HomeCelotehRisma Nggak Puasa Ramadan?

Risma Nggak Puasa Ramadan?

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini melakukan peresmian Rusun Sentra Mulyajaya di Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur. Menariknya, pada saat peresmian Mensos Risma melakukan pemotongan tumpeng dan membagikannya di saat bulan Ramadan. 


PinterPolitik.com

“Tumapaking penguripan-tumindak lempeng tumuju Pangeran” ― Akronim Tumpeng

Tahu nggak sih, guys, sebenarnya istilah akronim tumpeng memiliki arti bahwa manusia harus hidup menuju jalan Tuhan? Makanya tidak heran jika tumpeng memiliki bentuk yang lancip di paling atas susunannya karena menandakan hubungan manusia dengan Yang Mahakuasa.

Biasanya, tumpeng dijadikan sebagai salah satu simbol perlengkapan utama ketika melakukan upacara yang diselenggarakan oleh masyarakat Jawa karena sarat akan makna.

Masyarakat Jawa tradisional percaya bahwa ada kekuatan gaib, yaitu Tuhan, yang akan mempengaruhi setiap jalan kehidupan. Oleh karena itu, tumpeng dijadikan sarat akan makna sebagai simbol permohonan kepada Yang Kuasa.

Tidak ada yang salah memang dengan tumpeng. Namun, agaknya kejadian yang sedikit membingungkan muncul di hadapan publik karena aksi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini sapaan akrab Risma melakukan pemotongan tumpeng di saat bulan Ramadan.

Bulan Ramadan mengharuskan bagi seorang muslim untuk menunaikan kewajiban berpuasa. Dan pemotongan tumpeng tersebut dilakukan saat Risma saat sedang melakukan peresmian Rusun Sentra Mulyajaya di Bambu Apus, Jakarta Timur, dua pekan lalu. 

Amplop PDIP Ternyata Zakat

Saat pemotongan tumpeng berlangsung semua orang yang mendampingi Risma sedang berpuasa, termasuk Risma sendiri. Alhasil, pemotongan tumpeng yang sudah dilakukan Risma dibagikan kepada anak-anak calon penghuni Rusun yang tidak berpuasa.

Sepertinya yang dilakukan Risma kali ini tidak melihat situasi terlebih dahulu. Ya, gimana nggak? Agak sedikit membingungkan pembagian tumpeng tetap dilaksanakan pada pagi hari dan di saat sedang berpuasa.

Dalam buku Etika Politik: Edisi kedua yang ditulis oleh Eko Handayono, Martin Herrna Susanti, dan Moh. Aris Munandar tentang tingkah laku manusia, politik memiliki kaitan dengan teori Etika Politik—teori mengenai perilaku manusia mengacu pada prinsip kebenaran dan kebaikan dalam hubungannya dengan tingkah laku manusia.

Ajaran tentang nilai-nilai moral etika politik dapat membantu memperhitungkan dampak suatu tindakan politikus atas dasar rasa keberpihakan kepada yang lemah. 

Sebenarnya, kaitan dengan perilaku Risma memotong tumpeng pada saat bulan Ramadan dianggap memang kurang etis dan tidak tepat. Tapi, kalau dilihat lagi proses pemotongan tumpeng erat kaitannya dengan masyarakat Jawa. 

Mungkinkah Risma ingin menunjukkan jati diri sebagai masyarakat Jawa yang memiliki sarat akan makna? Atau mungkin ini hanya kesalahan dari tim Bu Risma yang memilih waktu kurang tepat dalam memotong tumpeng? Hmm. (S85)


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Anas Urbaningrum: Anti-villain SBY?

Anas Urbaningrum telah bebas setelah jalani hukuman. Apakah Anas akan menjadi anti-villain setelah akhirnya bergabung ke PKN?

Sandiaga Akan Kembali ke Prabowo?

Sandiaga Uno telah pamit dari Partai Gerindra. Mungkinkah Sandiaga bertemu Prabowo Subianto kembali di masa depan?

Jokowi-Ganjar Makin Mesra?

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengunggah momen kebersamaan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat duduk satu mobil ketika sedang kunjungan kerja ke Boyolali,...