HomeNalar PolitikManuver Emil Kacaukan Golkar?

Manuver Emil Kacaukan Golkar?

Hingga saat ini, Ridwan Kamil masih sibuk mencari dukungan. Namun manuvernya kali ini mengacaukan Partai Golkar. Apa pasal?


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]W[/dropcap]alaupun telah mendeklarasikan diri sebagai calon gubernur (cagub) Jawa Barat (Jabar) pada 2018 mendatang melalui Partai Nasdem, namun Ridwan Kamil (Kang Emil) masih membutuhkan dukungan dari partai lainnya untuk bisa mendaftarkan diri. Karena itulah, Walikota Bandung ini berupaya menggaet beberapa tokoh yang menurutnya bisa diajak kerjasama – termasuk memungkinkan untuk didukung oleh partainya.

Namun manuver Kang Emil yang kabarnya ingin menggaet anggota DPR Fraksi Golkar yang juga kader Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Daniel Muttaqien Syafiudin, ternyata membuat kesal  pengurus DPD Partai Golkar Jabar. Keinginan Kang Emil berpasangan dengan Daniel sebagai calon wakil gubernur (cawagub), tak lain untuk dapat menjaring suara masyarakat di Pantai Utara (Pantura) Jabar, terutama Indramayu.

Nama Daniel cukup dikenal di kawasan Pantura karena merupakan anak mantan Ketua DPD Golkar Jabar yang juga mantan Bupati Indramayu, Irianto MS Syafiudin atau yang akrab disapa Kang Yance. Menurut seorang sumber, tindakan Kang Emil ini dianggap tidak menghargai dan menghormati Golkar Jabar yang telah memutuskan untuk mengusung Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi.

“Golkar sudah jelas siapa yang akan diusung. Kami mengusung saudara ketua (Dedi Mulyadi) sebagai bakal calon gubernur, kenapa jadi menawarkan posisi calon wakil gubernur? Internal kami telah selesai, kok malah minta kami menyelesaikan masalah internal partai?” geram sumber tersebut yang juga seorang pengurus DPD Golkar Jabar, Jumat (28/7).

Ia tidak mempersoalkan bila Kang Emil ingin menggandeng Daniel untuk menjaring di wilayah Pantura, namun Golkar Jabar meminta Kang Emil mencari partai lain untuk mendapatkan dukungan. “Silakan saja kalau memang ingin bersanding dengan Pak Daniel, tapi mohon cari Partai Pantura untuk mendukungnya,” sindirnya lagi.

Baca juga :  Tiongkok Kolonisasi Bulan, Indonesia Hancur? 

Sumber tersebut melihat, bukan sekali ini saja Kang Emil mengumbar janji akan menggandeng tokoh masyarakat di daerah yang didatanginya. “Apa ke setiap daerah, baik utara, selatan, barat, dan timur Jawa Barat, beliau menawarkan tokoh setempat menjadi cawagub? Kan di sana pertanyaannya,” tambahnya lagi.

Ia mengingatkan, sebaiknya Kang Emil fokus dalam mencari dukungan tambahan agar dapat mencalonkan diri. Karena Partai Nasdem hanya memiliki 5 kursi di DPRD Jabar, padahal yang diperlukan adalah 20 kursi, sehingga belum dapat menjadi tiket baginya untuk maju di Pilgub Jabar 2018 nanti. Mengenai permasalahan ini, Kang Emil langsung memberikan klarifikasi.

Munculnya nama Daniel, menurutnya, merupakan aspirasi masyarakat di kawasan Pantura, saat ia berkunjung ke Indramayu, Minggu (23/7) lalu. “Saya udah bilang itu teh pernyataan aspirasi pantura, bukan saya yang menawarkan diri. Sok (silakan) klarifikasi ku (kepada) media,” jelasnya, di Bandung, Rabu (26/7) lalu. Kang Emil mengatakan, ada dua nama yang merupakan aspirasi masyarakat Pantura, yaitu Daniel Muttaqien dan Pangeran Arif Natadiningrat dari Kasepuhan Cirebon.

“Nah, keluarlah dua nama itu. Pangeran Arif atau Daniel. Saya bilang kalau Daniel kan dari Golkar, maka harus ada koordinasi dulu dengan Partai Golkar. Jadi, tersinggungnya di mana,” tanyanya, sambil menambahkan kalau nama Daniel disebut saat dialog dan posisinya menjawab pertanyaan. Jadi bukan mengusulkan nama. “Saya hanya menjawab aspirasi masyarakat pantura yang mengusulkan, dan mereka menyebutkan dua nama itu.”

Berbeda dengan pengurus DPD Golkar, sayap partai AMPG malah meminta wacana Kang Emil dengan Daniel Muttaqien dibahas secara serius. Menurut Ketua Harian AMPG Mustafa M Radja, pihaknya memegang teguh hasil Rapimnas II AMPG di Makasar dan Rapimnas II Partai Golkar yang akan mendorong kader muda diberikan ruang dalam proses pencalonan pilkada. Kebetulan Daniel merupakan salah satu kader yang dibesarkan dan membesarkan AMPG.

Baca juga :  Kenapa Xi Jinping Undang Prabowo?

“Jadi kami mendorong saudara Daniel maju sebagai salah satu kontestan. Bisa sebagai Gubernur maupun sebagai Wakil Gubernur,” katanya, Jumat (28/7). Ia merasa hal yang biasa kalau AMPG mendorong kadernya maju dalam proses pencalonan di kepala daerah. “Tentunya hal ini bukan ujug-ujug juga usulannya. Saat Kang Emil menyebut ingin berpasangan dengan tokoh muda dari Pantura, kita punya Daniel,” katanya.

Di samping itu, lanjut Mustafa, Kang Emil memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi, didukung kinerja positif, sehingga merupakan sinyal bagus. Itu dapat diproses dan dipertimbangkan DPP Partai Golkar. Sementara itu, terkait nama Dedi Mulyadi yang diusulkan oleh Musda DPD Partai Golkar Jawa Barat, Mustafa menyebutnya sebagai dinamika politik internal karena partai telah memiliki petunjuk pelaksana (juklak) 06.

“Untuk keputusannya diserahkan melalui mekanisme juklak 06, di dalamnya ada DM dalam bursa tersebut. Sah-sah saja. Nanti muaranya ada di DPP. Wajar saja kalau kami ada keberpihakan setelah melihat track record Daniel dan peluang menang kalau duet Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien Syafiuddin maju dalam Pilgub Jabar nanti. Ketua Umum selalu bilang kalau Partai Golkar itu partai anak muda. Apa salahnya kita mulai mendorong yang punya potensi,” pungkasnya.

(Suara Pembaruan)

 

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...