HomeCelotehHabibie Tak Sekedar Kisah Cinta

Habibie Tak Sekedar Kisah Cinta

“Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup” – Bacharuddin Jusuf Habibie


PinterPolitik.com

Cinta. Sumpah, overrated sekali!

Cinta sudah jadi komoditas yang didramatisir, sehingga lebih menarik untuk menjadi konsumsi publik. Cinta sesungguhnya adalah buaian untuk memuaskan fantasi pembaca. Klise.

Namun, makna cinta seperti itu tidak datang dari Eyang BJ Habibie. Beliau merupakan pecinta terkenal yang dielu-elukkan kaum hawa dan beban bagi kaum adam. Kisahnya dengan Ibu Ainun telah ditayangkan, disaksikan, dibayangkan dan diidamkam. Yaelah.

Tidak diragukan lagi beliau merupakan pecinta sejati. Namun, definisi cinta dalam memandang warisan Habibie tidak sesempit itu!

Habibie sejatinya adalah seorang negarawan. Warisan terbesar Habibie bagi Indonesia bukan kisah cintanya dengan Ainun, namun baktinya pada negara. Nah, ini baru cinta dalam makna yang lebih luas wahai insan dimabuk asmara!

Kesal sekali saya ketika makam Pak Habibie dikerubungi orang-orang tak beretika yang memfoto serta meng-upload foto tersebut ke media sosial serta memberi caption tentang betapa mulianya cinta. EW! He is more than that, people.

Habibie merupakan seorang cendekiawan asal Pare-Pare yang bekerja di Jerman, kemudian dipanggil oleh pemerintahan Presiden Soeharto untuk memajukan industri dirgantara Indonesia. Kemampuannya kemudian mengantarkan beliau menjadi salah satu Wakil Presiden RI yang mendampingi Soeharto.

Namun, tidak pernah terpikirkan oleh Habibie, beliau akan menggantikan posisi Pak Harto. Mulailah “ujian nasional” bagi Habibie memimpin Indonesia.

Baca juga :  Ketua DPR, Golkar Lebih Pantas? 

Kompleksitas permasalahan Indonesia paska lengsernya Soeharto, membuat Habibie dalam memoarnya menjadi manusia “paling kesepian” dan “paling sendirian” dalam lingkungan yang sangat sibuk. Sampai sini, tolong jangan diartikan Pak Habibie tidak berdaya.

Beliau bangkit dan menyelesaikan tugas reformasi. Habibie sadar bahwa kekuasaanya yang disokong Golkar sangat besar dan menurutnya merugikan obyektivitas pimpinan nasional dan kualitas reformasi. Beliau pun memutuskan untuk mereformasi Golkar. Manuver yang berani, di tengah oposisi yang mengintai.

Berikutnya secara rasional beliau menyelesaikan permasalahan Timor Timur yang membuatnya dipuja oleh masyarakat negara tersebut, sekaligus dikutuk sebagai pemimpin yang lemah oleh masyarakat Indonesia. Untuk mengurangi beban reformasi, Habibie memang memenuhi keinginan rakyat Timor Timur.

Habibie bukan semata cerminan cinta, namun rasionalitas dan integritas dalam kekuasaan di tengah situasi yang kompleks.

Karena inilah yang harus diingat dan diteruskan. Bukan kisah cinta yang didramatisir untuk kesenangan publik. (M52)

 

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Gerindra-PKS Tega Anies Sendiri?

“Being alone is very difficult.” – Yoko Ono PinterPolitik.com Menjelang pergantian tahun biasanya orang-orang akan punya resolusi baru. Malah sering kali resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum...

Ada Luhut, Langkah Bamsoet Surut?

“Empires won by conquest have always fallen either by revolt within or by defeat by a rival.” – John Boyd Orr, Scottish Physician and...

Balasan Jokowi pada Uni Eropa

“Negotiations are a euphemism for capitulation if the shadow of power is not cast across the bargaining table.” – George P. Shultz PinterPolitik.com Sekali-kali mari kita...