Cross BorderPolitik MBS di Balik Kepindahan Ronaldo

Politik MBS di Balik Kepindahan Ronaldo

- Advertisement -

Momen kepindahan Cristiano Ronaldo ke Al Nassr FC disebut bukan kepindahan pemain sepak bola semata. Tengah didiskusikan bahwa terdapat kepentingan politik Mohammed bin Salman alias MBS di balik kepindahan sang mega bintang Portugal.


PinterPolitik.com

“Just because you do not take an interest in politics doesn’t mean politics won’t take an interest in you. ” ― Pericles

Momen kepindahan Cristiano Ronaldo ke klub Arab Saudi, Al Nassr FC, sangatlah menghebohkan. Pertama, ini tentu soal nilai kontrak Ronaldo yang mencapai US$214 juta per tahun – sekitar Rp3,3 triliun per tahun. Artinya, Ronaldo akan dibayar Rp6,3 juta per menit. 

Angka itu bahkan belum semuanya. Jika Ronaldo setuju mempromosikan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2030, pemain yang juga dijuluki CR7 itu akan mendapatkan tambahan US$200 juta lagi. Fantastis.

Bukan hanya soal nilai kontrak yang membuat kepindahan Ronaldo sangat menarik untuk dibahas, melainkan juga karena dimensi politik di baliknya. 

Melansir berbagai pemberitaan, salah satu faktor utama kepindahan Ronaldo ke Al Nassr adalah, karena transfer ini didukung sepenuhnya oleh Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman alias MBS. 

MBS sendiri adalah anggota kehormatan klub Al Nassr bersama dengan saudara-saudaranya. MBS disebut sebagai “the man behind” kepindahan Ronaldo. 

Transfer Ronaldo adalah Marketing 

Jika dirasionalisasi, kepindahan Ronaldo ke Saudi membuat negara ini menjadi pusat perhatian utama dunia. Ini sejalan dengan misi MBS untuk mengubah arah negara tersebut menjadi lebih terbuka dan mentransformasi ekonomi negara ke industri selain minyak. Ronaldo dipercaya akan membuat misi MBS mengubah Saudi menjadi lebih cepat terwujud. 

Melihatnya dari kacamata marketing, selaku sosok dengan pengikut Instagram terbanyak di dunia (539 juta), kepindahan Ronaldo tentunya dapat meningkatkan brand value Arab Saudi. Buktinya dapat dilihat dari peningkatan drastis pengikut Instagram Al Nassr – dari yang mulanya 500 ribu menjadi 12,4 juta.

Baca juga :  Benarkah ASEAN Tempat “Arisan” Jokowi?

Mateso Bashingwa dalam penelitiannya Popular Culture and Photographic Meaning: The Study of Cristiano Ronaldo as a Brand, menemukan bahwa menjadikan Ronaldo sebagai brand tidak hanya berdampak pada penggemar sepak bola tetapi juga pada penjualan produk olahraga.

Menurut Bashingwa, pengaruh kuat itu muncul karena Ronaldo memiliki lima dimensi personalitas yang kuat, yakni (1) sincerity: rendah hati, jujur, tulus, dan ramah; (2) excitement: menggairahkan, bersemangat, menyenangkan, dan inovatif; (3) competence: dapat dipercaya, serius, dan sukses; (4) sophistication: kelas atas dan menawan; serta (5) ruggedness: luar ruangan dan tangguh.

infografis mbs ubah saudi jadi sekuler

Misi Politik MBS

Sebagaimana diketahui, Saudi memang lebih dikenal dengan status sebagai negara produsen minyak yang menjadi pusat agama Islam. Saat MBS berkuasa, ia mencoba mendiversifikasi ekonomi Saudi agar tidak bergantung pada minyak. 

MBS menggariskan apa yang disebut sebagai Saudi Vision 2030. Ini adalah framework strategis untuk mengurangi ketergantungan Saudi dari minyak melalui keterbukaan untuk investasi, pariwisata, kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan lain sebagainya. Tak heran kemudian, Saudi di bawah MBS menjadi lebih lunak dalam konteks hukum agama dan oleh beberapa pihak dianggap menjadi makin sekuler. 

Perempuan, misalnya, kini diperbolehkan menyetir kendaraan sendiri dan boleh menonton konser berbaur dengan laki-laki. Pantai-pantai dengan resort mewah di Saudi juga kini membolehkan orang untuk memakai bikini. Demikian pun dengan aturan-aturan lainnya soal pakaian dan lain sebagainya. 

Tidak berhenti di sana, dalam konteks agama perubahan signifikan juga terlihat. Sejak tahun 2018 lalu, telah ada pembicaraan antara otoritas Saudi dengan Vatikan dan perwakilan Gereja Katolik Prancis terkait wacana pendirian gereja di Arab Saudi. 

Hal serupa terjadi pula dengan Gereja Evangelis di tahun 2021 yang juga membuka wacana pendirian gereja di Saudi. Sebagai catatan, di Saudi dipercaya terdapat setidaknya 1,8 juta warga Kristen yang menjalankan aktivitas keagamaannya secara sembunyi-sembunyi. 

Baca juga :  Budi Gunawan Disiapkan Jadi Cawapres Ganjar?

Jika pembangunan gereja ini terjadi, maka Saudi akan mengikuti jejak Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) yang telah lebih dahulu terbuka pada aktivitas agama-agama lain. Bukan rahasia pula, MBS memang dipercaya menyontek cara Qatar dan UEA dalam pembangunan ekonomi untuk keluar dari ketergantungan minyak yang berefek ke sektor-sektor lain.

Dengan demikian, kepindahan Cristiano Ronaldo ke Al Nassr sekiranya memiliki nuansa yang sama dalam upaya meningkatkan brand value Saudi sebagai negara yang punya geliat ekonomi di luar minyak. 

Akan ada banyak orang yang tertarik untuk datang ke Saudi untuk menonton pertandingan Ronaldo. Atensi masyarakat dunia juga meningkat pada sepak bola Saudi dan pada Saudi sebagai negara. 

Secara bisnis, investasi, arus pariwisata, dan lain sebagainya, tentunya akan ada timbal balik yang besar bagi Saudi. Apalagi jika Ronaldo ikut kampanye dan Saudi berhasil menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. (R53)

spot_imgspot_img

More from Cross Border

G20 India Tumbang Diancam Boikot

Keputusan India sebagai tuan rumah G20selanjutnyadi wilayah sengketa Kashmir menjadi bumerang. Beberapa negara, terutama China, mengancam untuk memboikot kegiatan tersebut. Wilayah Kashmir sendiri dianggap sebagai salah satu wilayah sengketa paling berbahaya di dunia. Lantas, apakah G20 India akan jadi yang terburuk? Atau bahkan batal digelar?

Benarkah ASEAN Tempat “Arisan” Jokowi?

KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo mengundang sorotan banyak pihak. Apa yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Indonesia sebagai pemegang Keketuaan ASEAN overrated...

Charles Akan Jadi Raja Terakhir?

Britania Raya resmi memiliki pemimpin monarki baru, setelah Charles menjadi raja menggantikan Ratu Elizabeth II yang meninggal dunia.

Serangan Drone Kremlin, Rekayasa Putin?

Terjadi serangan drone di atas Kremlin, Rusia. Apakah serangan ini benar dilakukan oleh Ukraina atau ternyata alat propaganda Rusia?

More Stories

“Pribumi”, Kata yang Seharusnya Tak Ada?

Kita mungkin sering mendengar kata "pribumi". Yess, kata tersebut kerap digunakan ketika kita ingin mengaci pada kelompok penduduk asli Indonesia. Akan tetapi, secara sadar...

Erick Thohir Harga Mati PAN?

PAN menegaskan bahwa Erick Thohir akan diusung sebagai cawapres di koalisi mana pun. Namun, sejauh ini pilihan masih berada di antara Ganjar Pranowo atau...

Ekspor Pasir Hanya Untuk Oligark?

Keputusan kontroversial pemerintah untuk kembali mengizinkan ekspor pasir laut menuai banyak kecaman dan kritik. Mulai dari politisi hingga aktivis lingkungan mengecam keputusan ini, karena dinilai akan berdampak buruk pada lingkungan. Lantas, atas dasar apa kebijakan ini diambil oleh pemerintah? Dan dengan segala dampak buruknya, “hal baik” apa yang mendorong kebijakan ini untuk tetap diambil?