HomeCeloteh22 Mei, Tim Mawar dan PSI

22 Mei, Tim Mawar dan PSI

“Sudah ada mawar putih, jangan cari yang merah. Sudah punya cinta suci, jangan cari masalah”. – Inul Daratista, Mawar Putih


PinterPolitik.com

Di mitologi Yunani Kuno, Dewi Aphrodite yang adalah dewi cinta, sering kali digambarkan dengan bunga mawar yang menghiasi kepala, leher dan kakinya. Makanya bunga mawar selalu dianggap sebagai simbol immortal love atau cinta yang tidak akan pernah mati. Suit suit, mantap bang. Hehe.

Sementara, kalau di dunia kartu Tarot, bunga mawar selalu dianggap sebagai simbol keseimbangan. Keindahan mawar menjadi ekspresi harapan, janji dan awal yang baru. Hmm, makanya itu ya kalau cowok nembak cewek, sering kali yang dikasih adalah mawar merah.

Tapi, kisah mawar yang sedang ramai diperbincangkan saat ini lain lagi bentuknya.

Jadi ceritanya pihak kepolisian sudah mulai buka-bukaan nih terkait pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab dalam kerusuhan 22 Mei 2019 lalu. Bahkan, media-media asing pun sudah menyoroti tokoh-tokoh tersebut.

South China Morning Post (SCMP) misalnya, sudah bahas peran Kivlan Zen. Hal serupa juga ditulis oleh The Straits Times. Kivlan disebut sebagai dalang, terutama terkait ancaman pembunuhan terhadap tokoh-tokoh politik di lingkaran Presiden Jokowi. Ih ngeri cuy.

Tapi, dari semua itu, hal yang paling menarik perhatian adalah yang dibahas oleh Tempo. Media nasional yang pernah dibredel oleh Soeharto itu menyebutkan secara langsung terkait dugaan keterlibatan Tim Mawar dalam kerusuhan 22 Mei tersebut. Lha, emang tim ini melambangkan harapan, janji dan awal yang baru? Eh?

Buat yang belum tahu, Tim Mawar ini bukan dedek-dedek SMA yang suka bagi-bagi bunga di lampu-lampu merah saat peringatan Hari Palang Merah Sedunia loh ya. Kalau yang itu mah tim mawar unyu-unyu namanya. Hehe.

Tim Mawar yang dimaksud oleh Tempo ini adalah yang dulunya dituduh terlibat dalam penculikan aktivis di tahun 1998. Ini adalah tim di Kopassus – walaupun bukan tim resmi – yang berkutat dengan isu-isu penculikan dan penghilangan aktivis kala itu.

Baca juga :  MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Nah, saat Dewan Kehormatan Perwira (DKP) menyelidiki kasus ini di tahun 1998, keberadaan tim inilah yang disebut-sebut membuat Prabowo Subianto diberhentikan dari militer.

Terkait kerusuhan 22 Mei 2019, Tempo menyebut nama Fauka Noor Farid sebagai salah satu aktor di baliknya. Fauka adalah satu dari 10 anggota Tim Mawar yang diberikan sanksi pasca peristiwa 1998. Beberapa anggota Tim Mawar memang diberhentikan dari militer, sementara beberapa yang lain juga sempat dipenjara.

Beuh, ngeri juga ya Tim Mawar ini.

Padahal namanya mawar loh. Itu kan artinya baik. Nggak heran kan Partai Solidaritas Indonesia alias PSI pakai simbol bunga mawar sebagai lambang partainya. Soalnya filosofi mawar emang sesuai dengan cita-cita mereka untuk mewujudkan Indonesia baru.

Hmm, memangnya Tempo nggak takut ya bikin PSI ngambek karena lambang mereka disangkutpautkan dengan kerusuhan 22 Mei 2019?

Hayoo, Tim Mawar yang beneran aja nyeremin, apalagi dedek-dedek SMA yang di lampu merah, eh maksudnya PSI. Hehehe.

Tapi ya itu, Aphrodite dan mawar kan lambang cinta yang tak akan pernah mati. So, bisa jadi ya Tim Mawar ini emang sedang menunjukkan cinta mereka yang tidak pernah mati pada, eh pada siapa ya? Uppss.

Ah, republik! (S13)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.