HomeDuniaF-35, Pesawat Siluman Tercanggih AS

F-35, Pesawat Siluman Tercanggih AS

Di era pemerintahan Presiden Donald Trump, Amerika ingin memperkuat pengaruhnya di kawasan Asia. Hal itu dibuktikan dengan mengirimkan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis, ke Jepang pada Rabu (1/2). Kunjungan tersebut adalah kunjungan kenegaraan pertamanya ke negara – negara sekutu Amerika di kawasan Asia.


Pinterpolitik.comJum’at, 3 Februari 2017

AMERIKA SERIKAT  Sebelumnya, Korps Marinir Amerika telah mengirimkan satu skuadron jet tempur F-35 ke Jepang, tepatnya di kepulauan Honshu. Pesawat “siluman” ini merupakan pesawat yang kontroversial, karena F-35 dapat terbang dengan kecepatan supersonik, kemampuan dalam memberikan dukungan udara, kelincahan, dan sensor yang memberi pilot akses informasi.

Pesawat ini juga mempunyai radar mutakhir untuk melacak keberadaan lawan, termasuk anti radar sehingga tidak dapat terdeteksi musuh. Teknologi sensor serta sistem peperangan elektronik memuat semua akses dan kemampuan mematikan dari pesawat tempur generasi kelima. Layaknya pesawat pembom modern, F35 tahan segala kondisi cuaca serta platformnya mendukung untuk segala jenis ancaman.

Mengenai perakitan pesawat F-35 Lightning II Lockheed Martin ini, Amerika harus mengalami pembengkakan anggaran sekitar US$ 200 miliar dari estimasi awal, tak heran bila pembuatan pesawat ini mendapat kritik dari mana-mana.

Untuk mengoperasikan pesawat ini, pilot dilengkapi dengan Helmet Mounted Display Systems (HMDS) khusus didesain bagi jet tempur. Helm ini dapat memberikan segala informasi yang dibutuhkan pilot. Selain itu juga dilengkapi dengan Distributed Aperture System (DAS) yang dipasang disekitar pesawat. Sistem ini akan mengirimkan citra real-time ke helm yang dapat membuat pilot mampu melihat ‘menembus’ badan pesawat.

Walau diklaim sebagai pesawat tercanggih, namun banyak yang berpendapat kalau pesawat generasi kelima Pentagon ini masih lebih rendah dibanding pesawat jet tempur generasi ke-4 yang digunakan Rusia dan Tiongkok.

Menurut laporan yang dirilis oleh lembaga think-thank AS, National Security Network (NSN), bila dibandingkan dengan pesawat jet tempur buatan Rusia, seperti Mig-29 dan Su-27, F-35 terlalu rendah dalam hal beban sayap (kecuali untuk F-35C), percepatan transonik, dan dorongannya berat. Semua varian F-35 juga memiliki kecepatan maksimum yang secara signifikan lebih rendah. (Berbagai sumber/A15)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Rahasia Besar Presidential Club Prabowo?

Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto disebut menggagas wadah komunikasi presiden terdahulu dengan tajuk “Presidential Club”. Kendati menuai kontra karena dianggap elitis dan hanya gimik semata, wadah itu disebut sebagai aktualisasi simbol persatuan dan keberlanjutan. Saat ditelaah, kiranya memang terdapat skenario tertentu yang eksis di balik kemunculan wacana tersebut.

Apa Siasat Luhut di Kewarganegaran Ganda?

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengusulkan agar kewarganegaraan ganda untuk diaspora Indonesia diperbolehkan. Apa rugi dan untungnya?

Budi Gunawan Menuju Menteri Prabowo?

Dengarkan artikel ini: Nama Kepala BIN Budi Gunawan disebut-sebut sebagai salah satu kandidat calon menteri yang “dititipkan” Presiden Jokowi kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Hal...

Bukan Teruskan Jokowi, Prabowo Perlu Beda?

Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto selalu sebut akan lanjutkan program-program Presiden Jokowi, Namun, haruskah demikian? Perlukah beda?

Mungkinkah Prabowo Tanpa Oposisi?

Peluang tak adanya oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sangat terbuka.Ini karena beberapa partai yang awalnya menjadi lawan Prabowo-Gibran, kini sudah mulai terang-terangan menyatakan siap menjadi bagian dari pemerintahan.

Alasan Ketergantungan Minyak Bumi Sulit Dihilangkan

Bahan bakar minyak (BBM) terus dikritisi keberadaannya karena ciptakan berbagai masalah, seperti polusi udara. Tapi, apakah mungkin dunia melepaskan ketergantungannya pada BBM?

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...