HomeDuniaMenkes Malaysia: Tak Ada Penawar “VX”

Menkes Malaysia: Tak Ada Penawar “VX”

Kecil Besar

Dua perempuan asal Vietnam dan Indonesia, yang kemudian ditangkap dan ditahan Kepolisian Malaysia, mengaku  melakukan aksi tersebut sebagai bagian sebuah reality show di televisi.


pinterpolitik.com

KUALA LUMPUR – Menteri Kesehatan Malaysia Subramaniam Sathasivam mengemukakan, Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, meninggal dunia sekitar  15-20 menit setelah terkena zat beracun VX.

“Tidak  ada obat penawar bagi zat saraf VX dosis tinggi ini,” kata Menkes Sathasivam kepada wartawan di Kuala Lumpur.

Pihak PBB sudah menggolongkan VX sebagai senjata pemusnah massal. Satu tetes cairan beracun itu di kulit bisa menyebabkan kematian hanya dalam beberapa menit.

Seperti diberitakan, Kim Jong Nam meninggal dunia, Senin,13 Februari 2017,  setelah dua perempuan diduga mengusapkan zat berbahaya VX  ke wajahnya pada saat bersiap-siap check in di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur menuju Makau, tempat pengasingannya.

Dua perempuan asal Vietnam dan Indonesia, yang kemudian ditangkap dan ditahan Kepolisian Malaysia, mengaku melakukan aksi tersebut sebagai bagian sebuah reality show di televisi.

Kepada sejumlah pejabat KBRI Kuala Lumpur, Siti Aisyah (25), mengatakan, dia menerima honor 400 ringgit untuk mengusap wajah Kim Jong Nam dengan semacam baby oil sebagai bagian dari adegan acara reality show tersebut.

Doan Thi Huong, perempuan dari Vietnam, kelahiran 1988, juga mengaku dirinya tengah ambil bagian dalam sebuah acara televisi.

Polisi Malaysia dalam pernyataannya mengatakan, kedua tersangka sudah dilatih untuk mencuci tangan setelah selesai melakukan aksinya.

Beberapa pakar memperkirakan, keduanya mungkin mengusap wajah Kim Jong Nam dengan dua jenis elemen VX yang tak berbahaya, tetapi menjadi sangat mematikan ketika keduanya bercampur.

Terkait dengan pembunuhan Jong Nam, selain Siti Aisyah dan Doan Thi Huong, seorang pria berkewarganegaraan Korea Utara sudah ditahan. Setidaknya tujuh tersangka lain tengah dicari untuk dimintai keterangan oleh polisi, termasuk Hyon Kwang Song (44), Sekretaris Kedua di Kedutaan Besar Korea Utara di Kuala Lumpur.

Baca juga :  Veil of The Next World Order

Pada Minggu (26/2/2017), aparat Malaysia menyisir Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur untuk mencari jejak racun VX dan menyatakan tempat itu aman. Mereka juga tengah menganalisis sampel yang diperoleh di sebuah apartemen yang diyakini disewa para tersangka.

Sementara itu, Pemerintah Korea Utara sudah mengeluarkan pernyataan yang berisi bantahan keterlibatan negara dalam kasus tewasnya Kim Jong Nam. (Kps/E19)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

AHY Indonesia’s Next Chapter?

Nama AHY kini jadi salah satu komoditas politik yang diperhitungkan serius. Bukan tanpa alasan, dengan jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan serta sebagai Ketua Partai Demokrat, posisi AHY jadi salah satu kandidat kuat untuk jadi cawapres Prabowo di Pilpres 2029.

Negara Ini Korban Sesungguhnya Konflik India-Pakistan?

Tensi antara India dan Pakistan semakin memanas. Namun, mungkinkah korban sesungguhnya dari konflik kedua negara itu adalah negara lain?

Window Dressing Maruarar Sirait?

Maruarar Sirait dapat target berat wujudkan mimpi 3 juta rumah baru untuk rakyat. Namun, dengan berbagai tantangan dan kondisi yang ada, program-programnya terlihat jalan di tempat.

Teuku Umar, Surakarta, dan The Four Empire?

Kendati aktor politik prominen yang silih berganti adalah sebuah keniscayaan, terdapat empat poros kekuatan yang kiranya akan terus lestari di era kontemporer. Bagaimana itu bisa terjadi?

Prabowo’s Destroy “Vampire Castle” Mission?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Direspons kritik hingga skeptis, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 Tentang BUMN yang telah disahkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto...

no na dan Mimpi Besar Indonesian Pop

Debut girl group Indonesia, no na, menandai babak baru dalam perkembangan I-pop. Mungkinkah soft power dan diplomasi budaya Indonesia siap?

The Real Winner of Joki UTBK: Teknologi

Dari smartwatch hingga AI, teknologi kini digunakan untuk menipu dalam ruang ujian. Ujian bukan lagi soal belajar, tapi ajang kecanggihan kecurangan.

Ormas, The Necessary Power?

Diskursus mengenai organisasi kemasyarakatan dengan “genre” yang dinilai meresahkan seolah tak ada habisnya. Menariknya, eksistensi mereka dinilai memiliki simbiosis multiaspek tertentu yang membuatnya terus lestari dan harus diregulasi dengan cermat demi stabilitas nasional.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...