BerandaCelotehAnies Lampaui Level Jokowi?

Anies Lampaui Level Jokowi?

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) versi Ibu Kota atau DKI Jakarta. Apakah Anies telah lampaui level Jokowi?


PinterPolitik.com

Sudah jadi hal yang wajar apabila terdapat kontroversi, polemik, atau kasus, publik akan menjadi ramai membahas dan membicarakan. Biasanya, diskusi hingga perdebatan bakal terjadi tuh di antara berbagai elemen masyarakat.

Gosip selebriti, misalnya, kerap menjadi buah bibir di masyarakat Indonesia. Kala salah satu figur publik melakukan apa yang disebut sebagai ghosting – memutuskan hubungan secara tiba-tiba tanpa kabar, misalnya, publik dan warganet pun langsung ramai membicarakan hal tersebut.

Hal semacam ini sepertinya juga berlaku dalam hal politik dan pemerintahan. Pasalnya, baru-baru ini, muncul sebuah kasus korupsi yang juga jadi pembicaraan publik, yakni dugaan korupsi pengadaan lahan untuk program rumah susun (rusun) DP Rp 0 di DKI Jakarta.

Alhasil, mulai tuh muncul protes dan demonstrasi yang menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar menjelaskan perihal dugaan korupsi tersebut. Salah satunya datang dari sekelompok orang yang menyebut diri mereka sebagai Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) se-Jakarta. Nggak tahu juga sih benar apa nggak klaim mereka.

Tapi nih, setelah ramai isu tersebut, Pak Anies langsung menyiapkan sejumlah strategi lho. Salah satunya adalah strategi untuk membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ibu Kota yang bergerak di level Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Pak Gubernur juga akan menyiapkan sistem budgeting yang berbasis digital lho.

Baca Juga: Arti Anggrek Anies untuk Susi

Anies Mulai Terjun ke Medsos

Waduh, gercep (gerak cepat) juga nih, Pak Anies. Masa iya bisa bikin KPK versi sendiri? Hmm, nanti KPK yang asli di level nasional harus menindak kasus apa dong di Jakarta?

Baca juga :  Jokowi Jadi ‘Suhu’ Ganjar?

Ya, terlepas dari KPK yang sudah ada terlebih dahulu, KPK Ibu Kota ini katanya bakal menjalankan fungsi buat membantu Pak Gubernur dalam mengawasi dan memberantas praktik-praktik korupsi di DKI Jakarta. Kan, siapa tahu KPK Ibu Kota ini bisa membantu mengurangi tugas KPK yang asli karena praktik-praktiknya sudah diberantas duluan? Hehe.

Mungkin nih, manuver untuk membentuk KPK Ibu Kota ini bisa jadi warisan (legacy) dari Pak Anies untuk DKI Jakarta ketika sudah nggak menjabat lagi nanti. Ya, bisa dibilang ini juga menjadi bukti bahwa Pak Gubernur bisa tuh memberikan kebijakan yang responsif terhadap keluhan di masyarakat.

Hmm, kalau Pak Anies bisa begitu dengan KPK Ibu Kota, gimana dengan KPK yang asli di level nasional ya? Seingat mimin nih, KPK yang di level nasional ini malah menimbulkan banyak kontroversi ketika Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK) pada tahun 2019 silam.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala itu juga udah menerima berbagai aspirasi masyarakat yang ingin agar revisi tersebut dibatalkan lhoTapi nih, ternyata, oh, ternyata, Pak Jokowi tampaknya tetap jalan terus meskipun sudah banyak masukan agar beliau mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).

Hmm, kalau gitu, siapa nih yang lebih jago di bidang antikorupsi ya? Semua kembali ke banyak faktor sih. Kalau menurut kalian, gimana nihHehe. (A43)

Baca Juga: Di Balik Zeitgeist Digital Anies


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

Sandiaga Akan Kembali ke Prabowo?

Sandiaga Uno telah pamit dari Partai Gerindra. Mungkinkah Sandiaga bertemu Prabowo Subianto kembali di masa depan?

Coldplay ke Indonesia karena Jokowi?

Band ternama asal Inggris, Coldplay, dikabarkan akan konser di Jakarta, Indonesia. Mungkinkah Coldplay akan sampaikan pesan untuk Jokowi?

Safari Politik Prabowo Mulai dari Atas?

Momen Lebaran akhir April lalu rupanya digunakan Prabowo Subianto, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, untuk bersilaturahmi ke kediaman berbagai kolega dan temannya. Adapun beberapa tempat yang ia kunjungi adalah kediaman Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, Wiranto, AM Hendropriyono, dan lainnya. Apakah safari politik Prabowo berbalutkan sowan dimulai dari kunjungan ke para elite?

Rumor Reshuffle, Anies Akan Hilang Lagi?

April lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambahkan jabatan Wakil Menteri Kominfo (Wamenkominfo) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2023. Akibatnya, isu reshuffle kabinet pun kembali muncul. Mungkinkah ini jadi sentilan reshuffle selanjutnya pada Partai Nasdem, dan Anies?

Ganjar Perlu Branding Politik Baru?

Pada 21 April 2023, Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres) usungan partai. Padahal, baru Maret lalu, Ganjar mengalami blunder hebat akibat pernyataannya mengenai Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia. Karena itu, pantas kita pertanyakan, bisakah PDIP pertahankan titel king maker dengan capres pilihannya?

Anas Urbaningrum: Anti-villain SBY?

Anas Urbaningrum telah bebas setelah jalani hukuman. Apakah Anas akan menjadi anti-villain setelah akhirnya bergabung ke PKN?

Pemprov DKI Sakiti Odong-Odong?

“Aku naik odong odong aku naik odong odong aku senang ibupun turut gembira” – Adel, Naik Odong-Odong  PinterPolitik.com Pemprov DKI itu tiada hari tanpa mempercantik Jakarta. Saat ini,...

Puan: The New ‘Taufiq Kiemas’?

Ketua DPP PDIP Puan Maharani bertemu dengan Ketum Nasdem Surya Paloh yang disebutnya sebagai "om". Apakah Puan the new 'Taufiq Kiemas'?

More Stories

Perang Event: Sandiaga vs Erick

Perang event tampaknya sedang terjadi antara Sandiaga Uno dan Erick Thohir. Bila satunya andalkan Coldlplay, satunya lagi andalkan Argentina.

Anies Adalah Rival Ganjar?

Anies Baswedan dinilai sindir Ganjar Pranowo yang dianggap hanya lari-lari untuk posting foto. Apakah Anies jadi rival untuk Ganjar?

Plate Ditahan, Anies Wait-and-see?

Menkominfo Johnny G. Plate ditahan Kejagung akibat dugaan korupsi BTS. Lantas, bagaimana strategi yang diambil oleh Anies Baswedan?