HomeCelotehHRS Masih Garang Setelah Bebas?

HRS Masih Garang Setelah Bebas?

HRS Masih Garang Setelah Bebas?

Habib Rizieq Shihab yang akrab disapa HRS bebas bersyarat setelah menjalani masa hukumannya selama satu tahun tujuh bulan.


PinterPolitik.com

Siapa yang tidak mengenal Habib Rizieq Shihab alias HRS? Ulama kharismatik yang juga mempunyai banyak pengikut ini, akhirnya bebas bersyarat dari Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri pada 20 Juli 2022 kemarin.

HRS masuk penjara pada Desember 2020. Jika dihitung secara keseluruhan, maka ia telah menjalani dua pertiga dari total masa hukuman. Terlepas hal ini sudah sesuai prosedur ataupun tidak, bebas bersyarat HRS tentunya menjadi atensi masyarakat. 

Anyway, kemungkinan muncul banyak pertanyaan publik terkait peristiwa ini. Pertanyaannya seperti: “Mungkinkah HRS masih tetap menjadi pengkritik pemerintah?” Atau: “Apakah HRS masih punya pengaruh yang kuat setelah bebas dari penjara?” 

Sebenarnya, jawaban dari pertanyaan di atas dapat dilihat dari konfrensi pers yang dilakukan oleh HRS baru-baru ini di mana ia menegaskan bahwa tidak akan mengkhianati para simpatisannya usai bebas bersyarat. Bahkan, ia siap melanjutkan revolusi akhlak yang sempat tertunda karena tersandung masalah hukum. 

Merespon hal itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengatakan bahwa ia berharap agar HRS dapat lebih bijaksana dalam berbagai tindakan maupun ucapannya di masa depan. Apalagi, dengan pengikut yang banyak, diharapkan juga mengarahkan agar mereka tetap bertindak positif dan sejuk. 

image 62
NU Muhammadiyah

Sahroni justru mengajak HRS untuk bersama-sama berjuang membenahi permasalahan di masyarakat dan menghilangkan hal-hal yang negatif itu. Jangan justru melawan dengan cara-cara yang membuat friksi di masyarakat. 

Respond Sahroni ini cukup masuk akal dan memang bijak. Ia paham bagaimana kekuatan kharisma dari HRS yang begitu besar. Sedikit memberikan konteks, besarnya jumlah pengikut Habib Rizieq paling tidak tercermin pada penyambutannya di Bandara Soekarno-Hatta sekembalinya dari Arab Saudi beberapa waktu lalu. 

Direktur Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul mengatakan bahwa kekuatan HRS tidak boleh dipandang sebelah mata, apalagi dengan banyaknya pendukung terhadap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu. Ini menjadi modal kekuatan politik yang dapat digunakan dalam kontestasi elektoral. 

Bahkan peristiwa dipenjaranya HRS membuka peluang munculnya simpati kepadanya. Bisa jadi peristiwa ini meningkatkan dukungan pengikut ataupun orang yang mengenal dirinya. Seolah secara psikologis, masyarakat digiring untuk mendukung orang yang tertindas.

Hal ini dapat dilihat juga dari cerita-cerita para pemimpin dunia yang tak semuanya melalui jalan yang mulus. Hal ini adalah konsekuensi dari mereka yang meniti jalan kekuasaan sembari memikul sebuah cita-cita mulia.

Soal penjara misalnya, hampir tak ada pejuang sejati yang tak pernah melaluinya. Mulai dari pejuang kemerdekaan, pejuang HAM, pejuang demokrasi, pejuang lingkungan, pejuang kesetaraan, dan lain-lain, kebanyakan rata-rata pernah singgah di hotel prodeo itu. 

Hmm, ngomong-ngomong soal penjara jadi teringat humor KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur saat bercerita kepada pemimpin Kuba, Fidel Castro. Ini kisah Gus Dur tentang tiga tahanan yang berada dalam satu sel.

Jadi, Gus Dur berkisah soal para tahanan yang saling curhat bagaimana mereka bisa sampai ditahan itu.

“Saya dipenjara karena saya anti dengan Che Guevara,” demikian kata tahanan pertama.

Tahanan kedua tak mau kalah, berucap dengan geram: “Oh kalau saya dipenjara karena saya pengikut Che Guevara!” Lirikan-lirikan pun permusuhan terjadi di antara kedua tahanan itu, diiringi tensi kata-kata yang makin sengit.

Di tengah perang mulut antara keduanya, mendadak mereka teringat tahanan ketiga yang belum ditanya.

“Woy, kalau kamu kenapa sampai dipenjara di sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan ketiga. 

Lalu, tahanan ketiga itu menjawab dengan nada yang pelan: “Karena saya Che Guevara.”

Mendengar guyonan Gus Dur itu, tiba-tiba Fidel Castro pun tertawa terpingkal-pingkal. Hehehe. (I76)


Politik Indonesia
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ganjar Punya Pasukan Spartan?

“Kenapa nama Spartan? Kita pakai karena kata Spartan lebih bertenaga daripada relawan, tak kenal henti pada loyalitas pada kesetiaan, yakin penuh percaya diri,” –...

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

“Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,”...

PDIP Setengah Hati Maafkan PSI?

“Sudah pasti diterima karena kita sebagai sesama anak bangsa tentu latihan pertama, berterima kasih, latihan kedua, meminta maaf. Kalau itu dilaksanakan, ya pasti oke,”...