HomeCelotehGatot Nurmantyo Sesakti Menkes Terawan?

Gatot Nurmantyo Sesakti Menkes Terawan?

Dulu digadang-gadang akan maju jadi capres di Pilpres 2019. Pernah ngritik pembelian senjata impor. Sering bicara soal proxy war dengan negara tetangga. Tapi kini, saat kasus virus berbahaya lagi menjadi konsen di mana-mana dan pemerintah serta pemuka agama meminta masyarakat menunda untuk berkumpul di rumah ibadat, Pak Gatot malah nyuruh sebaliknya. Hmmm.


PinterPolitik.com

Bicara soal Gatot Nurmantyo tentu akan membawa ingatan publik pada banyak memori. Mulai dari kopiah putih yang dikenakannya saat Aksi Bela Islam 212 pada penghujung 2016 lalu, hingga manuver politiknya yang berkunjung ke banyak partai politik jelang Pilpres 2019 lalu.

Gatot memang sosok yang istimewa. Dialah yang paling pertama bicara soal dugaan keterlibatan asing dalam Aksi 212. Dialah yang selalu menaruh curiga pada Amerika Serikat dan Australia sebagai dua negara yang paling punya kepentingan jika Indonesia kacau. Dia tak segan-segan juga mengambil sikap tegas pada dua negara ini.

Tak heran jika dirinya bahkan sampai ditolak masuk ke Amerika Serikat.

Beh, kalau sekelas Amerika Serikat aja udah nolak, bisa dibayangkan betapa kuatnya pengaruh politik seorang Gatot Nurmantyo.

Nah, selepas tak lagi menjabat, Pak Gatot masih sering mengundang perhatian, katakanlah lewat postingan-postingannya di media sosial.

Banyak hal positif yang memang disampaikan oleh jenderal yang namanya terinspirasi dari Pahlawan Nasional, Gatot Subroto itu. Namun, beberapa hari terakhir, Gatot justru dinilai secara negatif akibat ajakannya pada masyarakat untuk tetap meramaikan masjid dan melaksanakan shalat berjamaah.

Bukannya gimana-gimana ya, soalnya sekarang ini kan lagi ramai kasus virus corona alias Covid-19, sehingga membuat masyarakat dilarang untuk berkumpul dalam kerumunan. Banyak pemuka agama dan pengampu kebijakan – termasuk pemerintah – juga sudah memberikan arahan agar masyarakat untuk sementara beribadah di rumah masing-masing saja.

Imam Besar Masjid Istiqlal misalnya, telah menyebutkan bahwa tak ada shalat Jumat dalam dua pekan ke depan. Sementara pemimpin agama yang lain juga telah meniadakan aktivitas keagamaan di rumah ibadat dalam dua minggu ke depan.

Makanya, nggak heran nih Pak Gatot jadi dikritik oleh banyak pihak. Bahkan tak sedikit yang menyebut dirinya mencari panggung dalam kasus ini.

Hmm, tapi terlepas dari ajakannya keliru, intisari pernyataan Pak Gatot ada benarnya loh. Bahwasanya dalam situasi yang penuh kekalutan seperti ini, masyarakat memang sebaiknya harus lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri pada Yang Kuasa.

Tapi kok jadi malah mirip ya sama ajakannya Menteri Kesahatan Terawan Agus Putranto ya. Doi kan juga meminta masyarakat untuk selalu berdoa. Sayangnya, gara-gara suka ngomong gitu, Menkes Terawan jadi sering dikritik sama publik.

Lha, kementerian kesehatan kan harusnya lebih sering menggunakan pendekatan yang saintifik. Semoga nggak terancam ya pak jabatannya. Uppps. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.