HomeNalar PolitikSiti Aisyah Belum Dapat Ditemui KBRI

Siti Aisyah Belum Dapat Ditemui KBRI

Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, pemerintah akan memberikan pendampingan kepada setiap warga negara yang tersangkut persoalan hukum di negara lain. Terlebih bila WNI tersebut merupakan korban kejahatan.


pinterpolitik.com

KUALA LUMPUR –  Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur belum mendapatkan akses untuk bertemu dengan Siti Aisyah, yang ditangkap oleh Kepolisian Malaysia karena diduga terlibat dalam pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Andreano Erwin, Jumat (17/2) malam,  mengatakan, sejauh ini KBRI belum mendapatkan izin dari otoritas Malaysia untuk bertemu Siti Aisyah. “Masih menunggu,” kata Andreano dalam pesan singkat kepada media.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, pemerintah akan memberikan pendampingan kepada setiap warga negara yang tersangkut persoalan hukum di negara lain. Terlebih bila WNI tersebut merupakan korban kejahatan.

Wapres mengemukakan, pasti kedutaan kita sudah bergerak membela apabila memang dia jadi korban. “Tapi, kalau dia, katakanlah pelaku utama, tentu lain soal,” kata Kalla di Kantor Wapres, Jumat.

Wapres menanggapi kasus tertangkapnya WNI asal Serang, Siti Aisyah, oleh Kepolisian Malaysia lantaran diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Kim Jong Nam.

Dalam kasus ini, Wapres menganggap Siti merupakan korban kejahatan, sekalipun, menurut pernyataan kepolisian Malaysia, dia diduga pelaku pembunuhan Kim Jong Nam.

Seperti diberitakan, Rabu (15/2), Kepolisian Malaysia menangkap seorang perempuan di Bandara Kuala Lumpur terkait dengan pembunuhan kakak tiri Presiden Korut Kim Jong Un. Kepolisian Malaysia dalam rilisnya mengatakan, seorang perempuan berpaspor Vietnam ditangkap pukul 08.20 waktu setempat. Perempuan bernama Doan Thi Huong (28) itu dikenali lewat rekaman CCTV bandara.

Esok harinya, polisi menangkap perempuan kedua, yang juga diduga terlibat dalam pembunuhan. Perempuan berpaspor Indonesia itu bernama Siti Aisyah berusia 25 tahun.

Baca juga :  The Tale of Two Sons

Sebelumnya, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul, mengatakan, Atase Kepolisian KBRI Malaysia berusaha menemui Siti Aisyah, namun pihak KBRI belum diperbolehkan bertemu langsung dengan Siti.

“Otoritas di sana belum mengizinkan karena masih pemeriksaan 7 x 24 jam oleh polisi di sana,” ujar Martinus, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat.

Utusan Menlu didampingi petugas Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, mendatangi rumah Gunawan Hasyim, mantan suami Siti Aisyah, di Jalan Samarasa Satu, Angke, Tambora, Jumat.

Pihak Kemlu hanya ingin memastikan status hubungan Siti Aisyah dengan mantan suaminya. Petugas juga bertemu orangtua Gunawan untuk memastikan Siti Aisyah telah bercerai dengan Gunawan Hasyim. Keluarga menunjukkan selembar kertas fotokopi bermaterai, yang berisi perceraian Siti Aisyah dengan Gunawan Hasyim.

Dari Kuala Lumpur diberitakan, Pemerintah Malaysia tidak akan menyerahkan jenazah Kim Jong kepada Pemerintah Korea Utara sebelum diperoleh hasil uji DNA dengan sampel yang diambil dari keluarga korban. Pyongyang telah meminta Malaysia menyerahkan jenazah abang tiri  Kim Jong Un itu.

Para investigator di Malaysia masih berupaya mengungkap kasus pembunuhan ini. Ahli Forensik sedang menguji sampel yang diambil dari tubuh korban, untuk mengetahui jenis racun apa yang digunakan.

Pelaku pembunuhan diduga menyemprotkan racun ke muka Nam saat dia sedang menunggu jadwal penerbangan ke Makau, di areal perbelanjaan bandara. Pihak Korea Utara melalui para diplomatnya mengajukan keberatan dengan pengujian tesebut. (Kps/E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Ini Rahasia Jokowi Kalahkan Megawati?

Kendati diprediksi melemah pasca kepresidenan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai memiliki kunci rahasia agar tetap bisa memiliki pengaruh dalam politik dan pemerintahan. Bahkan, Jokowi agaknya mampu untuk melampaui kekuatan dan pengaruh Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...