HomeCelotehKetua DPR Puan Jago Bertanya?

Ketua DPR Puan Jago Bertanya?

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani beberapa waktu lalu mengikuti kegiatan kunjungan kerjaPresiden Joko Widodo untuk meninjau vaksinasi pelajar di Serang, Banten. Puan pun bertanya pada siswa-siswi apa kegunaan vaksin.


PinterPolitik.com

Pada suatu hari di alternate universe Bumi-45, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani melakukan blusukan ke berbagai wilayah Indonesia. Bersama sosok yang kerap dianggap sebagian orang sebagai petugas partai PDIP, Joko Widodo (Jokowi), Puan membagi-bagikan sepeda kepada siswa-siswi yang ditemuinya kala blusukan. Syaratnya mudah, yakni harus bisa menjawab pertanyaan Mbak Puan dengan benar.

Melihat antusiasme siswa-siswi yang ditemuinya, jiwa entrepreneurial Mbak Puan pun bergejolak. “Bagaimana kalau kegiatan bagi-bagi sepeda ini kita buat menjadi kegiatan besar semacam Parlemen Muda-Mudi (alias Parlemen Remaja)?” pikir Mbak Puan.

Alhasil, Mbak Puan pun membuat sebuah kuis di televisi – bernama Kuis DPR-1 – yang menarik. Dengan sejumlah pertanyaan yang disusunnya, Mbak Puan pun memandu jalannya acara kuis tersebut – seperti yang dilakukannya kala melakukan blusukan bersama Jokowi di Serang, Banten.


Kuis DPR-1

Starring: Puan Maharani as herself

[Episode 1]

Puan: Baik. Selamat datang di Kuis DPR-1. Dengan ini, kuis ini saya buka.

(Puan mengetuk palu)

Puan: Kuis ini akan berjalan sesuai dengan arahan saya. Pertanyaan-pertanyaannya pun telah saya buat dengan berbagai tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Baik, kita mulai. Pertanyaan pertama, apa guna vaksinasi?

(Peserta 2 menekan bel)

Puan: Silakan, Peserta No. 2!

Peserta 2: Jawabannya adalah untuk menanamkan chip dalam tubuh setiap individu di dunia ini agar bisa dikendalikan oleh para elite global.

(Tet tot)

Puan: Salah! Jawabannya adalah agar kita tidak mudah tertular penyakit-penyakit berbahaya seperti Covid-19. Huh, ya sudahlah. Mari kita lanjutkan ke pertanyaan kedua. Jelaskan siapa Megawati Soekarnoputri!

Baca juga :  Megawati dan Tumbangnya Trah Soekarno 

(Peserta 1 menekan bel)

Peserta 1: Kakak Ibu Puan Maharani!

(Tet tot)

Puan: Waduh, jelas salah! Emangnya saya terlihat setua itu ya? Yang benar itu jawabannya adalah Ketua Umum PDIP. Beliau lah yang paling “berkuasa” dalam menentukan siapa calon presiden dari PDIP. Ya sudah. Lanjut saja. Sehubungan dengan PDIP tadi, siapa kira-kira calon presiden dari PDIP untuk tahun 2024 mendatang?

(Peserta 3 menekan bel)

Peserta 3: Jelas mudah ini jawabannya, Bu. Jawabannya adalah Pak Ganjar Prabowo!

(Tet tot)

Puan: Salah, salah, salah besar! Yang benar adalah Puan Maharani! Lagipula, namanya bukan Ganjar Prabowo tapi Ganjar Pranowo.

Peserta 3: Ya, habisnya saya sering dengarnya nama Ganjar atau Prabowo, Bu. Kalau nama Bu Puan sepertinya jarang muncul di berita-berita hasil survei.

Puan:Anak-anak zaman sekarang ya, aduh-duh! Ya sudah. Lanjut ke pertanyaan terakhir saja. Sudah kesal saya. Apa fungsi dari UU Cipta Kerja?

(Benny K. Harman menekan bel)

Benny:UU Ciptaker ini sebenarnya membuat rakyat kita su… (inaudible)

Puan: Ini lagi. Kenapa Pak Benny bisa ikut kuis saya? Sudah sudah. Karena kuisnya semakin ngelantur, saya matikan mikrofonnya. Wassalamualaikum.

Para Peserta: Waalaikumsalamwarah… (inaudible)


(A43)

Baca Juga: Belajar Politik Bersama Puan Maharani


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Jokowi Makin Tak Terbendung?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dirumorkan meminta jatah menteri dari pemerintahan Prabowo Subianto. Apakah Jokowi makin tak terbendung?

Prabowonomics: Jurus ‘Lompatan Katak’?

Program makan siang dan susu gratis ala Prabowo merupakan jenis school feeding program. Mungkinkah ini jadi kunci penting Prabowonomics?

Jokowi “Akuisisi” Golkar?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut ingin menempatkan orangnya menjadi ketum Golkar. Mungkinkah ini cara Jokowi "akuisisi" Golkar?