HomeCelotehFahri Hamzah Geruduk Susi

Fahri Hamzah Geruduk Susi

“Oh iya itu pasti (kesejahteraan nelayan bangkit kembali setelah Edhy jadi Menteri) Bang, kalau dulu ya mohon maaf ya di zaman Menteri (Susi Pudjiastuti) sebelumnya, itu nelayan tuh banyak masuk penjara Bang, meskipun tetap ada yang sejahtera gara-gara menjadi penyelundup”. – Fahri Hamzah, Waketum Partai Gelora


PinterPolitik.com

Kasus korupsi yang terjadi pada Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo emang masih jadi perdebatan hangat dalam beberapa hari terakhir. Ini juga jadi semacam benturan antaran kubu pro ekspor benih lobster vs kubu anti ekspor benih lobster.

Kubu anti ekspor mengekor di belakang mantan Menteri KP Bu Susi Pudjiastuti yang berargumentasi bahwa ekspor benih lobster apapun alasannya tidak bisa dibenarkan dan merugikan negara serta masyarakat nelayan sendiri.

Sementara kubu pro ekspor adalah yang berusaha menjustifikasi posisi dan kebijakan yang diambil oleh Menteri Edhy Prabowo – yang pada titik tertentu justru malah terkesan berusaha mencari “pelarian” agar tidak dicap sepenuhnya salah.

Nah, salah satu sosok yang ada di kubu pro ekspor adalah mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Bahkan Fahri menyebutkan bahwa di eranya Bu Susi yang isinya penuh larangan terhadap nelayan – termasuk juga untuk menggunakan cantrang – isinya lebih banyak terlihat dalam konteks kriminalisasi terhadap masyarakat nelayan.

Hmm, tapi agak menggelitik juga sih apa yang dibilang sama Bang Fahri ini. Soalnya, terkesan doi seperti menggunakan alasan kepentingan para nelayan, namun sebenarnya doi punya kepentingan tersendiri loh di belakangnya.

Soalnya Bang Fahri punya perusahaan yang jadi salah satu pemenang izin ekspor benih lobster, sekalipun menurut pengakuannya ia lebih banyak mengalami kerugian. Iyess, Bang Fahri adalah salah satu komisaris dari PT Nusa Tenggara Budi Daya, perusahaan yang baru berdiri pada Mei 2020 lalu.

Baca juga :  Hasto dan Politik Uang UU MD3

Makanya nggak heran banyak yang jadi bertanya-tanya sama Bang Fahri, apakah beneran berbicara dari sudut pandang para nelayan, atau berbicara dari kepentingan pribadi nih? Uppps.

Berani juga tapi sih yang dilakukan oleh Bang Fahri. Soalnya, Bu Susi punya pendukung yang lumayan fanatik dan mendukung setiap program-programnya. Apalagi, secara logika emang apa yang diperjuangkan oleh Bu Susi juga bisa dijustifikasi, yakni terkait masa depan sektor perikanan nasional.

Hmm, bicara soal aksi geruduknya Bang Fahri bikin teringat kisahnya Tom, Jerry dan Spike di serial Tom and Jerry. Soalnya ada momen ketika ketiga “musuh bebuyutan” ini memutuskan untuk menandatangani perjanjian untuk berteman, eh ujung-ujungnya malah si Spike terkesan mengambil “keuntungan” dari pertemanan mereka.

Atas nama pertemanan, doi yang membagi makanan dan minuman misalnya, yang ujung-ujungnya terkesan lebih menguntungkan dirinya sendiri. Kayak seolah-olah memperjuangkan pertemanan, tapi sebetulnya kepentingan pribadi yang dikedepankan.

Hmm, semoga Bang Fahri nggak seperti itu ya dan tidak terlihat seolah-olah membela kepentingan rakyat, tapi sebenarnya kepentingan pribadilah yang diutamakan. Uppps. Pizzz bang. Hehehe. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.