HomeCelotehStudi Beijing Amien vs Luhut

Studi Beijing Amien vs Luhut

“Sesungguhnya memindah Jakarta bukan karena menunggu studi Bappenas, tapi studi Beijing. Itu jelas sekali”. – Amien Rais


PinterPolitik.com

Perseteruan Amien Rais dan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan emang sudah jadi cerita yang terus berulang. Ibaratnya episode Tom and Jerry yang entah sudah ke berapa ribu.

Amien sama Luhut ini emang ibaratnya Tom dan Jerry yang sangat sering bermusuhan. Lalu, apakah mungkin mereka juga bisa berbaikan seperti Tom dan Jerry yang bisa berdamai di beberapa episode?

Tentu aja bisa dong. Tapi perdamaian itu ada kalau kepentingannya sama. Eaaa eaa. Emang politisi banget ya.

Sayangnya, hal itu mungkin belum akan terjadi dalam waktu dekat ini. Soalnya, Amien dan Luhut ada di kubu yang berbeda cuy.

Pak Luhut kan saat ini ada di kubu pemerintah dan menjadi sosok kunci di balik kekuasaan Pak Jokowi. Sementara Pak Amien adalah pihak yang kalah dari Pak Jokowi saat Pilpres 2019 lalu.

Jadi udah pasti bakal berantem terus.

Yang terbaru, Amien Rais bilang bahwa ibu kota baru yang akan dipindahkan ke Kalimantan adalah hasil studi dari Tiongkok.

Doi juga bilang bahwa rezim kekuasaan Jokowi juga akan berakhir dalam beberapa waktu singkat ke depan. Alasannya adalah karena kekuasaan Jokowi akan mencapai titik jenuhnya dan dengan sendirinya akan lengser.

Pendapat Amien inilah yang membuat Luhut sewot. Doi meminta Amien untuk tidak berkomentar hal-hal yang tidak dipahami oleh mantan Ketua MPR itu. Bahkan Luhut menganjurkan Amien untuk bertanya padanya saja soal hal-hal macam pertahanan negara yang tidak dipahaminya.

Beh, ini mah kode keras lagi nih. Publik tentu ingat beberapa waktu lalu keduanya juga sempat berseberangan terkait reklamasi teluk Jakarta. Amien waktu itu juga nyinggung-nyinggung soal kepentingan Tiongkok di balik proyek tersebut.

Hmmm, jadi curiga nih. Jangan-jangan Pak Amien ini emang lagi bangun pusat studi khusus tentang Tiongkok ya Pak? Segala sesuatu kok jadi dikaitkan semuanya dengan Tiongkok? Lama-lama semua hal dicap terjadi karena Tiongkok.

Kan kasihan, nanti anak-anak Indonesia jadi mikir soal Tiongkok semua sebagai sebab utama segala sesuatu.

Misalnya, ditanya mengapa matahari terbit di timur, jawabannya karena Tiongkok. Mengapa kalau kebanyakan makan telor gulung bisa sakit, jawabannya karena Tiongkok. Mengapa kalau tanding bola lawan kampung sebelah selalu kalah, jawabannya karena Tiongkok. Upppss. Hehehe.

Tapi, bisa jadi juga apa yang dibilang sama Pak Amien itu ada benarnya juga loh. Coba deh perhatiin peta OBOR-nya Tiongkok. Kan agak nyerempet-nyerempet ke wilayah utara Kalimantan kan.

Lalu, tengok deh daftar proyek yang ditawarkan ke pemerintah Tiongkok sama Pak Luhut pas KTT OBOR. Ada 13 proyek – dan yang paling banyak dalam daftar – berlokasi di Kalimantan bagian utara. Nggak jauh-jauh banget lah dari lokasi ibu kota baru.

Hmm, tapi apakah itu bisa berarti apa yang disebut Amien benar adanya? Nggak tau juga deh. Lagian, politisi-politisi senior sekarang pada kena SOT alias sindrom orang tua semuanya. Berantem mulu kerjaannya. Santuy bentar sambil ngopi lah opung-opung. Hadeh. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  Qodari, Jokowi's Man?
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.