HomeCelotehJokowi-PDIP Pecah Kongsi?

Jokowi-PDIP Pecah Kongsi?

“Lagu ini hanyalah sepenggal kisah cintaku, cintai seseorang yang tak punya selera, dia meninggalkan aku untuk yang lebih jelek, juga tidak lebih baik”. – Duo Maia feat Cinta Laura, ‘Pengkhianat Cinta’


PinterPolitik.com

(Serial ‘Abdul dan Dirinya’, episode Dialog Cermin Politik)

[dropcap]S[/dropcap]aban hari berita di tivi memang lagi seru-serunya. Isu terbaru yang Abdul lihat menyebut akan ada pengkhianatan politik besar-besaran!

Busyet, emang ini kayak kisah film-film kolosal Romawi bangsanya Caligula dan Constantine The Great?

Jauh amat kali bro. Tapi bisa jadi sih. Soalnya ini menyangkut pemimpin negara dan pendukung politiknya. Emang jelang Pilpres 2019 ini pada ramai ngomongin koalisi dan dukung mendukung antara partai politik dan tokoh tertentu.

Kabar yang berkembang nih, katanya Presiden Jokowi bakal pecah kongsi sama si banteng PDIP!

Seriusan, Dul? Bukannya ikatan mereka udah kayak lagunya Sindentosca? Itu loh yang liriknya: “Persahabatan bagai kepompong, mengubah ulat menjadi banteng…”

Weh, ngerusak lagu orang aja kerjaan kau. Tapi bisa jadi sih, soalnya ulat kan identik dengan yang buruk-buruk ya. Kayak BLBI, e-KTP dan kawan-kawannya lah hahaha. Ampun bunda. Bunda Maia Estianti maksudnya loh, bukan bunda yang lain hehe.

Malah ngereceh Dul. Nggak lucu kali kalau dilaporin ke Polisi karena perbuatan tidak menyenangkan. Nangis darah sama Pak Polisi nanti kau.

Iya, iya, maaf hehe. Tapi ngomong-ngomong soal Polisi, menurut Abdul roman-romannya nih, pecah kongsi ini juga salah satunya gara-gara Pak Polisi loh. Itu loh, Pak Polisi yang namanya mulai muncul di berbagai lembaga survei jadi cawapres Pak Jokowi.

Lha, pakai disinggung-singgung segala lagi. Nggak takut kau? Lembaganya kan ngeri-ngeri sedap Dul. Mau diracun kau?

Iya, iya, maaf hehe. Tapi beneran kali. Katanya PDIP maksain Pak Polisi buat jadi cawapresnya Jokowi. Nah, partai koalisi dan Jokowi kayaknya nggak mau. Apalagi, Jokowi kan roman-romannya nggak mau lagi jadi petugas partai terus. Iya kali mau kerja terus kalau nggak naik pangkat. Kan kalau udah petugas partai 5 tahun, naik pangkat lah jadi penguasa partai gitu.

Baca juga :  Jokowi Makin Tak Terbendung?

Eh, hati-hati kalau ngomong Dul. Emang Jokowi darah biru? Darah pendiri bangsa gitu? Kan si banteng maunya cuma dipimpin yang bergaris keturunan pendiri bangsa. Bakal nggak ada jualan ideologi lagi kalau ganti keturunan.

Ah, namanya juga partai politik. Nggak ada ideologis-ideologisnya sekarang. Adanya pragmatis bro. Tapi menurut Abdul, kalau saling berkhianat gapapalah. Yang penting nantinya masyarakat dapat pemimpin yang amanah.

Seperti kata Ralph Waldo Emerson: “Pemimpin, kami inginkan seseorang yang akan menginspirasi kami untuk menjadi apa yang kami tahu dan apa yang kami bisa.”

Bukan korupsi! (S13)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.