HomeNalar PolitikKorupsi Bikin Lupa Diri

Korupsi Bikin Lupa Diri

Korupsi lagi, tak henti-henti. Para pejabat banyak yang suka lupa diri dan lupa mati. Uang rakyat sendiri, malah dibagi-bagi.


PinterPolitik.com

Wahai para pejabat…
Jaga amanah rakyat…
Janganlah uang dibabat…
Ingat akan akhirat…

Seringkali, kita mendengar politikus yang sesumbar akan memberantas korupsi dalam kampanyenya. Namun lidah memang tak bertulang, saat melihat uang dengan jumlah tak terbilang, tetap saja terasa menggiurkan. Uang memang bikin orang lupa pikiran, kata Nicky Astria. Jadi tak heran bila banyak pejabat yang terlena dan langsung lupa akan janji-janjinya pada rakyat jelata.

Gara-gara banyak yang lupa pikiran, lembaga yang menangani penyelewangan penggunaan uang pun ikut kena digoyang. Itulah nasib Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini. Gara-gara anggota DPR kita rame-rame bancakan dana e-KTP, mereka pun kini rame-rame ingin merevisi Undang-undang terkait KPK supaya posisi dan jabatannya tetap aman serta kenyang.

Korupsi proyek e-KTP ini sangat merugikan rakyat, karena dana yang dibagi-bagi mencapai Rp 2,55 triliun dari keseluruhan nilai proyek, yaitu Rp 5,9 triliun. Jumlah yang fantastis, karena hampir setengah dana proyek tersebut masuk ke kantong-kantong pribadi. Di antara nama penerimanya ada juga pejabat dari dalam Kementerian Dalam Negeri, yaitu Irman dan Sugiharto. Namun disinyalir, keduanya masih banyak lagi pejabat negara, para petinggi partai, dan anggota dewan yang terlibat.

Hebohnya lagi, ternyata aktor pemeran utama ‘Papa Minta Saham” di Freeport dulu, juga ikut dalam drama panggung adu korupsi ini. Sosok itu, tak lain dan tak bukan adalah Setya Novanto yang sempat membuat gerah Golkar. Saking gerahnya, beberapa petinggi partai ini mulai bergerilya ke daerah demi menggalang dukungan untuk munaslub.

Baca juga :  Modus Cuci Uang via Artis?

Akibat skandal korupsi besar-besaran ini, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan sejumlah rekannya berinisiatif untuk menggelar hak angket mengenai e-KTP. Namun sayangnya, hingga kini hak angket tersebut  terkesan tidak serius dilakukan. Padahal melalui hak angket inilah, kronologi masuknya nama pejabat Kementerian Dalam Negeri  tersebut diusut.

Sumber SP, Selasa (15/3) mengatakan, adanya hak angket itu sah saja karena masih banyak yang penasaran dan melekat pada anggota dewan. “Namun substansinya belum imbang dan usulan itu tidak serius ditanggapi, sehingga tak jelas pula nasibnya. Bakal kandas lagi,”

Beberapa partai yang menolak hak angket ini diantaranya Partai Hanura dan Partai Kebangkitan bangsa (PKB) mereka menegaskan bahwa sebaiknya kasus ini diserahkan saja pada proses hukum. Ketua Fraksi FKB Hajjah Ida Fauziah mengatakan “ Dugaan korupsi pengadaan e-KTP yang saat ini sedang di proses oleh KPK, sebaiknya diproses secara hukum di KPK agar diselesaikan hingga tuntas.”

Namun karena kekhawatiran akan adanya opini, serta tuntutan publik akan adanya intervensi yang dapat melemahkan kinerja KPK. Sebagai rakyat, sepertinya sudah tidak tak mampu lagi berkata apa-apa. Masyarakat hanya jadi penonton, saat para pejabat merampok dan menguasai keran dana untuk dibocorkan ke sana sini. Sungguh fakta yang menyesakkan dada. (Suara Pembaruan)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...