HomeCelotehDiam-diam Anies Baswedan Berjaya

Diam-diam Anies Baswedan Berjaya

“Pembangunan fasilitas pejalan kaki di Jakarta selama 2 tahun ke belakang juga terbilang masif. Program-program berbasis pelibatan masyarakat seperti #JalanJakarta juga dilakukan untuk menciptakan jalan lingkungan yang lebih ramah”. – Fani Rachmita, Senior Communications & Partnerships Manager at ITDP Indonesia


PinterPolitik.com

Dalam salah satu penelitiannya, John Hayes – seorang profesor psikologi kognitif dari Carnegie Mellon University – berusaha untuk menjawab pertanyaan: “Berapa lama seseorang yang masuk dalam kategori top performers atau maestro bisa mencapai titik puncak kariernya?”

Let’s say Mozart, Picasso atau bahkan Kobe Bryant, berapa lama sebetulnya waktu yang mereka butuhkan untuk bisa menghasilkan karya-karya fenomenal ataupun mencapai  kemampuan fantastis di luar manusia pada umumnya?

10 years of silence alias 10 tahun dalam diam – demikian salah satu teori yang sempat dikemukakan oleh Hayes kala itu untuk menjawab pertanyaan tersebut, bahwasannya butuh waktu “diam” yang ia sebut 10 tahun untuk pada akhirnya menjadi seseorang dengan kesuksesan atau pencapaian tertentu.

Well, batasan 10 tahun itu bukanlah sebuah patokan mutlak, tetapi menjadi semacam simbol pentingnya proses untuk mencapai titik tertentu. Kata silence atau diam juga bukan berarti benar-benar diam dan tak melakukan apa-apa. Diam yang dimaksud adalah waktu persiapan atau kerja-kerja yang tidak banyak diperhatikan.

Nah, mungkin 10 years of silence ini sedang pula dialami oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ceritanya nih, DKI Jakarta baru dapat penghargaan sebagai peraih Sustainable Transport Award 2021. Penghargaan ini bukan main-main loh karena diberikan oleh lembaga-lembaga yang punya kredibilitas, termasuk beberapa lembaga di bawah Bank Dunia. IBRD dan kawan-kawanlah kalau nggak salah.

Penghargaan ini diberikan karena Jakarta dianggap mampu melakukan pembenahan dan integrasi moda transportasi. Adanya TransJakarta dan Jaklingko yang teritengrasi dengan MRT dan LRT memang membuat kemudahan transportasi bagi masyarakat semakin baik.

Baca juga :  Anies-Mahfud Perlu “Dikantongi” Prabowo? 

Selain itu, 2 tahun terakhir ini Anies sukses membenahi trotoar dan sarana pejalan kaki, serta juga fasilitas untuk pesepeda. Apalagi, dengan adanya Covid-19, masyarakat juga semakin banyak yang menggunakan sepeda.

Wih, salut deh buat Pak Anies. Akhirnya satu per satu kita mulai menyaksikan prestasi yang dicapai oleh mantan Mendikbud ini. Coba deh jalan-jalan ke daerah Kemang, Jakarta Selatan, pasti bisa lihat perbedaan yang mencolok dalam hal tata kelola fasilitasi pejalan kaki tersebut.

Hmmm, jadi makin kuat nih posisi politik Pak Anies. Ini jadi modal bagus loh buat maju di Pilpres 2024. Pertanyaan tinggal apakah 10 years silence alias waktu persisapan Pak Anies bisa bikin dirinya kayak Mozart, Picasso dan Kobe Bryant atau nggak. Atau Pak Anies beneran butuh 10 tahun alias 2 periode di Jakarta baru bisa membuktikan kemampuannya? Menarik untuk ditunggu. (S13)


Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Prabowo, Amartya Sen, dan Orde Baru

Program Makan Siang Bergizi (MBG) alias makan siang gratis yang kini sudah dijalankan oleh pemerintahan Prabowo Subianto nyatanya punya visi yang serupa dengan program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) yang merupakan program di era Orde Baru.

The Invincible Bahlil and The Philosopher King

Dengarkan artikel ini: Meski kerap dikritik dan dianggap kontroversial, nyatanya sosok Bahlil Lahadalia harus diakui jadi inspirasi bagi banyak orang. Meniti karier dari pelosok,...

Operasi Bawah Tanah Jokowi

Dalam beberapa bulan terakhir, dunia politik Indonesia diguncang oleh isu yang cukup kontroversial: dugaan keterlibatan Joko Widodo (Jokowi) dalam upaya mengambil alih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).