HomeTerkiniApresiasi Dari Sebuah Kesabaran Petugas Polantas

Apresiasi Dari Sebuah Kesabaran Petugas Polantas

Satu hal yang seharusnya membuat ia marah adalah ketika simbol pangkat yang sudah ia perjuangkan selama ini dirobek dengan ganasnya oleh wanita itu. Sebuah penghinaan atas harga diri seorang polisi yang tidak di indahkan.


pinterpolitik.com  Kamis, 15 Desember 2016.Melindungi, Mengayomi dan Melayani,” begitulah motto dari Kepolisian Republik Indonesia. Kalimat tersebut seakan tercermin oleh sosok Aiptu Sutisna, seorang Anggota Satuan Patroli dan Pengawalan (Patwal) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya yang berbadan besar dengan sabarnya mengatur padatnya lalu lintas di Jalan Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Tepat pukul 06.00 WIB, di depan Sekolah Santa Maria ia bersama rekannya, Bripda Sudiro, dari Satgattur Ditlantas Polda Metro Jaya mengurai kepadatan kendaraan yang menumpuk karena bertepatan dengan jam masyarakat berangkat bekerja, selain itu juga dikarenakan adanya galian gorong-gorong yang membuat jalan menjadi sempit.

Suara bising klakson dan gumpalan asap knalpot tidak membuat dirinya beranjak. Sekali lagi demi sebuah tugas untuk mengabdi kepada masyarakat, ia pun rela berpeluh keringat dan penuh sabar mengatur lalu lintas yang padat.

Sekitar pukul 09.00 WIB terlihat mobil Daihatsu Xenia putih datang menghampiri dan berhenti di dekatnya berdiri. Karuan saja hal tersebut membuat kemacetan bertambah lagi. Ia pun hendak menghampiri pengendara mobil tersebut, namun baru selangkah ia beranjak, si pengendara mobil tersebut membuka kaca kirinya.

Seorang wanita paruh baya duduk dibalik kemudi dan tanpa basa basi wanita itu berteriak lantang dengan kata makian yang tidak sopan. Cuaca panas, asap knalpot dan debu jalanan ditambah bisingnya suara kendaraan yang berbaur pagi itu bisa saja membuat ia tersulut emosinya karena perkataan kasar wanita tersebut.

Kerut wajahnya menunjukan emosi yang ditahan, geram, tangannya mengepal kencang namun ia lebih memilih bersabar mendapat caci maki dari wanita itu. Ia lalu mem-foto nomor polisi mobil tersebut dengan handphone-nya tapi itu malah semakin menyulut emosi si wanita itu dengan mengambil dan membanting handphone sambil mencakar tubuhnya.

Satu hal yang seharusnya membuat ia marah adalah ketika simbol pangkat yang sudah ia perjuangkan selama ini dirobek dengan ganasnya oleh wanita itu. Sebuah penghinaan atas harga diri seorang polisi yang tidak di indahkan.

Waktu pun berlalu, si pengendara mobil itu pun pergi setelah puas “menganiaya” dirinya. Sebuah pekerjaan yang berat sebagai seorang polisi di lapangan. Penuh kesabaran demi menjaga integritas seorang polisi yang ingin melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.

Peristiwa tersebut akhirnya terdengar sampai telinga Kapolda Metro Jaya, Irjen Mochamad Iriawan, beliau bangga terhadap anggotanya yang tetap sabar meski ditarik dan dibanting teleponnya. Menurut Kapolda Metro Jaya, Irjen Mochamad Iriawan, Aiptu Sutisna bukan sembarang polantas, melainkan polisi yang mempunyai pengendalian diri dan emosi yang baik.

Akhirnya kesabaran seorang Aiptu Sutisna membuahkan hasil yang membanggakan, bukan hanya untuk dirinya tetapi juga untuk institusi polisi se-Indonesia. Buah dari kesabaran tersebut di apresiasikan dalam bentuk sebuah penghargaan berupa piagam yang diberikan langsung oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Mochamad Iriawan .

Melindungi, Mengayomi dan Melayani, kalimat yang selalu dipegang teguh oleh Aiptu Sutisna.

Terus semangat dalam bertugas dan buatlah kami bangga. (NAA)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...