BerandaCelotehBerani Jokowi Copot Moeldoko?

Berani Jokowi Copot Moeldoko?

“Kalau pemerintah hendak memastikan sikap netralnya, bisa saja pemerintah (1) tidak mengesahkan pendaftaran pengurus ‘KLB’ tersebut & (2) Presiden angkat KSP baru untuk gantikan Moeldoko sebagaimana mestinya”. – Jimly Asshiddiqie, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi


PinterPolitik.com

Kisruh di Partai Demokrat udah berasa kayak konflik dalam sinetron Ikatan Cinta yang saat ini lagi digandrungi para ibu-ibu. Buat yang belum tahu, sinetron ini disiarkan oleh RCTI dan emang udah jadi “makanan” harian para penguasa remote TV.

Bayangkan, ada ibu-ibu yang bawa kompor dan penggorengannya ke depan TV biar bisa nonton sambil goreng tempe. Hadeh.

Tapi, nuansa serupa juga kini tengah terjadi pada Partai Demokrat. Konfliknya udah bikin orang goreng tempe sambil nonton TV. Bukan hanya karena serunya, tapi karena presenter Kompas TV yang kebingungan menengahi perdebatan antara Jhoni Allen dengan lawan debatnya yang dari kubu AHY.

Baca juga: Bukan Anies-Gibran, Mengapa Jokowi Dorong Pilkada 2024?

Itu presenternya sampai tepuk-tepuk tangan saking bingungnya. Hehehe. Susah emang kalau udah beda pendapat sampai ke akar-akarnya.

Nah, “konfliknya” makin sengit, setelah beberapa pihak bahkan meminta Presiden Jokowi mencopot Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko. Soalnya Pak Moeldoko dianggap tidak beretika dengan akhirnya “mau” menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang.

Salah satu yang meminta agar Moeldoko dicopot adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie. Pak Jimly juga minta pemerintah untuk tetap bersikap netral dalam menyikapi konflik ini.

Menurutnya, pemerintah bisa mengambil opsi untuk tidak mengesahkan hasil KLB Partai Demokrat di Deli Serdang yang mengesahkan Moeldoko sebagai Ketua Umum.

Sementara opsi kedua, pemerintah atau Presiden Jokowi bisa langsung memecat Moeldoko dari jabatannya sebagai KSP dan mencari penggantinya. Dua opsi itu digulirkan Jimly agar pemerintah tetap netral dalam menyikapi kisruh yang terjadi di Partai Demokrat.

Baca juga :  Demokrat Hattrick Tak Nyumbang Capres-Cawapres?

Hmm, opsinya kok ngeri-ngeri sedap ya kedengarannya. Terutama yang opsi kedua itu. Soalnya, kalau mecat Pak Moeldoko, bisa ada gejolak politik tersendiri yang bakal ditimbulkan juga. Ibaratnya maju kena mundur kena lah kayak judul film Warkop Dono Kasino Indro. Hehehe.

Yang jelas, pemerintah memang perlu mengambil sikap yang tepat dalam menanggapi konflik yang terjadi pada kasus Partai Demokrat ini. Soalnya, kalau salah langkah, bisa saja akan ada persepsi yang timbul di masyarakat terkait demokrasi dan distem kepartaian di negara ini.

Apalagi, status Pak Moeldoko kan bagian dari lingkaran utama kekuasaan Pak Jokowi. Jadinya makin rumit deh. Well, menarik untuk ditunggu gimana kelanjutannya. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

Sandiaga Akan Kembali ke Prabowo?

Sandiaga Uno telah pamit dari Partai Gerindra. Mungkinkah Sandiaga bertemu Prabowo Subianto kembali di masa depan?

Coldplay ke Indonesia karena Jokowi?

Band ternama asal Inggris, Coldplay, dikabarkan akan konser di Jakarta, Indonesia. Mungkinkah Coldplay akan sampaikan pesan untuk Jokowi?

Mencari Indonesian Dream di Piala Dunia U-20

Publik dihebohkan oleh pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Bagaimana mimpi pemain timnas U-20 untuk bermain?

Anas Urbaningrum: Anti-villain SBY?

Anas Urbaningrum telah bebas setelah jalani hukuman. Apakah Anas akan menjadi anti-villain setelah akhirnya bergabung ke PKN?

Kawaii, Mega-chan?!

Selain "janda", Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri juga kerap disebut "Mega-chan" di media sosial. Saatnya PDIP embrace budaya kawaii?

Kabinet Jokowi Penuh Geng UGM?

Persaingan kampus sudah berkembang bukan hanya pada lingkup akademis, melainkan juga politik. Hal ini terbukti dengan pernyataan Arsul Sani, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan...

Puan: The New ‘Taufiq Kiemas’?

Ketua DPP PDIP Puan Maharani bertemu dengan Ketum Nasdem Surya Paloh yang disebutnya sebagai "om". Apakah Puan the new 'Taufiq Kiemas'?

PDIP, Lu Itu Gak Diajak?

PDIP langsung menanggapi pertemuan ketum lima parpol (Gerindra, PKB, PPP, PAN, dan Golkar) yang munculkan wacana koalisi di 2024.

More Stories

Menuju Yusril vs Mahfud: Duel Profesor di 2024 Bukti Dahsyat Legal Logic?

Pilpres 2024 berpotensi menjadi ajang duel dua profesor hukum: Yusril Ihza Mahendra dan Mohammad Mahfud MD. Yusril disebut-sebut akan jadi cawapres Prabowo Subianto, sedangkan...

Propaganda Rusia di Pilpres RI 2024?

Publik mungkin masih ingat pernyataan Presiden Jokowi jelang Pilpres 2019 tentang “propaganda Rusia” yang digunakan oleh lawan politik untuk mengalahkannya di gelaran elektoral tahun...

Cak Imin Adalah Tanda Anies Menang?

Kebanyakan orang akan menganggap remeh Cak Imin. Pembawaannya yang sering tertawa-tawa membuatnya kerap tak dianggap sebagai sosok serius yang akan mengisi tampuk kepemimpinan nasional....