HomeNalar PolitikBela NKRI, Indosat Diboikot?

Bela NKRI, Indosat Diboikot?

Persoalan tersebut sebelumnya menjadi ramai karena postingan Riko itu sampai ke Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) Indosat Ooredoo, Alexander Rusli.


PinterPolitik.com

P[dropcap size=big]P[/dropcap]ada Senin, 5 Juni 2017 kemarin, para pengguna Twitter diramaikan oleh tagar #boikotindosat. Ada apa dengan salah satu perusahaan telekomunikasi nasional ini?

Ternyata tagar tersebut muncul bukan karena layanan Indosat, melainkan terkait protes atas perlakuan Indosat yang dinilai sewenang-wenang terhadap salah satu karyawannya, Riko M. Ferajab. Riko sendiri disebut-sebut menjabat sebagai Manajer Business Inteligence and Reporting Indosat.

Riko menjadi perhatian internal Indosat lantaran dilaporkan menuliskan status di akun Facebooknya yang dinilai penuh caci maki pada pemerintahan Jokowi dan memuja intoleransi. Ia dilaporkan oleh netizen dengan akun @ulinyusron.

Riko memang menuliskan kegundahannya terkait kondisi politik saat ini dan menunjukkan dukungannya melalui media sosial ke pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang saat ini tengah tersandung berbagai kasus hukum. Setelah dilaporkan dan dipanggil manajemen Indosat, Riko dikabarkan menutup semua akun media sosialnya. Hal ini dibuktikan oleh PinterPolitik saat coba menelusuri akun-akun milik Riko, namun tidak menemukannya.

Persoalan tersebut sebelumnya menjadi ramai karena postingan Riko itu sampai ke Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) Indosat Ooredoo, Alexander Rusli. Alex  menanggapi berbagai laporan atas postingan tersebut dengan mengatakan bahwa Indosat tidak akan mentolerir pegawai yang anti-NKRI dan tidak sejalan dengan pemerintah.

Baca juga :  Maruarar Sirait Resmi Gabung Gerindra?

Atas tulisan di akun twitter Alex tersebut, beredar speklulasi kalau Riko dipecat dari perusahaan. Hal inilah yang disebut-sebut membuat banyak pengguna twitter kecewa dan menganggap aksi tersebut berlebihan. Indosat disebut semena-mena terhadap karyawannya. Tagar #boikotindosat pun akhirnya muncul dan ikut digunakan oleh akun-akun yang beberapa waktu belakangan umumnya sering membela Rizieq Shihab. Hal inilah yang menyebabkan tagar tersebut menjadi ramai di media twitter.

Namun, Alex mengklarifikasi bahwa Riko tidak dipecat dan hanya diberikan teguran saja. Ia menuturkan, Indosat sudah mengambil langkah atas status Riko, yang prinsipnya tidak akan membiarkan pegawainya tidak satu visi dengan pemerintahan.

“Siapa sih yang bilang dipecat? Di warning verbal saja supaya mengikuti peraturan perusahaan,” kata Alex pada Senin, 5 Juni 2017 malam, seperti dikutip dari VIVA.co.id.

Alex mengatakan bahwa sejauh ini perusahaannya hanya memberikan peringatan kepada Riko atas perbuatannya di media sosial. Menurutnya, langkah yang diambil sesuai dengan peraturan perusahaan.

“Sesuai peraturan perusahaan. Kan ada langkah-langkahnya tergantung berapa kali buat salah,” ujarnya.

Sejauh ini, Indosat belum memikirkan apakah akan membawa ke jalur hukum kepada pihak yang menyebarkan postingan Riko tersebut. Bukan tidak mungkin tersebarnya postingan Riko dan tagar #boikotindosat berpotensi mendatangkan kerugian bagi Indosat.

Kasus ini muncul di tengah gonjang-ganjing perdebatan terkait aksi-aksi persekusi yang dilakukan sekelompok orang terhadap para pengguna media sosial. Pemerintah juga dikabarkan sedang membahas cara-cara agar media sosial tidak dipakai sebagai sarana untuk menyebarkan ujaran kebencian.

Apakah aksi Indosat ini bisa disebut persekusi? Kalau dilihat dari sisi skala kasusnya, tentu saja tidak. Selain itu, antara Indosat dan Riko ada perjanjian kerja yang telah disepakati, termasuk juga soal pandangan terhadap bangsa dan negara. Mungkin yang menjadi persoalan adalah tidak jelasnya irisan antara kebebasan berpendapat lewat media sosial dan seberapa jauh hal itu dianggap sebagai kebencian atau kebohongan. Menarik untuk ditunggu apa langkah Indosat dan pemerintah selanjutnya. (Berbagai Sumber/S13)

Baca juga :  MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?
spot_imgspot_img

#Trending Article

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.