannya atau karena cuma cari-cari bahan aja biar bisa nyerang Anies?

Soalnya, ada efek ekonomi juga loh bagi para PKL kalau harus dipindahkan. Emang sih ada hak pejalan kaki juga yang jadinya dikorbankan. Tapi itu kan tujuan dari pemimpin bikin aturan. Jadi para pedagang tetap bisa terpenuhi kepentingannya, sementara para pejalan kaki juga masih bisa mendapatkan haknya.

Misalnya nih di aturan yang dibuat Anies pasti diatur kalau trotoarnya terlalu sempit, maka pedagang tidak boleh berdagang di situ. Sementara kalau trotoarnya lebar, maka para pedagang bisa menggunakannya untuk berdagang dengan batasan-batasan tertentu.

Lagian, PSI kelihatan banget nih cuma melihat dari sisi negatifnya doang. Akibatnya ya semua program Pak Anies jadi terkesan negatif.

Padahal kan nggak juga ya. Selain bisa membantu perekonomian masyarakat kecil yang berdagang, Anies kan juga bisa menggalang dukungan kalau-kalau mau maju di Pilpres 2024. Eh, yang terakhir itu dampak positif juga kan ya? Upppss. Hehehe.

Ya kalau Anies nggak maju di Pilpres 2024, setidaknya dengan kebijakan ini, bisalah doi disebut sebagai presiden. Tapi Presiden PKS – eh maksudnya PKL. Hehehe. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  Anies-Ganjar dan Mereka yang "Geruduk" MK
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Anomali PSI: Gagal Karena Kuasa Jeffrie Geovanie?

Kegagalan PSI untuk lolos ke parlemen pusat dalam dua gelaran Pemilu berturut-turut memang menimbulkan pertanyaan besar.

The Tale of Two Sons

Jokowi dan SBY bisa dibilang jadi presiden-presiden yang berhasil melakukan regenerasi politik dan sukses mendorong anak-anak mereka untuk terlibat di dunia politik.

Gemoy Effect: Prabowo Menang Karena TikTok Wave?

TikTok menjadi salah satu media kampanye paling populer bagi pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.