HomeCelotehVaksin, Penyelamat Jokowi Satu-satunya

Vaksin, Penyelamat Jokowi Satu-satunya

“Kami sangat mengharapkan masyarakat yang memiliki uang bisa membantu keuangan negara dengan melakukan vaksinasi mandiri alias tidak gratis”. – Menteri BUMN Erick Thohir


PinterPolitik.com

Vaksin Covid-19 kini berubah seolah jadi “komoditas” paling berharga. Ibaratnya seperti emas yang jadi primadona di awal-awal massa penjelajahan dunia, vaksin Covid-19 kini juga menjadi awal perubahan besar dalam peta ekonomi dan politik global.

Well, negara mana yang bisa memproduksi vaksin Covid-19 ini bisa dibilang akan mendapatkan power atau posisi yang cenderung lebih kuat dalam politik internasional. Makanya, Amerika Serikat alias AS dan Tiongkok kini jadi dua negara terdepan yang rebutan pengaruh lewat produksi vaksin tersebut.

Vaksin Covid-19 sendiri tidak hanya jadi solusi masalah kesehatan semata loh. Soalnya, ada efek lanjutan dari persoalan kesehatan itu terhadap masalah ekonomi. Bisa dibilang vaksin ini jadi paket lengkap solusi pandemi yang saat ini melanda dunia.

Buktinya bisa dilihat dari reaksi pasar saham ketika 1,2 juta dosis vaksin buatan Sinovac – perusahaan asal Tiongkok – tiba di Indonesia beberapa hari lalu. IHSG langsung meroket, pengusaha menyambut dengan antusias. Hmm, iya sih, kalau sudah ada vaksin, aktivitas ekonomi bisa kembali berjalan seperti sedia kala.

Makanya, banyak pihak yang menilai bahwa vaksin Covid-19 sangat mungkin menjadi penyelamat pemerintahan Presiden Jokowi. Produk tersebut akan menjadi akhir dari pandemi, sekaligus juga akhir dari kemerosotan ekonomi.

Secara politik, ini juga akan menjadi akhir dari gejolak dan kritik yang timbul, katakanlah dari mereka-mereka yang menyebut pemerintah tak mampu menangani dan mengontrol penyebaran virus serta ancaman kesehatan ini.

Baca juga :  Singapura 'Ngeri-ngeri Sedap' ke Prabowo?

Wih, berasa kayak ramuan obat untuk segala sakit nih. Seolah dengan adanya vaksin semua masalah akhirnya terselesaikan. Bukan begitu?

Well, tampaknya tak semudah itu, Ferguso. Soalnya, beberapa ahli ekonomi dan pengamat menyebutkan bahwa krisis ekonomi yang terjadi sepanjang pandemi ini sebetulnya punya masalah yang jauh lebih dalam.

Ada yang mengistilahkannya sebagai financial tsunami alias tsunami finansial untuk menjelaskan krisis yang berhubungan dengan tak selesaianya perbaikan struktural pasca krisis di periode sebelumnya, yakni di tahun 2008. Ini misalnya ditulis oleh penulis asal Jerman, Ernst Wolff.

Makanya, ada Covid-19 ataupun tidak, dunia tetap saja akan mengalami krisis, sekalipun level keparahannya mungkin berbeda. Dengan demikian, tak bisa serta merta mendiagnosis bahwa vaksin adalah kunci utama dan Covid-19 adalah masalah utama.

Ibaratnya kayak penyakitnya orang Indonesia: masuk angin. Setiap gejala pusing, mual atau kembung pasti selalu dianggap sebagai masuk angin. Makanya obat yang selalu dicari adalah T***k A***n. Taulah merek obatnya. Hehehe.

Padahal, tidak semua gejala sakit yang demikian adalah masuk angin. Bahkan orang yang kena serangan jantung juga sering kali salah dikira sebagai masuk angin karena gejalanya mirip.

Hmm, menarik untuk ditunggu kalau gitu, apakah vaksin Covid-19 benar-benar bisa menyelesaikan semua masalah. Semoga Indonesia nggak kena “serangan jantung” ekonomi ya. Uppps. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.