HomeCelotehAirlangga ”Dijepit” JK dan PKS?

Airlangga ”Dijepit” JK dan PKS?

“Pak JK selalu dikaitkan, endorse Anies, kenapa nggak berat ke AH. Kalau kemudian Pak JK dikaitkan dengan endorse AH itu tidak lepas dari upaya upaya mencarikan mesin politik dan teman bagi Anies Baswedan untuk maju di 2024” – Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia


PinterPolitik.com

Baru-baru ini, mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla yang akrab disapa JK menyita perhatian publik terkait dinamika menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

JK secara mengejutkan melontarkan pernyataan bahwa ia mendukung pencalonan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres).

Tentu banyak pihak yang kaget karena, sejauh ini, JK selalu identik dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Bahkan, JK dianggap salah satu tokoh yang meng-endorse Anies dan juga merupakan mentor politiknya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno melihat kalau manuver JK yang memberikan dukungan kepada Airlangga Hartarto kemungkinan adalah upaya  untuk mencari “teman” bagi Anies.

Sedikit memberikan konteks, meski Anies di-endorse oleh Partai Nasdem, dan juga arah politik Partai Demokrat memberikan sinyal dukungan, termasuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, mereka tidak menutup kemungkinan untuk mendapat dukungan dari partai di luar tiga partai ini.

Anyway, jika kita simak pemberitaan belakangan, rupanya bukan hanya JK yang melakukan pendekatan ke Airlangga. PKS juga sedang membuka ruang komunikasi untuk mendekati Ketua Umum Partai Golkar itu.

Melalui kadernya, Ahmad Mabruri, PKS melihat potensi kriteria yang di idam-idamkan PKS, yakni kandidat yang mewakili nasionalis-religius – terwujud pada Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian itu.

Di atas kertas, posisi tawar Airlangga dan Golkar cukup besar. Bayangkan sebagai partai yang  menjadi runner-up pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Golkar sejauh ini dianggap motor di balik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

image 72
AHY-Anies, Duet Luar Lingkaran Kekuasaan?

Berandai-andai, jika mampu menarik Airlangga, manuver ini besar kemungkinan untuk menarik partai KIB lainnya, seperti Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Baca juga :  Anies-Ganjar dan Mereka yang "Geruduk" MK

By the way, manuver politik yang dilakukan oleh JK dan PKS kok seolah terkoordinasi ya? Kalau dipikir-pikir kok strategi mereka mirip dengan strategi pengepungan militer, yaitu strategi gerakan menjepit lawan.

Dalam taktik militer, gerakan menjepit atau pengepungan ganda adalah unsur dasar dari taktik militer yang telah digunakan hampir di seluruh peperangan.

Kedua sayap dari musuh diserang secara serentak melalui gerakan menjepit setelah pihak musuh telah bergerak maju ke barisan tengah dari pasukan. Ini pun digunakan ketika ingin membelah fokus lawan dalam sebuah benteng.

Roger Ames dalam bukunya Sun-Tzu The Art of Warfare mengatakan bahwa strategi pengepungan sering dipraktikkan oleh Sun Tzu ketika ingin menembus tembok pertahanan yang kokoh.

Dalam sejarah, kita juga mengenal Jenderal Hannibal dari Kartago yang dalam Pertempuran Cannae pada 216 SM menggunakan gerakan menjepit. Tercatat, ia orang pertama yang sukses menggunakan gerakan menjepit ini.

Variasi lain dari manuver ini juga sukses digunakan oleh Khalid bin Walid dalam Pertempuran Walaja melawan tentara Persia Sassania yang berjumlah lebih banyak.

Nah, kembali ke konteks JK dan PKS yang saat ini seolah melakukan manuver politik menjepit Airlangga, sebenarnya dapat ditafsirkan sebagai upaya untuk melakukan siasat persuasi agar Airlangga mempertimbangkan untuk ikut menjadi “teman” Anies jelas Pilpres 2024.

Hmm, keren juga ya jurus jepit menjepit ini. Kalau bahasa sehari kita, mungkin ini bisa disebut “dipepet” kali ya? Jadi kepikiran, setelah Airlangga, siapa lagi yang akan dijepit oleh para pendukung Anies? Hehehe. (I76)


Kelas Revolusi Baru, Jalan Nadiem Menuju Pilpres
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ganjar Punya Pasukan Spartan?

“Kenapa nama Spartan? Kita pakai karena kata Spartan lebih bertenaga daripada relawan, tak kenal henti pada loyalitas pada kesetiaan, yakin penuh percaya diri,” –...

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

“Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,”...

PDIP Setengah Hati Maafkan PSI?

“Sudah pasti diterima karena kita sebagai sesama anak bangsa tentu latihan pertama, berterima kasih, latihan kedua, meminta maaf. Kalau itu dilaksanakan, ya pasti oke,”...