HomeCelotehRahasia Sujiwo Tejo Untuk Luhut

Rahasia Sujiwo Tejo Untuk Luhut

“Sedang membatin, mereka yang tak mau menunda Pilkada dengan alasan tak ada yang tahu sampai kapan Covid-19 ini berakhir, apa tidak menganggap enteng Pak Luhut ya? Dapatkah kusimpulkan bahwa mereka tak yakin akan kemampuan Pak Luhut yang telah diberi wewenang khusus menangani Covid-19 ini?” – Sujiwo Tejo, Budayawan


PinterPolitik.com

Tarik menarik Pilkada 2020 emang tengah jadi persoalan yang pelik. Bukannya gimana-gimana ya, soalnya entah itu dilaksanakan atau ditunda, dua-duanya bakal ada konsekuensi persoalan yang harus dihadapi.

Ibaratnya kalau kata Syahrini “maju mundur syantik-syantik”, nah Pilkada 2020 itu “maju mundur sial-sial”. Uppps. Banyak epidemiolog emang memprediksi bahwa Pelaksanaan Pilkada 2020 akan melahirkan klaster jumbo yang akan membuat jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia menyentuh angka 1 juta.

Wih, ngeri cuy. Tapi, kalau Pilkada ditunda, maka akan ada kekosongan kekuasaan yang juga berpotensi melahirkan kekacauan di ratusan daerah. Kan, berasa makan buah simalakama. Dua pilihan sama-sama berat untuk dihadapi.

Mungkin hal itulah yang jadi alasan Presiden Jokowi memerintahkan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin koordinasi penanggulangan Covid-19 di 8 provinsi. Nah, gara-gara posisinya tersebut, Pak Luhut dianggap “berkuasa” atau bisa dibilang diperhitungkan segala kemampuannya untuk membantu menangani persoalan makin tingginya angka Covid-19.

Salah satu tujuannya tentu saja adalah agar Pilkada bisa dilaksanakan dengan lancar. Masalahnya, karena hal tersebut, banyak pihak kini menyimpulkan bahwa orang-orang yang menolak pelaksanaan Pilkada alias yang minta agar gelaran politik ini ditunda, adalah mereka-mereka yang tidak yakin dengan kemampuan Pak Luhut.

Salah satu orang yang berpendapat demikian adalah budayawan dan seniman senior, Sujiwo Tejo. Menurutnya, salah satu alasan orang-orang yang ingin agar Pilkada 2020 ditunda adalah fakta bahwa mereka tidak percaya pada kemampuan Pak Luhut. Ia menyebut bahwa orang-orang tersebut “menganggap enteng” kemampuan Pak Luhut.

Baca juga :  AS-Tiongkok Berebut Prabowo? 

Sepintas, pernyataan Mbah Tejo ini terlihat seperti “memuji” kuasa Pak Luhut yang nota bene adalah salah satu menteri paling powerful di kabinet Presiden Jokowi. Namun, rasa-rasanya kok kayak ungkapan ini semacam satire dari Mbah Tejo nih.

Soalnya, dengan banyaknya pihak yang menolak Pilkada, hal tersebut menunjukkan bahwa banyak orang tidak yakin dengan Pak Luhut – alias lebih besarnya, tidak yakin dengan kemampuan pemerintah menangani Covid-19. Dan jika banyak orang sudah tidak yakin, artinya ada masalah serius dengan kemampuan pemerintah menangani Covid-19.

Beh, sakti nih tembakannya Mbah Tejo. Terlihat memuji, namun sebenarnya mengkritik. Well, apapun itu, pemerintah emang kudu memperhitungkan secara jelas sih konsekuensi dari pelaksanaan Pilkada ini. Bagaimanapun juga, risiko yang harus dihadapi cukup besar.

Dan buat Mbah Tejo, bagi-bagi ilmunya dong Mbah. Hehehe. (S13)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Anomali PSI: Gagal Karena Kuasa Jeffrie Geovanie?

Kegagalan PSI untuk lolos ke parlemen pusat dalam dua gelaran Pemilu berturut-turut memang menimbulkan pertanyaan besar.

The Tale of Two Sons

Jokowi dan SBY bisa dibilang jadi presiden-presiden yang berhasil melakukan regenerasi politik dan sukses mendorong anak-anak mereka untuk terlibat di dunia politik.

Gemoy Effect: Prabowo Menang Karena TikTok Wave?

TikTok menjadi salah satu media kampanye paling populer bagi pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.