HomeCelotehKhofifah Bikin Risma Babak Belur?

Khofifah Bikin Risma Babak Belur?

“Temen-temen lihat sendiri kan, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni. Jadi ini saya sendiri yang memohon kepada beliau. Kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu”. – Tri Rismaharini,  Wali Kota Surabaya


PinterPolitik.com

Jawa Timur emang lagi disorot banyak pihak terkait kasus Covid-19. Bukannya gimana-gimana ya, provinsi tersebut kini jadi yang kedua tertinggi menyumbang angka pasien positif Covid-19 di Indonesia. Hingga 28 Mei 2020 lalu, jumlah pasien di Jawa Timur menyentuh angka 4.313 orang.

Jumlah ini hanya kalah dari DKI Jakarta yang ada di angka 7 ribu lebih pasien. Persentase pertumbuhan jumlah pasien di Jawa Timur pun kini jadi yang paling tinggi di Indonesia. Sementara kota Surabaya sendiri jadi penyumbang jumlah terbesar pasien Covid-19 di Jawa Timur.

Mungkin hal itulah yang bikin sang wali kota, Tri Rismaharini jadi salah satu pemimpin daerah yang banyak disorot. Sebagai salah satu rising star tokoh nasional yang digadang-gadang akan jadi Gubernur DKI Jakarta – bahkan ada juga yang menjagokannya maju di Pilpres 2024 – Risma memang sedang mendapatkan ujian yang besar.

Apalagi, selama ini persepsi publik terhadap Bu Risma selalu positif. Makanya, konteks parahnya penanganan Covid-19 jadi pukulan tersendiri.

Sempat tuh ada juga curhatan dari seorang dokter di Surabaya yang mengeluhkan buruknya pelayanan dan bantuan APD serta perlengkapan kesehatan sejenisnya dari pemerintah untuk para petugas medis – sekalipun kemudian telah diklarifikasi. Yang jelas, boleh jadi gara-gara viralnya curhatan di media sosial tersebut baru kemudian bantuan-bantuannya mengalir.

Baca juga :  Pilpres Studios

Ditambah lagi, beberapa pihak bahkan sudah mulai menyebutkan bahwa faktor ketidaktertiban masyarakat Surabaya menaati protokol kesehatan membuat kota tersebut bisa saja menjadi seperti Wuhan. Wih, ngeri-ngeri sedap. Makin pusing nggak tuh Bu Risma.

Nah, nuansanya jadi mencekam setelah sehari yang lalu beredar video Bu Risma yang lagi marah-marah karena mobil bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk pengetesan spesimen virus Covid-19 dialihkan ke daerah lain. Pasiennya disebut menunggu sampai 5 jam untuk dijemput gara-gara itu.

Hmmm, belakangan kritik pun mengarah pada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Soalnya mobil tersebut diminta secara langsung oleh Risma ke Kepala BNPB Doni Monardo, namun malah diterimakan kepada Pemprov Jawa Timur.

Wih, pantesan aja Bu Risma jadi marah-marah. Keluar deh ciri khasnya doi yang emang terkenal galak. Uppps, dalam arti positif untuk kepentingan masyarakat loh ya.

Yang jelas nih, tingginya angka pasien Covid-19 di Surabaya memang menunjukkan bahwa sang wali kota tengah babak belur alias pusing tujuh keliling dan memang seharusnya jadi prioritas Pemprov Jatim juga.

Sama lah kayak kasusnya Pak Anies Baswedan di Jakarta yang emang dibikin pusing mengatasi persoalan Covid-19 ini.

Tapi menarik juga sih untuk melihat hasil akhirnya. Soalnya, kalau Bu Risma tiba-tiba lebih sukses mengendalikan penyebaran Covid-19 di Surabaya dibandingkan Pak Anies, bisa jadi tarung yang seru untuk Pilkada DKI Jakarta 2022 nanti, atau bahkan di Pilpres 2024 mendatang.

Wih, mari kita tunggu seperti apa hasilnya. Semangat selalu Bu Risma! Yang harus ditanyakan juga tuh Bu Khofifah. Kenapa sih nggak prioritaskan Surabaya? Uppps. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Baca juga :  Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.