HomeCelotehTarung Simbol Para Penguasa

Tarung Simbol Para Penguasa

Dalam sebuah pertempuran, simbol itu ibaratnya panji-panji infanteri: tidak banyak berbicara, namun mengungkapkan segalanya!


PinterPolitik.com

[dropcap]K[/dropcap]ata Pak Kristo – guru geografi Abdul di SMA dulu – simbol adalah bagian penting dari peradaban umat manusia. Setidaknya, itu salah satu hal yang diingat Abdul dari sekian banyak hafalan ibukota negara yang diajarkannya. Peradaban manusia mengalami perubahan yang signifikan sekitar 50 ribu tahun lalu ketika terjadi era ‘ledakan simbol’ (symbolic explosion).

Era itu menandai dimulainya perubahan yang besar dalam peradaban manusia.

Lalu, apa hubungannya penjelasan yang membosankan itu dengan situasi sekarang ini?

Lihat sendirilah di halaman depan koran pagi. Simbol politik itu sedang dipertontonkan oleh dua penguasa yang sama-sama berkuasa di ibukota!

Yang satu adalah Pakde sang pemimpin negara, sementara yang satu lagi adalah Bapak Guru yang jadi gubernur ibukota. Pertemuan keduanya beberapa hari lalu benar-benar mempertontonkan adu simbol politik.

Dari baju yang dikenakan misalnya, ada yang bilang Pakde menggunakan batik bermotif kapal kandas yang bisa diartikan sebagai perjuangan, namun ada juga yang bilang kalau motifnya itu adalah gunungan, yang berarti penguasa semesta. Kok gambar batik beda-beda versi sih, kayak quick count Pilpres 2014 aja!

Sementara itu, Bapak Guru menggunakan batik bermotif parang kusumo yang bisa diartikan sebagai simbol ketabahan atau – kalau dikenakan oleh pemimpin baru – bisa diartikan sebagai keteguhan untuk mencari jalan keluar.

Hmm, kalau dipikir-pikir, masuk akal juga sih. Bapak Guru kan mau ketemu Pakde salah satunya untuk membicarakan aksi timbun laut alias reklamasi yang bikin ribut itu. Sebagai pemimpin baru, tentulah ia mau mencari jalan keluar.

Mungkin kalau dikalimatkan, bisa berbunyi seperti ini: “Bos, tolonglah itu reklamasi dipikirkan lagi. Ane pusing ditagih janji sama para pendukung. Sementara yang nyinyirin banyak banget, eh di sisi lain yang ngembangin malah udah ketemu bos besar. Pusing jadinya ane”.

Baca juga :  Open House Terakhir Jokowi…

Sementara bagi Pakde, dengan simbol kapal yang dikenakannya mungkin ia mau bilang: “Bro, lu kudu berjuang lebih keras dah buat negosiasi. Hidup ini perjuangan bro”. Atau kalau gambar batiknya adalah gunungan: “Bro, lu cuma RI 3. Yang nentuin proyek itu tetap gua, penguasa semesta!”

Hadeh bapak-bapak, simbol aja diributin. Itu ganti rugi crane tumbang di negeri padang pasir gimana nasibnya?

Di tempat lain, proyek tol senilai Rp 2,9 triliun itu ambruk sebelum jadi! Wah, BPK dan KPK, audit dong!

Negara makin kacau! Untung bini gua lagi ke luar kota! Kalau kagak, bakal disuruh mandi terus tiap hari…

(S13)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Mungkinkah Prabowo Tanpa Oposisi?

Peluang tak adanya oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sangat terbuka.Ini karena beberapa partai yang awalnya menjadi lawan Prabowo-Gibran, kini sudah mulai terang-terangan menyatakan siap menjadi bagian dari pemerintahan.

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?