HomeCelotehCincang Cincong Soal Narkoba

Cincang Cincong Soal Narkoba

Dulu katanya mau bangun sel tahanan yang dikelilingi binatang buas! Sekarang, sipir tahanan mau dicincang! Tapi, kok persoalan senjata – eh maksudnya narkoba – nggak kelar-kelar ya, Om?


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]A[/dropcap]h, koran pagi ini menaikkan tajuk tentang hukuman seberat-beratnya bagi petugas lapas yang terlibat narkoba. Bahkan, bila perlu hukumannya dicincang di depan umum! Lalu, sekalian dijadikan makanan buaya! Sadis amat, Om!

Beberapa waktu belakangan, memang persoalan narkoba sedang menjadi penghias utama berita-berita surat kabar dan televisi. Bahkan, badan anti narkoba seolah menjadi artis top papan atas di antara lembaga negara yang paling sering mendapatkan perhatian publik.

Tapi, cincang cincong narkoba ini kok seolah menutupi persoalan lain yang sempat mengemuka beberapa waktu lalu, ya. Itu loh, tentang badan narkoba yang katanya membeli senjata canggih nan ajaib yang punya peluru berdaya jelajah sampai 2 kilometer! Itu gimana ya kelanjutannya, Om?

Padahal, publik kan menanti-nanti jawaban – kayak lagunya Padi (bukan tanaman) – mengapa badan anti narkoba perlu senjata canggih yang katanya TNI saja tidak punya senjata seperti itu. Sehebat itu kah perang melawan para pengedar narkoba? Duterte sekalipun kayaknya nggak pake senjata secanggih itu deh, Om.

Ribut-ribus soal senjata itu juga ada hubungan loh sama pegawai badan anti narkoba yang tewas tertembak senjata api. Katanya itu senjata api miliknya sendiri. Padahal, pegawai ini bekerja di bagian rehabilitasi. Kok bisa punya senjata, ya? Katanya ia juga pernah mengancam seorang tukang roti, katanya: ‘saya aparat, saya punya pistol!’

Eh, malah nyawanya sendiri yang berakhir di ujung senjata itu!

Cincang cincong soal narkoba memang penting. Tapi, soal senjata yang waktu itu juga tidak kalah penting loh, Om.

Wong itu petugas KPK pernah ditahan karena soalan senjata kok. Itu loh, yang sampai mukanya harus disiram air keras, dan sekarang masih di Singapura. Hmm, kenapa Singapura, ya? Apa memang negara ini paling aman sampai-sampai semua harus ke sana?

Jangan kan petugas KPK, nyimpen duit korupsi pun di Singapura! Eh?

Cincang cincong soal narkoba memang penting. Soal gedung kantor – yang kata jenderal atasan harus pindah – memang juga penting. Tapi, yang soalan senjata jangan dilupakan loh!

“Woi, Dul! Bengong aja kerjaan lu kalau baca koran! Mandi dulu sana, badan lu bau duit pajak, yang ditarikin secara kejam dari rakyat kecil, tapi nggak dinaik-naikin di perusahaan-perusahaan yang bikin orang kena kanker paru-paru! Ingat loh, bengong dapat menyebabkan gangguan janin dan kanker paru-paru!” Eh?

Di tempat lain, dua elit politik itu lagi ketemuan di luar negeri! Nginap di satu hotel pula! Hmm, apa yang dibicarakan ya?

Sementara itu, ada yang narik pajak sampai bawa-bawa nama Tuhan! “Tuhan aja bayar pajak!” begitu katanya. Hati-hati: penodaan agama!

Iya, Om. Tau yang lagi mau dapat setoran besar dari duit 19 triliun milik orang Indonesia yang katanya ditansfer dari Inggris ke Singapura karena takut dilacak!

Ahay, pemirsa! Ini negara apa, sih?

(S13)

 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.