HomeCelotehPemerintahan Jokowi Makin Menakutkan?

Pemerintahan Jokowi Makin Menakutkan?

“Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yang berbeda dengan maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja dibuzzer habis-habisan, masalah pribadi diodal-adil”. – Kwik Kian Gie, ekonom senior 


PinterPolitik.com

Ada yang bilang saat ini kita bisa merasakan nikmatnya berbeda pendapat. Ada yang bilang saat ini kita bisa merasakan nikmatnya ikut demonstrasi di jalan-jalan. Tapi, ada juga yang bilang, berbeda pendapat dan berdemo boleh-boleh saja, asalkan tidak melawan pemerintah. Uppps.

Well, nggak ada yang salah juga sih kalau orang-orang pada bilang begitu. Soalnya, di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, banyak aktivis dan pengamat yang menyebutkan bahwa ruang-ruang kebebasan sipil memang makin banyak yang tergusur secara perlahan.

Konteks tergusurnya kebebasan itu bukan hanya terjadi di dunia nyata saja, tetapi juga di dunia maya alias di jagat internet.

Baca Juga: Inikah “Jebakan Batman” ala Jokowi?

Ini misalnya disampaikan oleh ekonom senior yang dulu pernah menjabat sebagai Menko Ekuin di era Gus Dur, Kwik Kian Gie. Doi menyebutkan bahwa dirinya belum pernah setakut ini menyampaikan kritik terhadap rezim. Soalnya, langsung diserang oleh buzzer-buzzer secara habis-habisan. Bahkan tidak sedikit yang membawa-bawa masalah pribadi.

Padahal, kritikan yang disampaikan bertujuan untuk kebaikan dan menjadi pilihan alternatif kebijakan. Wih, sadis lah.

Ini yang ngomong Pak Kwik Kian Giel oh. Doi udah lama berkiprah di panggung nasional, mulai dari era Soeharto hingga saat ini. Kalau doi bilang bahwa tak pernah setakut ini mengungkapkan kritik, berarti rezim Pak Jokowi lebih buruk dari rezim Pak Soeharto dong? Uppps.

Lha iya, rezim Soeharto kan dikenal sangat otoriter. Namun, Pak Kwik bilang nggak pernah tuh setakut sekarang. Hmm, emang buzzer-buzzer ini nakut-nakutin aja kerjaannya.

Baca juga :  The Presidents’s Sons: Didit vs Gibran

Nah, ngomongin soal buzzer, udah banyak loh yang mengkritik keberadaan para pegiat sosial media yang sukanya nyerang orang-orang ini. Ada yang bilang buzzer ini udah jadi kayak virus yang menginfeksi dunia politik dan demokrasi di Indonesia.

Wih. Tapi emang itu sih tujuan buzzer. Mengamankan kepentingan tertentu dengan cara mengacaukan opini publik di media sosial. Lha Bu Susi Pudjiastuti aja diserang ketika mengajak masyarakat untuk unfollow Abu Janda terkait ujaran kebencian.

Hmm, mungkin udah mulai perlu dipikirkan bagaimana caranya mengatasi ini. Biar demokrasi kita nggak jadi kayak rumah hantu. Yang makin lama makin gelap dan di dalamnya banyak hantu buzzer yang nyerang sana-sini. Uppps. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.